https://ylx-4.com/fullpage.php?section=General&pub=234891&ga=a

CONTOH MAKALAH DAN ARTIKEL PENGARUH SITUS JEJARINGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU GENERASI MUDA



PENGARUH SITUS JEJARINGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU
GENERASI MUDA


RINGKASAN
       Perkembangan pengguna internet yang pesat menimbulkan banyak situs-situs pertemanan di internet seperti facebook mulai menjamur. facebook digunakan sebagai media pertukaran informasi.
       Kehadiran facebook  di tengah masyarakat menjadi sebuah fenomena yang menandai babak baru kehidupan modern. Keberadaannya dapat menggantikan peran silaturahmi di tengah masyarakat karena fasilitasnya yang dapat menghubungkan orang perorang secara leluasa. Mereka cenderung melihat sisi praktis dan efektif karena tidak harus menyesuaikan diri sebagaimana tatanan berkomunikasi secara langsung. Facebook saat ini banyak digandrungi hampir seluruh tingkatan usia. Ini dikarenakan begitu mudahnya mereka untuk mengakses situs pertemanan ini lewat internet.
       Melalui karya tulis ini penulis berupaya menginformasikan pada khalayak luas dampak-dampak apa saja  yang mungkin ditimbulkan oleh situs pertemanan facebook. Selain itu penulis mencoba memberikan usaha pemecahan masalah melalui pengoptimalan peran tenaga pendidik dan orang tua dalam  menyingkapi fenomena jejaring sosial ini agar tidak mempengaruhi perilaku generasi muda.
       Penulis mencoba memberikan tehnik alternatif agar peran orang tua dan pendidik bisa lebih optimal yaitu dengan tehnik preventif dan tehnik kuratif yang bisa diterapkan dalam mendidik para generasi muda.
        Yang dimaksud dengan upaya preventif adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar penggunaan situs jejaring sosial yang mengakibatkan ketagihan itu tidak timbul. Sedang upaya kuratif yaitu upaya antisipasi terhadap gejala-gejala penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan pada generasi muda, agar dampak-dampak negatif dari penggunaan situs-situs pertemanan ini tidak meluas.
       Jika upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan maka akan mudah bagi para orang tua dan pendidik untuk membentuk pribadi generasi muda yang tangguh akan dampak negatif dari penggunaan facebook yang mulai menyimpang.
       Diharapakan karya tulis ini bisa dijadikan pertimbangan dalam menghadapi fenomena situs jejaring sosial yang mulai merebak di kalangan pelajar remaja saat ini.




PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dunia informasi dan teknologi sangat cepat pada dasawarsa terakhir sejak dimulainya era millennium. Perkembangan itu salah satunya ditandai dengan keberadaan internet yang menyediakan berbagai layanan. Bentuk layanan yang dihadirkan internet sejatinya sangat berguna dan membantu bagi kehidupan manusia. Mulai dari akses data, informasi aktual, iklan, komunikasi, dan sebagainya. Selain keuntungan tersebut, keistimewaan lain internet adalah kemudahan akses atau pengoperasiannya yang dapat dilakukan siapapun mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Maka tidak mengherankan jika internet telah menjadi konsumsi publik sebagian besar masyarakat Indonesia. Jumlah pengguna internet di Asia dapat dilihat pada gambar 1.
            Di seluruh dunia, ada ratusan juta pengguna yang terhubung lewat jaringan ini. Yang lebih menarik lagi adalah pertumbuhan pengguna internet yang semakin pesat. Perkembangan pengguna internet yang pesat inilah yang menimbulkan banyak situs-situs pertemanan di Internet seperti facebook  mulai menjamur.
Facebook adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang Mahasiswa Harvard. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan se lanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya.
     Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
     Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat apapun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
     Facebook saat ini banyak digandrungi hampir seluruh tingkatan usia mulai dari anak-anak sekolah, remaja, dewasa, bahkan beberapa diantaranya merupakan orang tua. Ini dikarenakan begitu mudahnya setiap orang untuk dapat mengaksesnya melalui internet. Mereka dapat melakukannya melalui komputer di rumah dan warung-warung internet yang sekarang semakin menjamur bahkan di daerah terpencil. Dapat pula dengan hot spot wi-fi melalui komputer jinjing atau laptop hingga melalui telepon genggam atau handphone yang semakin canggih dan murah sehingga dapat dijangkau hampir seluruh masyarakat. Sungguh kemajuan teknologi yang susah ditangkis.
     Facebook dimanfaatkan sebagai media pertukaran informasi, karena di dalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunaannya yang dapat dilihat orang lain. Selain itu dapat pula digunakan untuk mencari teman lama, untuk berhubungan dengan teman yang berjauhan, untuk mencari rezeki, untuk sekedar hiburan atau bahkan sebagai ajang mencari jodoh.
                 Sebagai negara yang tidak bisa mengelak dari arus globalisasi, Indonesia pun mulai terpengaruh oleh adanya situs jejaring sosial tersebut, terutama dalam perilaku pelajar remaja saat ini. Banyaknya para pelajar dan mahasiswa yang menggunakan situs jejaring sosial di internet sekarang mulai mempengaruhi perilaku mereka sehari-hari.
                 Atas dasar inilah penulis menyusun gagasan tertulis ini agar khalayak umum mengerti dampak-dampak apa saja yang mungkin ditimbulkan dari maraknya penggunaan facebook di kalangan pelajar remaja dan penaggulangannya

Tujuan
                 Mahasiswa sebagai generasi bangsa membangun gagasan tertulis mengenai pengaruh situs pertemanan facebook terhadap perilaku generasi muda sebagai upaya untuk mengenal lebih jauh lagi sebab-musabab situs jejaring sosial bisa merambah ke dalam dunia remaja, dampak-dampak apa saja yang mungkin ditimbulkan serta peran tenaga pendidik dan orang tua dalam menyingkapi fenomena jejaring sosial ini agar tidak mempengaruhi perilaku generasi muda.

Manfaat
                        Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.        Bagi pelajar
Para pelajar remaja bisa lebih mengotrol waktu mereka ketika menggunakan internet terutama ketika mengakses situs-situs jejaring sosial agar mereka bisa memproteksi diri mereka sendiri dari dampak negatif yang mungkin terjadi.
2.         Bagi orang tua
       Orang tua dapat meningkatkan pengawasan terhadap anak mereka yang sering mengakses situs jejaring sosial di internet agar dapat terhindar dari pengaruh negatif situs jejaring sosial
3.        Bagi tenaga pengajar
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menghadapi tingkah laku remaja saat ini terutama dalam menggunakan situs jejaring sosial agar tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa

GAGASAN
                        Belakangan ini tak dapat dipungkiri masyarakat Indonesia maupun dunia sedang diserang fenomena ‘‘demam’’ situs jejaring sosial. Semua orang dari berbagai kalangan dan usia mulai mengakses situs-situs pertemanan seperti facebook yang merupakan situs pertemanan yang memilki pengguna terbanyak.
                        Kehadiran facebook  di tengah masyarakat menjadi sebuah fenomena yang menandai babak baru kehidupan modern. Keberadaannya dapat menggantikan peran silaturahmi di tengah masyarakat karena fasilitasnya yang dapat menghubungkan orang perorang secara leluasa. Dari sini ditemukan bahwa para pengguna facebook kini lebih memilih menjalin komunikasi dengan memanfaatkan situs ini. Mereka cenderung melihat sisi praktis dan efektif karena tidak harus menyesuaikan diri sebagaimana tatanan berkomunikasi secara langsung.
                        Saat ini apabila remaja tidak memiliki akun di facebook tidak gaul namanya malah bisa dibilang ketinggalan zaman. Dan dalam rangka menunjukkan eksistensi, akhirnya mereka pun mulai belajar untuk mengakses situs jejaring sosial. Mereka beranggapan bahwa lewat situs tersebut mereka dapat mengembangkan pergaulan mereka bahkan sampai-sampai bisa berbisnis di sana.  Pada umumnya remaja yang menggunakan fasilitas internet di warnet selalu mengakses situs-situs jejaring sosial.
                 Dengan semakin menjamurnya warnet-warnet di kota bahkan desa semakin memudahkan mereka untuk mengakses situs-situs jejaring sosial. Ditambah lagi semakin berkembangnya teknologi sehingga untuk menikmati situs tersebut tidak perlu lagi pergi ke warnet. Cukup dengan membukanya lewat telepon genggam yang sekarang makin canggih dan murah, mereka bisa menikmati semua layanan yang disediakan situs pertemanan tersebut.
     Semakin terkenalnya situs pertemanan ini membuat penggunanya terutama dari kalangan pelajar semakin bertambah tiap harinya. Durasi dalam mengakses situs pertemanan pun relatif tinggi. Mereka lebih nyaman untuk terus terpaku di dalam situs tersebut untuk sekedar memberi komentar, share foto maupun chatting dengan teman mereka daripada harus membaca buku.
                 .Dari sini diungkap fakta yang cukup memilukan dimana ada kecenderungan pelajar yang gemar  mengakses facebook, prestasi akademiknya menurun. Hal itu terjadi sebagai akibat mereka disibukkan dengan update statusnya, mengomentari status dan foto orang lain, chatting, dan sebagainya yang sangat menyita waktu.
     Kebanyakan mereka melakukan hal tersebut diluar kendali karena menganggap aktivitas itu sama sekali tidak mengganggu aktivitas lainnya. Padahal sejatinya banyak waktu yang terbuang demi menulis, mengomentarai hal-hal sepele yang jauh dari dikatakan intelek. Pengguna facebook, kemungkinan besar selalu ingin mengetahui statusnya setiap hari sehingga tanpa disadari menyita waktu. Mereka terpicu untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir secara tak cerdas.
                 Pengawasan yang minim dari orang tua merupakan salah satu faktor  menjadi faktor mengapa mereka merasa nyaman  untuk menghabiskan waktunya untuk surfing di situs jejaring sosial tersebut. Orang tua seolah ‘'tutup mata'’ atas fenomena ini. Mereka hanya diam saja mengetahui anaknya sering mengakses situs pertemanan sampai lupa waktu. Namun para orang tua pun tidak bisa terlalu disalahkan atas penggunaan situs pertemanan yang tinggi karena anak mereka bisa saja menggunakan telepon genggamnya untuk membuka situs tersebut sehingga luput dari pengawasan orang tua.
                 Pada dasarnya situs-situs jejaring sosial memiliki batas umur bagi penggunanya yang ingin mengakses situs tersebut. Facebook membatasi umur pengguna yang boleh mengaksesnya yaitu minimal berumur 13 tahun. Statistik menunjukkan bahwa pengguna facebook terbanyak di Indonesia yaitu antara usia 23-31 tahun yaitu sebanyak 2.831.060 pengguna. Untuk lebih lengkapnya tentang klasifikasi usia pengguna facebook bisa dilihat pada gambar 4.
                 Penggunaan yang tinggi ini tidak dipungkiri akibat adanya kemajuan pesat di bidang teknologi. Selain itu, wujud sifat hakekat manusia adalah memilki kemampuan bereksistensi yaitu kemampuan seseorang untuk menunjukkan “keberadaanya” di antara manusia yang lain. Dengan adanya situs jejaring sosial seperti facebook mereka dapat menunjukkan dirinya pada khalayak luas apalagi sekarang jumlah pengakses situs facebook di Indonesia merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara dengan untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.
                 Dengan begitu banyaknya pengguna situs jejaring sosial ini, para pengguna terutama dari kalangan pelajar remaja menjadi semangat untuk menampilkan dirinya lewat akun mereka agar bisa dikenal oleh orang banyak. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata pengguna. User dapat men-upload foto dirinya untuk ditampilkan dalam akun pribadi sehingga bisa dilihat teman-teman mereka. Situs perteman facebook memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat sharing dengan anggota grup. Selain itu facebook menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, chat, share file dan lain-lain. Hal inilah yang membuat facebook begitu digandrungi oleh pelajar remaja saat ini.
                        Untuk dapat menikmati layanan-layanan ini, calon pengguna hanya diharuskan untuk mendaftar menjadi anggota dari situs jejaring sosial tersebut. Calon user hanya diwajibkan untuk memasukkan  nama, tanggal lahir, gender, email dan new password untuk keamanan akun.
                 Anggapan masyarakat yang mengatakan jika tidak mengakses internet dikatakan ketinggalan zaman atau gagap teknologi juga mulai mempengaruhi pemikiran pelajar remaja untuk mulai belajar mengakses situs pertemanan.
                 Solusi yang pernah diterapkan sebelumnya agar para pengguna situs jejaring sosial terutama dari kalangan pelajar remaja agar lebih bisa mengontrol waktu mereka ketika mengakses situs-situs pertemanan adalah dilakukannya razia di beberapa warnet pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung. Temuan para aparat sungguh mengejutkan karena banyak siswa-siswi terutama dari kalangan pelajar SMA yang membolos untuk sekedar membuka akun mereka di situs pertemanan.
                        Remaja sebagai seseorang yang sudah memulai tahap kematangan mental, emosional, sosial dan fisik tentunya sudah mulai bisa memilah-milah mana yang baik atau buruk untuk dirinya terutama dalam penggunaan internet sebagai media belajar.
            Adapun sisi positif dari penggunaan facebook antara lain:
1.         Memperluas pergaulan
Dengan mengakses situs-si mereka dapat memperoleh teman baru, berkenalan dengan mereka dan bahkan mencari teman lama. Atas dasar hobi yang sama atau latar belakang yang sama, mereka bisa membuat grup mereka sendiri yang beranggotakan orang-orang yang memiliki kesenangan yang sama sehingga mereka bisa bertukar pikiran mengenai topik kegemaran mereka.
2.         Media Promosi
Dengan pengguna yang banyak di seluruh dunia, facebook bisa dijadikan media promosi atau sarana belajar bisnis bagi remaja yang ingin berbisnis.
        Sedangkan sisi negatif yang dari munculnya situs-situs pertemanan di internet antara lain:
1.     Menurunnya prestasi siswa
               Banyak pelajar dan mahasiswa yang bermain facebook pada saat pelajaran sedang berlangsung. Mau diakui atau tidak ini mengakibatkan banyak pelajar yang dengan entengnya membolos untuk membuka situs facebook bahkan membukanya di kelas menggunakan telepon genggam saat pelajaran berlangsung. Berkaitan dengan hal ini, tentu saja secara otomatis berimbas pada penurunan prestasi akademik karena dijumpai realita pelajar yang kecanduan facebook mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan konsentrasinya dalam menerima pelajaran. Fokus perhatiannya hanya tertuju pada facebooknya. Belum lagi ditambah berkurangnya waktu belajar karena digunakan untuk berlama-lama dalam laman ini. Ini secara langsung akan mengurangi jam belajar mereka yang akhirnya berdampak pada menurunnya prestasi belajar.
2.     Berkurangnya perhatian terhadap keluarga
               Pada saat seharusnya keluarga bisa berkumpul setelah seharian beraktivitas, remaja justru malah sibuk mengakses situs pertemanan. Mereka sibuk dengan dunianya sendiri. Sibuk chatting atau sibuk memberi komentar sehingga waktu yang seharusnya untuk bercengkrama dengan keluarga terlewatkan begitu saja. Padahal saat-saat seperti inilah yang bisa dimanfaatkan untuk sharing tentang segala sesuatu yang bisa mempererat hubungan antara orang tua dan anak karena kebanyakan orang tua sibuk bekerja sehingga lupa terhadap anaknya.
3.     Tergantikannya kehidupan sosial
       Karena begitu nyamannya berada dalam dunia maya untuk mengakses facebook sehingga mengurangi frekuensi bertatap muka. Ada sebuah hal yang hilang dari interaksi seperti ini. Bertemu muka sangat lain dan tidak seharusnya digantikan dengan bertemu di dunia maya. Obrolan, tatapan mata, ekspresi muka, canda lewat ketawa tidak bisa tergantikan oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.
4.     Pornografi
       Masih hangat dibicarakan tentang praktik seks yang melibatkan para pelajar di Surabaya. Lewat facebook mereka menjajakan diri. Dengan memajang foto pada profile, mereka berusaha memikat para calon pelanggan. Tentu saja ini akan merusak mental para remaja.
5.     Mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer akan banyak menimbulkan penyakit karena orang malas untuk berolahraga
            Willis (2005:11) berpendapat bahwa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki seperti bakat, kemampuan, dan minat. Oleh karena itu peranan orang tua dan sekolah amat penting sebab para remaja belum siap untuk bermasyarakat. Bimbingan mereka amat dibutuhkan agar remaja tidak salah arah, karena di masyarakat amat banyak pengaruh negatif yang bisa menyengsarakan masa depan remaja. Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi dari para orang tua juga pendidik agar anak-anak mereka tidak terkena dampak negatif dari penggunaan situs jejaring sosial yang sekarang marak terjadi.
            Dengan gagasan yang diajukan penulis diharapkan para orang tua dan pengajar paham akan peran-peran mereka dalam mendidik dan membimbing generasi muda Indonesia. Karena tanpa kontribusi mereka dalam “mengawal” para generasi muda maka akan mustahil untuk merubah keadaan saat ini dimana banyak para pengguna situs pertemanan terutama dari kalangan pelajar remaja yang sudah mulai nyaman untuk tetap berlama-lama di depan komputer atau telepon genggam ketika mengakses situs-situs jejaring sosial hingga melupakan kewajiban dan kehidupan sosial mereka.
            Konflik antara remaja dengan orang tua dan guru sering terjadi karena para pendidik kurang dapat menyesuaikan diri terhadap remaja. Menurut penulis hal yang perlu dilakukan oleh para orang tua dalam menghadapi anak remaja mereka yang emosinya masih relatif labil adalah sebagai berikut:
1.    Mengajarkan kepada anak remaja apa artinya berakhlak baik. Akhlak yang baik merupakan aspek penting kehidupan dan sukses serta kebahagiaan hidup bergantung pada bagian di dalam dirinya, bukan pada harta, bukan pula kecantikan atau ketampanan luar
2.    Memberikan contoh yang baik. Menjadi contoh bagi remaja sering dilakukan orang tua secara tidak sadar. Perilaku orang tua akan terus menjadi contoh bagi anak remaja anda. Karena itulah, perilaku orang tua harus sesuai dengan denagn perilaku yang orang tua tuntut dari remaja
3.    Mendukung segala kegiatan-kegiatan positif yang ingin dilakukan anak remaja anda agar mereka dapat berkembang.
                        Sedangkan hal yang perlu diperhatikan oleh para pendidik ketika menghadapi remaja antara lain:
1.    Remaja sering dipandang masih seperti anak-anak, sedangkan mereka menganggap dirinya telah dewasa dalam tanda kutip. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan oleh para pendidik dalam membimbing remaja. Pendidik diharapkan dapat memahami kejiwaan dan kebutuhan-kebutuhan mereka.
2.    Ajaklah mereka berdiskusi dimana pendidik dapat mendengarkan dengan sabar segala keluhan mereka. Pendidik diharapkan tidak bersifat otoriter dan mendikte remaja. Disinilah peran guru BK harus lebih dioptimalkan lagi.
       Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai antara lain:
1.    Pengawasan yang tepat terhadap anak dalam menggunakan internet terutama ketika mereka mengakses situs-situs jejaring sosial, baik menggunakan komputer maupun telepon genggam.
2.    Mengajarkan generasi muda bagaimana cara berinternet yang sehat agar mereka bisa mengontrol diri mereka sendiri ketika menggunakan internet.
3.    Komitmen yang tinggi dari semua pihak untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan situs pertemanan di kalangan pelajar remaja agar mereka tidak ”tenggelam” di dalamnya hingga melupakan kewajiban mereka

PENUTUP
Gagasan yang Diajukan
                        Gagasan yang diajukan penulis dalam  menyingkapi fenomena jejaring sosial yang kini marak di kalangan pelajar remaja yaitu dengan mengoptimalkan peran orang tua dalam keluarga dan tenaga pendidik di sekolah sebagai upaya untuk men-cover para generasi muda dari pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin terjadi dari  penggunaan situs jejaring sosial di internet.


Tehnik Implementasi
1.        Upaya Preventif
Yang dimaksud dengan upaya preventif adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar penggunaan situs jejaring sosial yang mengakibatkan ketagihan tidak timbul. Usaha preventif yang mungkin dilakukan yaitu sebagai berikut:
a.       Dalam Keluarga
·      Orang tua menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan waktu luang untuk berkumpul bersama anak-anak misalnya di waktu makan bersama. Di waktu makan bersama itu sering keluar ucapan-ucapan dan keluhan anak secara spontan. Spontanitas itu sangat penting bagi orang tua sebagai bahan pertimbangan untuk memahami diri anak. Dengan begitu anak tidak akan sering membuka situs pertemanan untuk mengeluarkan apa yang ingin disampaikannya karena mereka telah memiliki orang tua yang bisa dijadikan tempat mereka menyurahkan segenap perasaan yang sedang mereka alami.
·      Jika di rumah kita ada anak di bawah umur, gunakan Internet bersama dengan anggota keluarga lain yang lebih dewasa. Tempatkan komputer di ruang keluarga atau di tempat yang mudah diawasi oleh orang tua. Jika diperlukan, berilah penjadwalan/pembatasan waktu untuk anak dalam menggunakan Internet
·      Tegaskan kepada anak maupun remaja di rumah untuk tidak gegabah merencanakan pertemuan langsung (face-to-face) dengan seseorang yang baru mereka kenal di Internet. Jika memang mereka bersikeras untuk tetap bertemu, maka harus dipastikan ada orang dewasa yang menemani dan pertemuannya harus berlangsung di tempat umum/ publik
b.    Di Lingkungan Sekolah
·      Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid. Diharapkan jika guru mampu untuk memahami kondisi psikis muridnya, pemahaman individu murid akan lebih objektif sehingga memudahkan guru memberikan bantuan kepada murid-muridnya.
·      Mengajarkan kepada para siswa bagaimana cara berinternet yang sehat. Langkah ini dilakukan agar mereka tidak ketergantungan ketika mengakses situs-situs pertemanan yang marak terjadi saat ini.
2.        Upaya Kuratif
Yaitu upaya antisipasi terhadap gejala-gejala penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan pada generasi muda, agar dampak-dampak negatif dari penggunaan situs-situs pertemanan ini tidak meluas dan akhirnya merugikan dirinya sendiri.
a.       Dalam Keluarga
·    Pembatasan secara wajar penggunaan internet di rumah. Dengan pembatasan waktu ini, anak remaja bisa lebih mengontrol waktu mereka dalam menggunakan internet sehingga kewajiban mereka bisa terselesaikan dengan baik. Berilah mereka waktu senggang untuk mengakses internet, mungkin saat sore hari setelah istrahat siang. Dengan disiplin yang tinggi dan pengawasan yang tepat dari orang tua, remaja akan menjadi sungkan untuk terus-terusan menggunakan  internet terutama dalam mengakses situs pertemanan.
·    Mengalihkan perhatian mereka dengan mendukung segala kegiatan positif yang ingin dilakukan anak remaja umumnya. Mungkin ada keberanian-keberanian mereka yang harus didukung walaupun orang tua agak khawatir. Beri mereka kesempatan. Bila orang tua suka menghalangi proses sosialisasi dengan keras, besar kemungkinan remaja akan mengalami gangguan mental.
·    Memberikan perhatian yang cukup dan sering untuk sharing mengenai masalah yang dihadapi. Dengan begini, interaksi antara orang tua dan anak akan lebih erat. Anak akan lebih senang untuk mengeluarkan isi hatinya pada orang tua mereka daripada menggunakan situs jejaring sosial untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Saat ini sering kali tanak remaja tidak memiliki seseorang untuk berkeluh-kesah sehingga sebagai alternatif ia menggunakan jasa situs pertemanan agar perasaan mereka bisa didengar semua orang.
b.      Di Lingkungan Sekolah
·    Guru dapat menjelaskan dampak-dampak negatif apa saja yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan. Dengan penjelasan ini, para pelajar remaja akan lebih bisa untuk mengotrol waktu mereka dalam menggunakan internet terutama ketika mengakses situs pertemanan.
·     Guru dapat membantu dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didiknya. Guru dapat merangsang minat yang ada dalam muridnya dan membantu  dalam mengasah keterampilan mereka sehingga mereka lebih percaya diri dalam bergaul. Dengan adanya berbagai aktifitas-akitfitas positif yang dilakukan,  remaja akan mulai perlahan-lahan lepas dari penggunaan situs pertemanan yang berlebihan. Mereka menganggap aktifitas-aktifitas yang berisi minat mereka lebih menyenangkan daripada duduk berlama-lama di depan komputer.
3.    Perlindungan Diri Sendiri
Yaitu upaya yang dilakukan oleh individu itu sendiri ketika mereka mengakses situs pertemanan  atau pun internet agar tidak terkena dampak negatif penggunaannya. Upaya perlindungan diri sendiri ini antara lain:
·       Dalam berinternet janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di internet yang menarik perhatian. Di internet banyak sekali orang yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain. Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak.
·       Simpanlah baik-baik informasi tentang nama, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Usahakan untuk tidak mempedulikan permintaan dari orang yang baru dikenal di Internet.
·       Jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di internet yang mencoba mempengaruhi agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.
·       Ceritakanlah semua masalah pada sahabat atau orang yang dipercaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kenal di Internet. Bercerita kepada sahabat di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing di sebuah chat room.

Prediksi Hasil
            Jika orang tua dan tenaga pendidik berkomitmen tinggi serta serius dalam menyingkapi fenomena jejaring sosial yang kini merebak di kalangan pelajar remaja, maka penulis kira akan mudah untuk menghilangkan sifat ketergantungan mereka ketika mengakses situs jejaring sosial. Peran dan kontribusi mereka dalam mendidik para generasi muda sangat dibutuhkan karena emosi remaja cenderung masih labil dan mudah terkena pengaruh negatif dari lingkungan mereka.
            Selain itu jika upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan maka akan mudah bagi kita untuk membentuk pribadi generasi muda yang tangguh akan dampak negatif dari arus globalisasi terutama dalam hal penggunaan internet.
            Jika orang tua dan guru dapat menyadari peran-peran mereka dalam membimbing para generasi muda, akan mudah untuk meminimalisir kemungkinan anak remaja akan terkena imbas dari penggunaan internet yang tidak sehat. Untuk itu diharapkan kesadaran dari semua pihak dalam menyingkapi fenomena situs jejaring sosial yang sedang merebak di kalangan pelajar remaja saat ini.


DAFTAR PUSTAKA

Arfi, Brian. 2009. Facebook Statistics for Asia, (Online), (http://www.clicktrue.biz/blog/research/facebook-growth/comment-page-1.html diakses 28 Februari 2010)
Asnawi. 2009. Asia Top 10 Internet Countries – 2009, (Online), (http://www.internetworldstats.com/stats3.htm diakses 27 Februari 2009)
Josepshon, Michael S., Val J. Peter, & Tom Dowd. 2001. Menumbuhkan 6 Sikap Remaja Idaman: Panduan Bagi Orang Tua. Terjemahan oleh Esti A. Budihabsari. 2003. Bandung: Penerbit Kaifa
Kapang, Fredy Yusman. 2009. 6 Jurus Ampuh Menguasai Facebook. Yogyakarta: Cemerlang Publishing
Setiawan, Budi & Yayan Supayan. 2007. Gaul ala Friendster untuk Pemula. Jakarta: Media Kita
Tannen, Deborah. 2001. Kukatakan Ini Karena Ku Cinta Kamu: Seni Berbicara Dalam Keluarga. New York: Random House.
Wade, Carole & Tavris Carol. Tanpa tahun. Psikologi: Edisi Kesembilan. Terjemahan oleh Padang Mursalin & Dinastuti. 2007. Jakarta: Penerbit Erlangga
Willis, Sofyan S. 2005. Remaja & Masalahnya: Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja seperti Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. Bandung: Alfabeta

loading...

0 Response to "CONTOH MAKALAH DAN ARTIKEL PENGARUH SITUS JEJARINGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU GENERASI MUDA "

Post a Comment