Ilmu Administrasi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang masih muda usianya dibanding dengan ilmu lainnya. Nanti pada
akhir abad ke-19, ilmu ini muncul ditengah-tengah ilmu pengetahuan lainnya yang
telah ada. Meskipun pengetahuan ilmu Administrasi ini baru saja berkembang,
namun jauh sebelumnya sudah ada persoalan Administrasi, yakni semenjak manusia
hidup disamping manusia lainnya.
Seperti
diketahui bahwa selama hidup seseorang lebih banyak berada dalam saling
pengaruhnya dengan orang lain daripada hidup menyendiri. Pada dasarnya orang
tidak mampu hidup sendiri. Hampir sebagian besar kebutuhannya hanya dapat
terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Hal ini
terutama sekali disebabkan karena orang menghadapi pembatasan-pembatasan dalam
usaha mencapai kebutuhannya(Sutarto, 1979).
Mengenai
pembatasan-pembatasan yang dihadapi orang dalam usaha memenuhi kebutuhannya, Chester
L. Barnard mengemukakan sebagai berikut :
Pembatasan-pembatasan
pencapaian Tujuan adalah akibat 2 macam faktor, yaitu :
1.
Pembawaan biologis atau kemampuan seseorang.
2.
faktor-faktor fisik lingkungan.
Sebagai contoh, ambillah kasus
sederhana tentang sebuah batu yang terlalu besar untuk dipindahkan oleh
seseorang. Ini dapat dinyatakan sebagai “batu terlalu besar bagi orang “ atau “
Orang terlalu kecil dibanding dengan batu “. Dalam pernyataan pertama kami
mengatakan bahwa pembatasan terletak pada fisik lingkungan dari orang, dalam
pernyataan kedua kami menyatakan bahwa pembatasan terletak pada kekuatan
biologis orang, tetapi jelas pembatasan ada dalam keseluruhan situasi (Sutarto,1979).
Menurut Sutarto, keterbatasan seperti itu dapat dihilangkan
apabila yang memindahkan batu lebih dari seseorang.
Demikian pula halnya kebutuhan
seseorang yang besar dan berat, untuk dapat memenuhinya maka timbul keharusan
pada orang itu bekerjasama dengan orang lain. Dengan demikian terjadilah usaha
kerja sama.
Dari segenap proses penyelenggaraan
usaha kerja sama manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya atau tujuannya,
telah umum dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan dengan suatu istilah “
Administrasi “.
Sudah pasti bahwa usaha kerja sama
manusia seperti yang telah dikemukakan diatas telah ada sejak zaman dahulu kala
misalnya, kerja sama manusia membangun Taman tergantung di Babilonia, Piramid
di Mesir, Tembok Raksasa di Cina, Candi
Borobudur di Indonesia dan lain-lain.
Jadi Administrasi itu telah ada
sejak adanya sekelompok manusia di bumi ini yang bekerja bersama-sama karena
dorongan oleh faktor keinginan maupun faktor keharusan untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan-tujuannya.
Administrasi sebagai suatu ilmu,
meskipun masih muda usianya, namun karena bersifat “aplied science” atau ilmu
yang bersifat terapan dalam kehidupan sehari-hari, maka memungkinkan ilmu ini
berkembang dengan cepat seirama dengan kemajuan zaman, kebudayaan dan
teknologi. Tetapi, sekalipun ilmu
Administrasi bersifat terapan yang dapat mempermudah kehidupan manusia, belum
tentu dengan sendirinya dapat memenuhi harapan masyarakat bila mana ilmu ini
tidak aktif dikembangkan dan di bina sepanjang masa sesuai tuntutan masyarakat.
Ilmu Administrasi lahir karena
dibutuhkan oleh masyarakat, dan lahirnya ilmu ini tidak dengan sendirinya
tetapi melalui perjuangan yang cukup lama oleh para pencintanya. Selanjutnya
agar ilmu ini dapat berkembang sepanjang masa dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, maka ilmu ini memerlukan pembinaan dan pengembangan. Sudah pasti
bahwa orang-orang yang menjadi pembina dan pengembang ilmu administrasi ini
adalah orang-orang yang telah menspesialisasikan dirinya dalam bidang ilmu
administrasi, berikut orang-orang yang membutuhkannya atau masyarakat pada
umumnya.
Memang masih ada berbagai masalah
yang dihadapi dalam mengembangkan dan membina ilmu administrasi ini, terutama
di Indonesia, dimana ilmu administrasi belum lama dikenal baik pada perguruan
tinggi maupun pada lembaga-lembaga pendidikan rendah, begitu pula dikalangan
masyarakat umum.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi
dalam usaha pembinaan administrasi yang perlu mendapat pemecahan antara lain :
1.
Masih dijumpainya beraneka ragam arti administrasi dalam
literatur, begitu pula penggunaannya dalam percakapan sehari-hari.
2.
Persamaan istilah dan persesuaian paham tentang isi yang
terkandung dalam suatu istilah masih menjadi persoalan pula. Misalnya istilah “Administration”
dan “Management” masih sering dikacaukan oleh sebagian penulis Amerika,
kedua istilah ini disamakan artinya.
3.
Adanya keanekaragaman istilah terjemahan untuk sesuatu
istilah asing misalnya istilah “Management” di Indonesia menjadi :
l Kepemimpinan oleh
Lembaga Administrasi Negara.
l Ketatalaksanaan oleh
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
l Manejemen oleh Balai
Pembinaan Administrasi Universitas Gajah Mada.
l Pembinaan oleh
Departemen Hankam
4.
Kedudukan Ilmu Administrasi sebagai suatu ilmu yang
berdiri sendiri dan tempatnya dalam ilmu pengetahuan serta cabang-cabang.
Disamping masalah-masalah tersebut
diatas, maka salah satu faktor yang belum memungkinkan kelancaran perkembangan
ilmu administrasi di tanah air kita ini, ialah masih kurangnya ahli dalam
bidang ilmu ini yang sungguh-sungguh bersedia menjadi pengembang dan pembina
ilmu ini.
Dewasa ini semakin terasa pentingnya
peranan administrasi dalam usaha-usaha kerja sama manusia termasuk dalam usaha
melancarkan pembangunan nasional.
Berbagai pengalaman dalam
usaha-usaha pembangunan yang telah dilaksanakan dan tidak ditunjang dengan
kemampuan administrasi yang baik, telah mengalami kegagalan-kegagalan dan
kemacetan-kemacetan. Tidak terdapatnya kaitan antara perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, disebabkan oleh lemahnya kemampuan administrasi yang
dimiliki.
Pada dasarnya manusia dalam berusaha
mencapai sesuatu tujuan selalu menghendaki hasil yang lebih besar, dengan
pengorbanan yang lebih kecil atau murah. Hal yang demikian hanya bisa dicapai
apabila manusai di dalam usahanya itu menerapkan asas efisiensi. Dengan kata
lain ia harus mengadministrasi usahanya sebaik-baiknya agar usahanya itu
memberikan hasil yang maksimal.
Betapa pentingnya administrasi dalam
usaha kerja sama manusia ini, dapat dilihat dari beberapa pendapat dari para
ahli di bawah ini :
1.
Charles A. Beard berkatakan bahwa “ tidak ada satu
hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari Administrasi.
Kelangsungan hidup pemerintah yang berdab dan malahan kelangsungan hidup dari
peradaban itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan kita untuk membina
dan mengembangkan suatu filsafat Administrasi yang mampu memecahkan
masalah-masalah masyarakat modern (Siagian,1977).
2.
Prof. Dr.Mr. Prajudi Atmosudirdjo, dalam bukunya “Office
Management” mengatakan bahwa, “Tidak ada didunia ini orang yang mencapai
sukses besar jikalau dia hanya pandai bekerja sendirian, dia harus pandai
bekerja sama dengan orang lain. Dengan kata lain dia harus pandai organisasi,
management, dan tata usaha” ( Dinyatakan
beliau bahwa organisasi, management, dan juga tata usaha adalah kandungan
daripada Administrasi ). (Atmosudirdjo,1975).
3.
Dr.S.P. Siagian MPA. (1977) dalam bukunya “Filsafat
Administrasi“ mengatakan pula bahwa “
Memang sesungguhnya abad sekarang ini adalah abad administrasi. Abad
Administrasi karena keputusan dibidang politik, ekonomi, kebudayaan, militer
dan lain-lain hanya akan ada artinya apabila keputusan tersebut terlaksana
dengan efisien dan ekonomis”.
Apabila dianalisis pendapat
ahli-ahli tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha kerja sama
apapun yang dilakukan oleh manusia mulai dari yang paling sederhana sampai pada
usaha-usaha yang paling besar dan kompleks, baik usaha itu dilakukan oleh
swasta maupun yang dilakukan oleh negara atau pemerintah seperti usaha-usaha
dibidang pembangunan nasional, hanya dapat berhasil dengan sukses apabila
ditunjang oleh kemampuan administrasi yang baik.
BAB II
PENGERTIAN ADMINISTRASI
A. Administrasi Secara Etimologis
Secara etimologis perkataan Indonesia “Administrasi” yang
bahasa Inggrisnya “Administration”, berasal dari kata Latin, yaitu : “Ad
+ ministrare” dan “Administratio”. Ad + ministrate
berarti melayani, membantu atau memenuhi (The Liang Gie, 1965). Sedangkan Administratio berarti
pemberian bantuan, pelaksanaan, pimpinan, dan pemerintahan. (Atmosudirdjo,
1986)
Jadi, Administrasi pada hakekatnya adalah
usaha untuk menolong, usaha untuk membantu, usaha untuk memimpin atau
mengarahkan semua kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
B. Administrasi dalam Arti Sempit
Perlu dipahami bahwa istilah Administrasi di
Indonesia masih sering dipakai dalam arti “Tata Usaha”. Pengertian yang
demikian ini merupakan warisan dari zaman penjajahan Belanda. Pada zaman
penjajahan Belanda dahulu, istilah
Belanda “Administratie” disalin kedalam Bahasa Indonesia menjadi
“Administrasi”.
Administratie dalam Bahasa Belanda ini pada umumnya
diartikan sebagai “Elke steiselmatige ordening en schriftelijke vastlegging
van gegevens, samengesteld met het doel een overzicht van deze gegevens te verkrijgen in hun geheel en hun onderling
verband “. (Setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan
pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar
mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya
satu sama lain) (The Liang Gie,1972). Sebenarnya pengertian
administratie yang demikian baru merupakan salah satu aspek cakupan istilah
administratie. Karena masih ada dua aspek lainnya yang merupakan cakupannya,
yakni: “bestuur” atau manajemen dari kegiatan-kegiatan organisasi, dan “beheer”
atau manajemen dari sumber-sumber daya seperti: finansial, personil, materiil,
gudang, dan sebagainya. Hanya saja yang lebih populer di kalangan bangsa
Indonesia sebagai pihak yang dijajah ialah pengertian administratie dari aspek tata usaha. (Atmosudirdjo,1986)
Jadi, pengertian Administratie yang dikenal
luas di Indonesia ialah tata usaha.
Oleh karena itu, sampai sekarang di Indonesia istilah “Administrasi” masih
sering diartikan sebagai tata usaha atau pekerjaan tulis-menulis,
catat-mencatat pelbagai keterangan.
Pengertian Administrasi sebagai kegiatan
tulis menulis, catat-mencatat pelbagai keterangan itu , dijelaskan oleh Harris
Muda Nasution dalam bukunya “ Kursus Pengetahuan Administrasi “, sebagai
berikut :
“ Dalam arti yang sempit bahkan pengertian
sehari-hari, maka Administrasi artinya adalah tata usaha. Tata usaha ialah
suatu pekerjaan yang sifatnya mengatur segala sesuatu pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan tulis-menulis, surat-menyurat dan mencatat /
membukukan setiap perubahan atau kejadian yang terjadi di dalam organisasi.
(The Liang Gie,1972)
Arifin
Abdulrachman (1971) mengemukakan pula bahwa, Administrasi
dalam arti tata usaha kegiatannya meliputi penerimaan surat, penyimpanan surat,
korespondensi, penduplikasian, penctatan-pencatatan pada buku-buku atau
kartothik, pokoknya segala macam pekerjaan yang ada hubungannya dengan apa yang
dinamakan pekerjaan kertas, bahkan yang meliputi juga pekerjaan-pekerjaan
penelponan dan penerimaan tamu.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut
diatas, maka dapatlah dimengerti bahwa pengertian administrasi dalam arti
sempit meliputi perbuatan tulis-menulis, catat-mencatat, yang kesemuanya
merupakan kegiatan penyediaan bahan keterangan yang diperlukan dalam setiap
organisasi. Kegiatan-kegiatan yang demikian itu dalam bahasa Indonesia telah
lazim dipergunakan istilah “ Tata Usaha “.
C. Administrasi dalam Arti Luas
Dua istilah yang mirip tulisan dan bunyinya,
namun berbeda makna dan isinya, yaitu “Administratie” (Bld) dan “Administration”
(Ing), sama-sama disalin dalam satu istilah bahasa Indonesia yaitu
“Administrasi”, maka istilah yang kemudian ini mempunyai dua pengertian yaitu
:(1) Administrasi dalam pengertian sama dengan pengertian administratie
atau yang lebih dikenal dengan kegiatan tatausaha, dan (2) Administrasi dalam
pengertian sama dengan administration. Untuk pengertian yang pertama kiranya
telah jelas diuraikan di atas, sedangkan pengertian yang kedua inilah yang akan
di bahas pada bagian berikut.
Administration mempunyai pengertian dan skop
yang lebih luas dari pada administratie dilihat dari aspek tatausaha saja.
Jadi, pengertian administrasi yang dimaksudkan di sini adalah pengertian yang
lebih luas yang sekaligus mencakup tata usaha. Dalam hubungan ini, akan
dikemukakan beberapa definisi dari kalangan ahli administrasi dan manajemen
sebagai berikut :
1. Dwight Waldo (1971)
mengemukakan bahwa : Administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang
kooperatif yang mempunyai tingkat rationaliteit yang tinggi.
2. William H. Newman (1963) berpendapat bahwa : Administrasi adalah bimbingan,
kepemimpinan dan pengawasan dari pada usaha dari sekelompok individu menuju
pencapaian Tujuan bersama.
3. Dr. S.P. Siagian MPA (1977) berpendapat bahwa : Administrasi adalah keseluruhan
proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai Tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Drs. The Liang Gie
dan Drs. Sutarto (1977) mengemukakan pula bahwa : Administrasi adalah
segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Bila diteliti secara cermat definisi-definisi
tersebut diatas maka sesungguhnya Administrasi adalah rangkaian kegiatan atau
proses yang :
a. Dilakukan oleh sekelompok orang (dua orang atau lebih).
b. Berlangsung dalam suatu bentuk kerja sama.
c. Dimaksudkan untuk mencapai Tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
Ketiga faktor tersebut dapat disingkat menjadi sekelompok
orang, kerja sam, tujuan tertentu. Ketiga faktor inilah yang lazim dikenal
sebagai unsur mutlak dari pada Administrasi.
Administrasi merupakan rangkaian kegiatan
(proses) yang wujudnya: merencanakan, memutuskan, menyusun, mengatur, memimpin,
mengurus, mengarahkan, membimbing, menselaraskan, mengendalikan, mengawasi,
meyempurnakan dan kegiatan-kegiatan semacam itu. Untuk ringkasnya
kegiatan-kegiatan semacam itu tercakup dalam suatu istilah yaitu yang disebut
”menata” atau “penataan”. Oleh karena
itu kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam pengertian Administrasi adalah
rangkaian kegiatan penataan. (The Liang Gie & Sutanto,1977)
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap usaha
kerja sama manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan yang
hendak dicapai dan sifat suatu kerja sama dapat bermacam-macam. Demikian juga
jumlah dan susunan orang-orang yang bekerja sama dapat berbeda-beda pula.
Selanjutnya usaha itu dapat pula berlangsung pada waktu dan tempat yang
berlain-lainan. Tetapi pada setiap kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
orang pasti terdapat rangkaian kegiatan penataan yang mengarahkan kepada
pencapaian tujuan. Rangkaian kegiatan penataan ini sebagai suatu kebulatan kini
biasanya menjadi fungsi seseorang atau beberapa orang pejabat. Atau dengan
perkataan lain Administrasi sebagai fungsi dijalankan oleh setiap orang yang
berkedudukan sebagai pucuk pimpinan suatu usaha kerja sama manusaia atau “Ketua
Organisasi”. Yang dinamakan “Administrator”. Jadi Administrator adalah
kepala yang tertinggi di dalam organisasi. Tetapi tidaklah berarti bahwa
Administratorlah yang satu-satunya berperan sebagai pelaksana fungsi
Administrasi, melainkan dilaksanakan juga oleh pejabat-pejabat yang berada
dibawahnya berdasarkan pelimpahan dari Administrator tadi.
Perlu diketahui bahwa Administrasi yang
merupakan rangkaian kegiatan penataan, merupakan pekerjaan penunjang
pelaksanaan pekerjaan substansuif. Kelompok pekerjaan yang dilakukan dengan
rangkaian kegiatan subtantif dinamakan “pekerjaan pokok” atau “pekerjaan induk”
yaitu pekerjaan yang langsung bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai.
Untuk menegaskan perbedaan antara rangkaian
kegiatan penataan dan rangkaian kegiatan substansif, dapat diberikan contoh
sebagai berikut :
Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi yang
dilakukan oleh suatu universitas yang bertujuan menghasilkan sarjana, maka yang
termasuk rangkaian kegiatan pekerjaan subtantif, antara lain meliputi kegiatan
seperti :
l
Mengajarkan suatu
mata kuliah
l
Menguji mahasiswa
l
Melakukan penelitian
l
Melaukan pengabdian
kepada masyarakat
l
Membuat skripsi
l
Mengarang Buku
Sedangkan yang termasuk rangkaian kegiatan
penataan antara lain :
l
Membuat rencana kerja
tahunan.
l
Membagi tugas antara
pengajar.
l
Menyusun kalender
akademis.
l
Menyusun jadwal
perkuliahan.
l
Mengatur ujian.
l
Mengatur/megurus
tersedianya alat peraga, ruang kuliah dan lain-lain.
l
Menghimpun dan
menyampaikan informasi dari pimpinan universitas kepada para pengajar.
l
Mengurus kenaikan
pangkat para pengajar.
l
Berusaha menemukan
cara kerja yang lebih baik.
Contoh lain ialah proses produksi yang
ditujukan untuk mengahasilkan suatu barang pabrik, rangkaian perbuatan
pekerjaan subtantif, misalnya :
l
Mencampurkan
bahan-bahan yang diperlukan.
l
Menjalankan mesin
pengolahnya.
l
Menambahkan warna
yang diperlukan.
l
Memotong menjadi
sesuatu bentuk dan ukuran sampai barang itu benar-benar selesai.
Sedangkan proses penataan miasalnya :
l
Perbuatan-perbuatan
mengatur pemakain tenaga buruh.
l
Mengurus keuangan
pabrik itu.
l
Mengadakan
catatan-catatan mengenai hasil produksi.
l
Memperhatikan
tanggapan-tanggapan masyarakat terhadap barang yang dihasilkan. (The
Liang Gie & Sutanto, 1977)
Dalam praktek, tidak ada Administrasi apabila
tidak ada pekerjaan pokok atau pekerjaan induk. Dengan demikian proses
Administrasi selalu berkaitan dengan pekerja pokok.
Selain daripada itu, dalam praktek akan
tampak bahwa proses Administrasi dilakukan lebih awal, bersamaan dan lebih
akhir dari pada pekerjaan pokok. Atau
pekerjaan induk. Keadaan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
l
Penentuan Tujuan ADM Kegiatan Pokok l
Tujuan ADM
ADM
Tercapai
Administrasi
sebagai rangkaian kegiatan penataan di
dalam pelaksanaanya bila diteliti terlihat adanya unsur-unsur yang menurut The
Liang Gie unsur-unsur tersebut terdiri atas 8 macam , yaitu :
1. Organisasi: adalah unsur pertama dari Administrasi yang
merupakan wadah dimana kegiatan–kegiatan administrasi dijalankan. Dalam
organisasi dikelompokkan ortang-orang, tugas-tugas, wewenang, dan tanggung
jaawab serta hubungan diantara para pekerja atau unit-unit tugas.
2. Manajemen: adalah rangkaian perbuatan menggerakkan
orang-orang dan mengerahkan segenap fasilitas kerja agar tujuan kerjasama
betul-betul tercapai.
3. Komunikasi: rangkaian perbuatan menyampaikan warta dari
satu pihak kepeda pihak lain dalam usaha kerjasama yang bersangkutan.
4. Kepegawaian:
rangkaian perbuatan mengatur dan mengurus tenaga kerja yang diperlukan dalam
usaha kerjasama yang bersangkutan.
5. Keuangan: rangkaian perbuatan mengelola segi-segi
pembelanjaan dalam usaha kerja sama.
6. Perbekalan: rangkaian perbuatan mengadakan, mengatur
pemakaian, mendaftar, memelihara, sampai kepada penyingkiran benda-benda
perlengkapan dalam usaha kerjasama.
7. Tatausaha : rangkaian perbuatan menghimpun, mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang
diperlukkan dalam usaha kerjasama.
8. Hubungan masyarakat: rangkaian kegiatan menciptakan
hubungan baik dan dukungan dari masyarakat sekeliling terhadap usaha kerja sama
yang bersangkutan
Unsur-unsur
yang disebutkan di artas terdapat dalam usaha kerja sama pada umumnya, apapun
tujuan dan corak usaha kerja sama itu.
Pemisahan unsur-unsur itu hanyalah untuk kebutuhan analisis teoritis sebab
dikenyataan sehari-hari unsur-unsur itu hanyalah untuk kebutuhan analisa
teoritis sebab di dalam kenyataan sehari-hari kegiatan dari unsur-unsur ini
saling jalin menjalin satu sama lain, karena memang administrasi adalah
merupakan suatu kebulatan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Kiranya
jelas bagi kita bahwa pengertian Administrasi yang dikemukakan kemudian ini,
mencakup 8 unsur yang merupakan satu kesatuan, dimana salah satu unsurnya
adalah tata usaha (rangkaian kegiatan catat mencatat, yang menyangkut keterangan), yang sering juga diistilahkan
sebagai Administrasi.
Untuk
mencegah kekacauan pengertian, dan dalam rangka pengembangan dan pembinaan
administrasi di Indonesia, kiranya perlu penertiban pengertian dan penggunaan
istilah Administrasi ini. Untuk maksud tersebut, maka pengertian “administratie”
dari bahasa Belanda yang menyangkut kegiatan catat-mencatat pelbagai
keterangan, kita gunakan istilah “tata usaha”. Dan untuk pengertian
“Administrasi” kita tetap persamakan dengan pengertian “Administration”
(Inggris), yang didalam buku ini didefenisikan sebagai segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap usaha kerja sama manusia untuk mencapai tujuan
tertentu.
Rangkaian kegiatan
penataan yang dilakukan dalam suatu organisasi tidak berlangsung dalam keadaan
lepas dari lingkungannya, sebaliknya berlangsung dengan dipengaruhi lingkungan.
Faktor-faktor lingkungan ini walaupun tidak termasuk Administrasi, tetapi
berpengaruh ikut menentukan apakah suatu administarasi akan berhasil mencapai
tujuannya atau tidak.
Yang termasuk faktor
lingkungan yang mempengaruhi berlangsungnya Administrasi ini menurut F.E.
Kast dan James E. Rosenzwig, antara lain :
1. Kebudayaan 6. Kependudukan
2. teknologi 7. Sumber fisik
3. Pendidikan 8.
Sosial
4. Politik 9.
Ekonomi
5. Hukum
Proses usaha
kerja sama manusia menuju pencapaian tujuan yang mencakup segenap
faktor-faktor, pengertian, unsur-unsur serta pengaruh lingkungan
Administrasi menurut The Liang
Gie, 1977 dapat digambarkan sebagai berikut
Keterangan
:
O
: Organisasi K :
Keuangan
M
: Management P :
Perbekalan
K
: Komunikasi T : Tata
Usaha
K
: Kepegawaian H : Hubungan
Masyarakat
BAB III
PENGERTIAN MANAJEMEN
BAB III
PENGERTIAN
MANAJEMEN
A. Arti Manajemen Secara Etimologis
Istilah manajemen yang
bahasa Inggrisnya “management”berasal dari beberapa bahasa seperti: (1) Bahasa
Latin,yakni “managiere” yang artinya melakukan, melaksanakan, mengurus sesuatu
(Tanthowi, 19830); (2) Bahasa Italia, “maneggiare”artinya melatih kuda atau
secara harfiah berarti mengendalikan = to handle (Silalahi, 1989); (3) Bahasa
Prancis, yaitu “manege” atau “manage” artinya tindakan membimbing, memimpin,
mengemudikan, mengurus, memerintah dan kata manage juga berarti “tempat latihan
kuda”, “penjinakan kuda” (Tanthowi, 1983, Atmosudirdjo, 1986) ; (4) Bahasa
Inggris sendiri istilah itu dikenal dengan “management” yang bentuk
infinitifnya adalah “to manage” yang berarti menangani, mengendalikan,
menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu (Atmosudirdjo, 1986).
Apabila diperhatikan secara cermat
kegiatan-kegiatan yang dikandung dari istilah asal usul manajemen tersebut
diatas, yakni : melakukan, melaksanakan, mengurus, mengendalikan, membimbing,
memimpin, mengemudikan, memerintah. melatih, menguasai, dan
menyelesaiakan, ternyata mempunyai
kesamaan dengan kegiatan-kegian yang dikandung oleh istilah “menata” atau
“penataan”yang merupakan kegiatan administrrasi. Jadi, memang wajar kalau ada pandangan dari beberapa ahli
yang menyamakan istilah administrasi dengan manajemen.
B. Definisi Manajemen
Berikut ini dikemukakan
beberfapa definisi manajemen menurut para ahli dibidang ini.
Frederick Winslow Taylor, sebagai bapak manajemen ilmiah memberi rumusan
manajemen seperti ini: “Management, the art of management, is defined as
knowing axactly what you whant to do and the seeing that they do it in the best
and cheapest way ( Tanthowi. 1983).Artinya: Manajemen, seni dari manjemen
diartikan sebagai kepandaian yang sungguh-sungguh tentang apa yang dikehendaki
dari menyuruh orang mengerjakan sesuatu
dan mengawasi mereka mengerjarkan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan
dengan cara yang paling murah.
Menurut
George R. Terry dalam bukunya: The
Principle of management, mengatakan:
“Management is a distinct procece consisting of planning,
organizing,actuating, and controlling,
utiliting in each both science and art, and followed in order to accomplish
predetermined objectives”( Manajemen adalah suatu proses yang
membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,
dan pengawasan, dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan Tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya) (Handaya ningrat, 1982)
Sheldon (dalam Tanthowi,
1983) dalam bukunya “The Philosophy of Management” memberikan rumusan
manajemen seperti ini: “mangement
proper is function in the
indudusty conderned in the execution of policy : within the limits set up by administration and the employment
of the organization for the particular
objecks set before it” (Manajemen
adalah fungsi dalam industri yang berhubungan dengan kebijaksanaan dalam
batas-batas yang telah ditetapkan dalam administrasi dan penggunanaan
organisasi untuk sasaran-sasaran tertentu sebagaimana ditetapkan sebelumnya).
Selanjutnya Siagian (1977)
merumuskan manajemen sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka pencapaian Tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang
lain.
Akhirnya, Manullang (1996)
menegaskan bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai Tujuan yang
sudah ditetapkan.
Apabila dicermati semua
pendapat di atas, maka dapat ditawarkan satu definisi manajemen yang lebih
sederhana , yaitu: “Manajemen adalah
suatu seni dan ilmu tentang cara mengatur, memimpin, dan mengendalikan semua
sumber (resources) dalam rangka mencapai hasil atau Tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat
dilihat bahwa disamping manajemen sebagai seni juga sebagai ilmu. Manajemen
sebagai seni dapat diartikan sebagai suatu praktek. Memang, manajemen itu telah
dipraktekkan pada pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam berbagai macam organisasi
baik di bidang pemerintahan mau pun dibidang swasta, jauh sebelum manajemen itu
sendiri lahir sebagai suatu ilmu. Dalam hubungan ini, Drucker (1982) mengatakan
telaah manajemen tidak lebih tua daripada manajemen itu sendiri – artinya,
barusaja dimulai. Manajemen sebagai seni ditandai oleh pengalaman-pengalaman,
dugaan ataupun kemampuan alamiah berupa skill atau keahlian, kemahiran yang
timbul dari dalam diri seseorang untuk mewujudkan hasil kerja tertentu.
Manajemen juda sebagi ilmu,
meskipun demikian tidaklah sepenuhnya sebagai ilmu. Pekerjaan manajer dapat dianalisis dan diklasifikasi
secara sistematis. Jadi, ada aspek ilmiah dalam manajemen dan ada cirri-ciri
professional. Unsur-unsur manajemen dapat dianalisis, di organisasikan secara
sistematis dan dapat dipelajari oleh
siapa pun yang mempunyai kecerdasan normal.
Dari definisi yang
ditawarkan terlihat adanya kegiatan seperti mengatur, memimpin,dan mengendalikan. Hal ini, memberikan indikasi
bahwa kegiatan manajemen itu selalu didasarkan pada upaya-upaya yang teratur
atau sistematis, rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya. Ketiga kata itu pada hakekatnya mempunyai makna yang
dapat mewakili fungsi-fungsi manajemen,
yakni perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
Sedang yang dimaksud dengan
semua sumber (resources) dalam definisi itu adalah meliputi: tenaga
kerja (man), sumber biaya (money), material atau bahan-bahan (materials),
peralatan dan mesin (machine),cara kerja (method), pemasaran (market)
atau pelayanan (service).
Dengan demikian manajemen
itu merupakan rangkaian kegiatan atau proses kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai hasil
atau tujuan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja,
biaya, bahan-bahan, peralatan, cara-cara kerja, pemasaran atau pelayanan dengan
efisien dan efektif.
BAB IV
PANDANGAN AHLI TENTANG ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
A. Sejarah Asal Usul Istilah Administrasi dan Manajemen
Menurut Atmosudirdjo (1986),
aministrasi lebih popular dibanding
dengan manajemen dikalangan bangsa-bangsa Eropa Barat Kontinental
terutama di Nederland, Jerman, Prancis , dan Italia. Negara-negara ini pernah
mendapat pengaruh kuat kekuasaan kerajaan Romawi selama 1000 tahun lebih.
Kerajaan Romawilah yang memperkenalkan penggunaan istilah administrasi ini pada
bangsa-bangsa yang ada dibawah kekuasaannya dan sekaligus dengan penerapannya
dalam kegiatan pemerintahan dan dalam kegiatan sosial maupun dalam kegiatan
perusahaan-perusahaan. Di zama Romawi seorang administrator (pengelola,
pengurus, pemimpin) adalah seorang yang telah mendapat kepercayaan mengurus
suatu kesatuan organisasi, harta benda berikut personilnya. Administrasi di
Italia dikenal dengan istilah “aministrazione”, di Perancis dikenal
dengan “administration”, sedang di Belanda
dikenal dengan “administratie”, Istilah-istilah ini sesungguhnya
merupakan hasil perkembangan dari istilah “administratio” (bahasa
Latin). Di zaman Romawi istilah adminitratio mencakup administrare
(tatausaha) dan administro (leadership, manajemen).
Di Zaman keemasan Negara
Romawi dengan pusat ibu kota Roma, system administrasi telah berfungsi dengan
baik. Sistem social, ekonomi, dan kenegaraan diatur berdasarkan pola-pola
tertentu yang dinamakan “system administratio”.Unit-unit organisasi seperti
dinas-dinas pemerintahan, badan-badan social, perusahaan-perusahaan, dan
lain-lain masing-masing merupakan suatu administration atau unit administrasi
yang dipimpin oleh administrator. Administrator ini bertanggung jawab kepada
pemilik unit organisasi (magister, majikan, atasan) yang memberikan tugas dan
kewajiban kepadanya. Agar administrator dapat menjalankan tugasnya dengan baik,
maka dia harus menjalankan kegiatan-kegiatan seperti:
1. Administer =
melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan
kehendak atau kebijakan atasannya itu.
2. Administrare =
menyelenggarakan tatausaha seperti registrasi, korespondensi, dan kearsipan.
3. Administro =
menggerakkan personil dalam rangka menjalankan kegiatan organisasi yang
dipimpin, yang berarti memimpin, mengemudikan, mengatur (Atmosudirdjo, 1986).
Bangsa Indonesia yang pernah
berada di bawah kekuasaan pemerintah Belanda lebih mengenal istilah
“administratie” dari pada istilah yang lainnya. Hanya saja makna istilah
administratie yang lebih popular di kalangan bangsa Indonesia ialah makna
administrasi dari aspek tatausaha. Hal ini, terjadi karena sebagian besar bangsa
Indonesia yang bekerja pada pemerintahan Belanda menempati posisi Juru tulis,
juru arsip atau aktivita-aktivita yang lebih dikenal dengan “tatausaha”. Pada
hal, sesungguhnya istilah administratie itu jauh lebih luas maknanya dari itu,
sama pengertiannya dengan istilah “administration” seperti telah dikemukakandi
atas. Untuk jelasnya ruang lingkup kegiatan daministratie menurut Atmosudirdjo
(1986) meliputi: (1) Stelsel matige verkrijging, en verwerking van gegevens
atau di dalam bahasa Indonesian dinamakan “tatausaha”;(2) Bestuur yang
berarti manajemen dari kegiatan-kegiatan organisasi; dan (3) Beheer
adalah manajemen dari sumber-sumber daya (finansial, peronil, material,
gudang,dan sebagainya).
Dengan demikian, jika
seorang Belanda atau Jerman berbicara tentang keberesan administrasi, maka yang
dimaksud adalah keberesan tatausaha, organisasi, dan manajemen dari instansi
atau perusahaan yang bersangkutan (Atmosudirdjo,1986).
Berbeda di Inggris, meskipun
pernah berada dibawah kekuasaan Romawi, tetapi suku-suku bangsa Inggris tidak
mau tunduk pada pemerintah Romawi kecuali segelintir saja yang ikut
menyesuaikan diri dengan kebudayaan Romawi, misalnya London (Londinium). Pada
waktu bangsa Romawi mengundurkan diri ke Roma, tidak ada kebudayaan berupa cara
hidup yang ditinggalkan, yang ada hanya peninggalan berupa benteng-benteng,
jalan raya, dan saluran air saja. Jadi, masyarakat Inggris tidak mengenal
pranata “administrasi” seperti bangsa-bangsa Eropa Barat Kontinental gaya
Romawi.
Bangsa Inggrislah yang
mengembangkan budaya “manajemen” yang dia terima dari bangsa Norman (1066).
Setelah kekuasaan bangsa Romawi berakhir di Inggris, Inggris kembali dikuasai
oleh bangsa Norman yang bersal dari Normandy di Prancis Barat laut. Bangsa ini
adalah keturunan bangsa Viking yang menetap di pesisir barat laut Prancis sejak
tahun 800. Mereka terkenal sebagai bangsa Barbar (artinya tidak pernah mendapat
pendidikan Romawi), kasar, tetapi
praktis, dan prgmatis sifatnya. Mereka membentuk kerajaan kecil yang sangat
baik organisasinya menurut ukuran pada waktu itu. Satu-satunya negara yang
mempunyai system poemerintahan yang di desentralisir secara baik, menganut
system feodalisme, menjalankan cara-cara pengurusan negara yang praktis dan gesit. Tradisi dan jiwanya
hingga sekarang masih menjadi salah satu ciri khas bangsa Inggris. Pengaruh
pendudukan bangsa Normandi terhadap bangsa Inggris sangat besar, karena dengan
pendudukan itu, bangsa Inggris baru
mulai memiliki peradaban yang lebih tinggi.
Bangsa Inggris lebih
mengenal pranata manajemen dari pada pranata administration. Dalam mengatur
kehidupan, mereka mengenal dan mengutamakan manajemen. Manajemen dipandang
sebagai suatu keahlian. Suatu yang dijalankan oleh seseorang yang banyak
akalnya. Istilah “manajer” diberikan kepada seseorang yang diberi tanggungjawab
memimpin atau mengurus sesuatu seperti: tugas, lembaga, usaha, termasuk tugas
parlemen. Istilah ini, ada hubungannya dengan istilah “manage”(Prancis) yang
berarti tempat pelatihan kuda atau tempat penjinakan kuda. Hal ini, juga
mempunyai hubungan dengan bangsa Norman yang terkenal dengan kaveleri kudanya
yang hebat pada waktu menyerbu Inggris.
Bangsa Inggris terkenal
sebagai bangsa yang pandai politik dan ulet mengembangkan koloni-koloni untuk
menguasai dunia. Orang-orang inggris gesit
didalan menarik manfaat dari situasi-situasi. Mereka ulet mengembangkan
kekukatan-kekuatan di mana mungkin dengan cara sederhana. Di bidang urusan
pemerintahan, perniagaan, dan sebagainya mereka mengandalkan orang-orang yang
dapat bertindak sebagai manajer (petugas, penyelenggara) yang menjalankan
manajemen (dengan penuh akal dan siasat) yang
pada umunnya setia dan jujur kepada sesama Inggrisnya. Jiwa politik dan
manajemen inilah yang kemudian mereka bawah keluar sewaktu mengembangkan
koloni-koloni, yakni Amerika, Kanada, Australila, dan sebagainya. Sehingga
semua bekas jajahan Anglosakson seperti Singapura, Malaysia, Pilipina,
Australia, dan sebagainya lebih mengenal pranata manajemen dari pada pranata
Administrasi.
Bagaimana kita di Indonesia?
Indonesia adalah bekas jajahan negara Eropa Kontinental yang lebih mengenal
pranata administarasi dari pada pranata manajemen. Karena itu, kita juga
terpengaruh oleh hal itu. Namun demikian, kita juga memiliki beberapa ilmuan
yang pernah menimbah ilmu di negara-negara Anglosakson sepertidi Amerika, Inggris, Australian, dan lain-lain yang mengembangkan
pranata manajemen tadi. Mereka ini memperkenalkan pranata manajemen di dalam negeri
kita sebagai pembaharuan baik sebagai ilmu maupun sebagai fungsi yang dipraktekkan
di lembaga-lembaga pemerintah maupun
swasta. Sehingga di Indonesia kedua pranarta ini sama-sama dipakai sebagai alat
pengelolaan suatu lembaga atau organisasi
dan oleh sebagian ilmuan di bidang ini memandang sebagai dua hal yang
berbeda tetapi yang satu merupakan
bagian dari yang lainnya. Atau dengan
perkataan lain administrasi dan manajemen berbeda, namun, keduanya merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena manajemen merupakan salah satu
aspek terpenting dari administrasi
B. Pandangan Ahli
tentang Administrasi dan Manajemen
Bagaimana pandangan para
ahli administrasi tentang administrasi dan manajemen ? Apakah administrasi sama
dengan manajemen ? Atau manajemen
merupakan bagian dari administrasi atau sebaliknya? Dalam perkembangan
administrasi dan manajemen hingga dewasa ini, memang masih menunjukkan
perbedaan pendapat mengenai pertanyaan tersebut di atas. Perbedaan pendapat
terhadap administrasi dan manajemen yang demikian didakui oleh beberapa ahli.
Dale Yoder, misalnya mengatakan “perdebatan telah lama dipusatkan pada
masalah-masalah apakah
“administrasi atau manajemen” yang merupakan istilah yang lebih
luas, yang mana mencakup yang lain?
Pandangan yang melihat
administrasi sama dengan manajemen didukung oleh ahli misalnya William H.
Newman dan M.E.Dimock. Newman (1963) sama sekali tidak membedakan antara
administrasi dan manajemen. Bahkan
mempersamakan keduanya. Hal ini, terlihat pada buku yang ditulisnya yang
berjudul “Administrative Action”. Namun isi buku tersebut ialah “The
Techniques of organization and Management”. Demikian pula Dimock dan Koenig
(1960) tidak membedakan antara administrasi dan manajemen. Hal ini ditunjukkan
dengan definisi administrasi yang dikemukakannya, yakni: “administration (or
management) is a planned approach to the solving of all kind of problems in
almost every individual or group activity both public or private” (administrasi (atau
manajemen) adalah suatu pendekatan yang terencana terhadap pemecahan semua
macam masalah yang kebanyakan terdapat pada setiap individu atau kelompok baik
negara maupun swasta).
Pandangan yang mempersamakan
antara administrasi dan manajemen ini, juga didukung oleh realita penggunaan
kedua istilah itu secara silih berganti.
Misalnya, antara “personal administration” dengan “personnel management”, antara “office
administration” dengan “office management”, antara “finansial
administration” dengan “finansial management” dan antara “marketing
administration” dengan “marketing management”.
Pandangan yang melihat
manajemen sebagai bagian dari administrasi dapat dikemukakan sebagai berikut .
1. Dalton E Mc. Farland dalam bukunya “Management, Principles and Practices” membedakan arti
administrasi dan manajemen, namun yang
satu merupakan bagian dari yang lainnya
dengan menegaskan sebagai berikut “administration refers to the
determination of mayor aims and policies, were as management refers to the
carrying out of operations designed to accomplish the aim and effectuate
policies” yang artinya administrasi ditujukan terhadap penetuan tujuan
pokok dan kebijaksanaannya, sedangkan manajemen ditujukan terhadap pelaksanaan
kegiatan dengan maksud menyelesaikan/mencapai tujuan dan pelaksanaan
kebijaksanaan (Handayaningrat, 1982).
2. Ordway Tead
melihat administrasi sebagai sesuatu yang terdiri atas organisasi dan
manajemen. Ia menegaskan bahwa “administration
is the process and agency which responsible for the determination of the aims
for which an organization and its management are to strive …etc”
(Administrasi adalah suatu proses dan badan yang bertanggungjawab terhadap
penentuan tujuan, dimana organisasi dan manajemen digariskan dan
sebagainya)(Handayaningrat, 1982).
3. Albert Lepawsky
(1960) mempunyai pandangan yang sama di atas dengan mengatakan “administrasi
use in the broad sense to include organization and management. Management is
the force which leads, and dirtects an organization in the accomplishment of a
predetermined object (administrasi digunakan dalam arti luas meliputi
organisasi dan manajemen. Manajemen adalah kemampuan memimpin memberi petunjuk
dan membimbing suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang ditentukan
terlebih dahulu).
4. S.P. Siagian
(1977) dalam bukunya yang berjudul “Filsafat Administrasi” mengemukakan bahwa
“manajemen merupakan inti dari administrasi karena manajemen merupakan alat
pelaksana utama dari administrasi” Selanjutnya beliau menegaskan bahwa antara
administrasi dan manajemen tidak dapat dipisah-pisahkan, hanya
kegiatan-kegiatannya yang dapat dibedakan. Dilihat dari segi fungsional administrasi mempunyai dua fungsi utama,
yakni: (1) menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (organization
goal), (2) menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi
(general and overall policies). Sedang manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan
pada tingkat administrasi. Dalam hubungan ini, manajemen boleh saja menentukan
tujuan tetapi sifatnya departemental atau sektoral. Demikian pula kebiksanaan
yang ditentukan pada tingkat manajemen bersifat khusus atau pelaksanaan. Dari
pandangan ini, beliau menegaskan bahwa administrasi lebih luas dari manajemen,
bahkan manajemen itu merupakan aspek dari administrasi.
5. Arifin Abdulrachman
(1969) mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Leadership”, setiap
administrasi atau penyelenggaraan kegiatan-kegiatan itu mempunyai tiga aspek
yang dapat dibedakan satu-sama lain, yakni : (1) aspek formulasi kebijaksanaan,
(2) aspek manajemen, dan (3) aspek pelaksanaan (operation). Selanjutnya
dijelaskan beliau ketiga aspek tersebut seperti ini . “formulasi kebijaksanaan
administrasi (administrative policy)
dibuat oleh pimpinan dari badan administrasi (negara,swasta) dan membuat ketentuan-ketentuan
mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan pokok yang hendak dicapai serta
cara-cara penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan
pokok yang telah ditentukan itu. Manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk
mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan itu dengan
menggunakan orang-orang pelaksana. Kegiatan-kegiatan manajemen dan sistematika penggolongannya banyak macam
ragamnya. Misalnya menurut beliau sendiri ada lima, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pengorganisasian, (3) Penempatan , (4) penggerakan, dan (5) pengawasan.. Sedang
kegiatan operation adalah kegiatan yang benar-benar melaksanakan apa yang telah
direncanakan oleh manajemen. Kegiatan-kegiatan ini memadukan tenaga kerja
(skill), bahan-bahan informasi, alat kerja, uang, tempat kerja, dan waktu
sehingga akhirnya mempunyai produk yang dinamakan hasil kerja (barang dan
jasa). Kaarena fungsinya memadukan unsur-unsur kerja, maka operation
mempersoalkan proses kerja, metode kerja, teknik kerja atau carakerja. Dari
pandangan ini , Arifin Abdulrachman berpendapat bahwa dalam setiap administrasi
selalu ada manajemennya. Bahkan manajemen adalah inti dari administrasi.
Seperti pandangan Siagian, Arifin Abdulrachman juga berpendapat bahwa
administrasi itu lebih luas volume kegiatannya dari manajemen, Karena tidak
hanya mencakup kegiatan manajemen, akan tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan
pembuatan kebijaksanaan administrasi dan kegiatan operation.
C. Kesamaan Konsep
antara Administrasi dan Manajemen
Ditinjaudari
berbagai sudut pandang, maka terdapat beberapa kesamaan konsep antara
administrasi dan manajemen. Hal-hal inilah yang memungkinkan beberapa ahli
memandang sama antara administrasi dan manajemen. Hal-hal yang dimaksud menurut
Silalahi (1989) adalah sebagai berikut:
1.
Kesamaan sifat.
Baik administrasi maupun manajemen memiliki sifat-sifat
yang sama antara lain: (1) bersifat seni dan ilmu; (2) dinamik, artinya
keduanya berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, kebudayaan,
teknologi; (3) integratif, artinya keduanya memiliki kemampuan mengintegrasikan
diri dari kecenderungan munculnya disintegrasi dan spesialisasi dari berbagai
disiplin keilmuan; (4) bersifat normatif, artinya kegiatan-kegiatannya
didasarkan pada nilai-nilai, etika, prosedur, tata urutan; (5) bersifat
teleologi, artinya keduanya memberi kemampuan memprediksi kemumgkinan yang akan
timbul dari kegiatan kerjasama sehingga apa yang direncanakan cenderung akan
tercapai.
2. Kesamaan
prinsip
Prinsip yang dimaksud di sini ialah efisiensi dan
efektivitas usaha kegiatan kerjasama dalam pencapaian tujuan.
3. Kesamaan Ciri atau karakteristik
Dalam hal,
ini antara lain adanya:
a. Sekelompok orang
b. Kerja sama atas dasa pembagian kerja
c. Berlangsung dalam organisasi
d. Adanya tujuan
4. Kesamaan Sarana
(tools)
Baik
administrasi maupun manajemen keduanya menggunakan sarana seperti orang,
metode, uang, peralatan, mesin, serta organisasi sebagai wadah berlangsungnya
kegiatan.
5. Kesamaan fungsi
Administrasi dan manajemen dalam mencapai tujuan
berlangsung dalam proses kegiatan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi seperti:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Meskipun terdapat kesamaan
konsep diantara keduanya, akan
tetapi keduanya mempunyai perbedaan
tugas dan fungsi di dalam organisai. Administrasi mempunyai tugas dan fungsi
yang lebih luas dari pada manajemen, yakni menentukan tujuan menyeluruh yang
hendak dicapai organisasi, dan menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat
seluruh organisasi. Sedang manajemen melakukan semua kegiatan yang diperlukan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapka pada tingkat administrasi.
Pandangan yang demikian ini di anut oleh orang-orang akademis. Bagi orang-orang
praktisi, banyak yang melihat keduanya sama–sama diguanakan dalam organisasi,
dimana istilah administrasi lebih luas dipakai dalam aktivitas-aktivitas
oraganisasi non provit seperti organisasi pemerintahan, organisasi sosial.
Sedang istilah manajemen banyak dipakai oleh organisasi profit atau pada
organisasi-organisasi perusahaan.
D. Kreteria Pokok Ilmu Administrasi dan Manajemen
Efisiensi dan efektivitas
merupakan konsep administrasi dan manajemen yang perlu mendapat perhatian dalam
setiap usaha kerjasama manusia. Kedua konsep ini merupakan indikator penting
yang digunakan untuk menilai keberhasilan administrasi dan manajemen. Di
samping itu, rasionalitas juga merupakan indikator penting lainnya, karena
rasionalitas menentukan apakah
keberadaan sesuatu itu dapat diterima oleh akal sehat atau tidak, atau
apaka logis atau tidak.
Seperti diketahui bahwa
setiap organisasi mempunyai tujuan tertentu yang inging dicapai. Pencapaian
tujuan itu, tentu tidak asal tercapai melainkan harus ada ukuran-ukuran yang
dijadikan patokan untuk dapat dinilai berhasil atau tidak. Di dalam
administrasi dan manajemen ukuran-ukuran yang dijadikan sebagai patokan
keberhasilan pencapaian tujuan adalah rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas.
Ketiga kreteria tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasionalitas.
Istilah rasionalitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai pendapat yang berdasarkan pemikiran yang bersistem dan logis
atau bedasarkan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan yang cocok dengan akal.
Kalau pengertian yang demikian itu dibawah kepada kegiatan-kegiatan
administrasi, maka kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen yang rasional
itu ialah yang dapat diterima oleh akal sehat, atrau yang logis.
Misalnya,adanya kegiatan-kegiatan administrasi atau manajemen yang dilandasi
pembagian kerja yang sistematis atau teratur, tidak tumpang tindih.
2. Efisiensi.
Efisiensi menurut H. Emerson dalam
Handayaningrat (1982) adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output,
antara keuntungan dan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber-sumber
yanfg dipergunakan), seperti halnya juga hasil maksimum yang dicapai dengan
penggunaan sumber-sumber yang terbatas.
Untuk dapat mengadakan pengukuran efisiensi, terlebih
dahulu perlu diketahui ruang lingkup istilah input dan output itu. Input
sebagaimana dikemukakan oleh Handayaningrat (1982), ialah semua
sumber (resources), berupa sarana dan prasarana yang digunakan
dalam proses produksi barang dan jasa. Sarana atau sumber-sumber meliputi :
tenaga kerja (nan), biaya (money), bahan-bahan pokok (materials), peralatan atau mesin) (machine,
cara kerja (methods), pemasaran atau pelayanan (market atau service),
termasuk di dalamnya waktu (time). Dan input lainnya ialah prasarana,
misalnya: gedung, pabrik, gudang, alat transport dan sebagainya.
Sedang, output di dalam proses produksi
adalah hasil prodeksi berupa barang dan jasa.
Dari penjelasan seperti di atas Handayaningrat membuat
suatu rumusan tentang efisiensi seperti di bawah ini untuk mempermudah
mengingatnya.
Input >
Output = Tidak efisien
Output >
Input = Efisien
Pendapat lain tentang
efisiensi ialah yang dikemukakan oleh Arifin Abdulrachman. Beliau
melihat efisiensi sebagai ukuran antara rencana dengan hasil. Apabila hasilnya
lebih dari rencana dengan daya dan dana sama dengan rencana, maka itu adalah
efisien. Juga efisien apabila hasilnya sama dengan rencana, sedangkan daya dan
dana yang digunakan adalah kurang dari rencana. Sebaliknya, adalah in-efisiensi
apabila hasilnya kurang dari rencana sedang daya dan dana yang dikeluarkan
sesuai dengan rencana. Atau hasilnya sama dengan rencna, dengan penggunaan daya
dan dana lebih dari rencana. Untuk mempermudah mengingatnya rumusan di atas
dapat ditulis dalam bentuk symbol sebagai berikut :
Efisien jika, H
> R dengan Dy & Dn = R
Efisien jika, H
= R dengan Dy
& Dn < R
InEfisien
jika, H < R dengan Dy & Dn
= R
In Efisien
jika, H = R dengan
Dy &Dn > R
Keterangan: H =
Hasil
R = Rencana
Dy = Daya
Dn = Dana
Abdulrachman mengingatkan
bahwa efisiensi perlu dikaitkan dengan rasa kepuasan baik dari manajemen maupun
para pelaksana karena justru dengan adanya kepuasan ini kegiatan manajemen
dapat diteruskan. Efisiensi yang tidak memperhatikan faktor kepuasan dinamakan
efisiensi ekonomis, sedangkan efisiensi yang disertai dengan rasa kepuasan dari manusia yang
terkait dalam manajemen dinamakan efisiensi manajemen atau efisiensi
manajerial.
3. Efektivitas.
Menurut H.
Emerson ,” efektivitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran
atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Handyaningrat, 1982). Sedang,
menurut Arifin Abdulrachman, efektif adalah mendapat hasil kerja sesuai yang
telah direncanakan.
loading...
0 Response to "KUMPULAN CONTOH SKRIPSI ADMINSTRASI NEGARA LENGKAP TERBARU "
Post a Comment