I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada Era
Globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para
pesaingnya agar dapat bertahan hidup. Tuntutan dapat berasal dari pelanggan
yaitu tentang mutu pelayanan dan kepuasan standar global yang harus dipenuhi
oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan harus berusaha untuk mendapat penilaian
yang baik dari pihak luar perusahaan baik dalam hal keuangan, pelayanan kepada
konsumen, maupun kerapian dalam administrasi agar mendapat kepercayaan dari mereka.
Laporan keuangan
perusahaan merupakan suatu deskripsi usaha yang dapat memberikan gambaran
tentang keadaan keuangan perusahaan yang merupakan umpan balik atas segala apa
yang telah dilakukan dan imbasnya terhadap perusahaan. Pimpinan Perusahaan atau
manajer sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan. Dengan menganalisis
laporan keuangan maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan
keuangan perusahaan dari waktu yang terdahulu maupun waktu yang sedang
berjalan. Dengan menganalisis data keuangan tahun-tahun yang lalu maka dapat
diketahui kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik.
Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan
penyusunan rencana atau kebijakan yang akan di lakukan di waktu yang akan
datang.
Selain
manajemen, kreditur dan investor juga berkepentingan atas laporan keuangan
sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit dan penanaman modal. Kreditur
jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui besarnya aktiva yang akan
digunakan sebagai jaminan dalam pemberian kredit. Kreditur jangka pendek
berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
yang harus segera dipenuhi, dengan dana yang bersumber dari aktiva lancarnya.
Investor berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan keputusan
penanaman modal (Bambang Riyanto, 2001).
Dalam mengadakan
interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya
ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis
keuangan adalah rasio. Pengertian rasio adalah gambaran suatu hubungan dari dua
unsur (suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara sistematis
sehingga dapat diketahui deskripsi tentang baik buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka standar (Bambang Riyanto, 2001).
Analisis laporan
keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan hasil kecenderungan atau
trend dan untuk mengetahui apakah keadaaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan
keuangan perusahaan : memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan
dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk
mengetahui arah perkembangannya (Djarwanto, 2001). Sedangkan analisis rasio
keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh
sebuah perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio keuangan ini, diharapkan
dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern perusahaan pada umumnya
dan kondisi keuangan pada khususnya.
Perusahaan
Umum Pegadaian merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) milik Departemen Keuangan RI dan merupakan salah satu lembaga perkreditan yang
khas, karena hanya bergerak dalam bidang penyaluran kredit kepada masyarakat
atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda-benda bergerak. Perum Pegadaian
merupakan salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan kredit masyarakat,
karena mampu melayani kebutuhan akan uang pinjaman dalam waktu yang relatif
singkat, sehingga sangat diminati masyarakat, hal ini dapat diketahui dengan
layanan pemberian kredit yang telah disalurkan baik untuk kebutuhan produksi,
semi produksi maupun konsumtif.
Sebagai lembaga
keuangan penyalur kredit Perum Pegadaian harus mengelola keuangan dengan
sebaik-baiknya. Kesehatan keuangan harus tetap dijaga. Untuk mengetahui keadaan
keuangan dapat dilakukan dengan melihat dan mengevaluasi laporan keuangan. Dari
laporan Keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan yang dapat menunjukkan posisi, kondisi maupun hasil kerja yang telah
dicapai. Dengan demikian, selain digunakan untuk sumber informasi laporan
keuangan dapat digunakan sebagai alat pertanggung jawaban.
Berdasarkan uraian
diatas dapat diketahui bahwa laporan keuangan sangat diperlukan oleh berbagai
pihak dengan bebagai kepentingan. Mengingat pentingnya laporan keuangan
tersebut maka penulis merasa tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul : “PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK
MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA “PERUM PEGADAIAN”
CABANG PURWOKERTO”
B.
Perumusan Masalah
Perusahaan Umum
Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara dalam menyikapi
persaingan di Era Globalisasi ini harus mampu berusaha memperbaiki kinerja
perusahaannya, sehingga setiap peluang yang ada dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, sedang segala ancaman yang mungkin akan terjadi bisa diminimalkan. Salah satu
usaha yang dilakukan Perum Pegadaian adalah dengan melakukan evaluasi terhadap
kinerja keuangan perusahaan sehingga diharapkan dapat diketahui efektivitas dan
efisiensi perusahaan dalam mencapai tujuan yang dinilai dari tingkat kesehatan
dan perkembangan usaha dari segi keuangan. Dengan adanya evaluasi kinerja
keuangan pada tiap tahun maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Perum Pegadaian Cabang Purwokerto, telah
memenuhi klasifikasi sehat berdasarkan kriteria kinerja keuangan yang berlaku ?
2. Apakah usaha Perum Pegadaian Cabang Purwokerto,
telah menunjukkan perkembangan apabila ditinjau dari Rentabilitas Ekonominya ?
C.
Pembatasan Masalah
Kinerja perusahaan
dapat diukur dengan banyak faktor seperti Sumber Daya Alam ( human resoures ), Operasional ( Operation on production ) dan keuangan (
finance ). Demikian juga dengan
penilaian yang dilakukan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meliputi tiga
aspek yaitu aspek keuangan, operasional, dan administrasi. Dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada masalah pengukuran nilai kinerja perusahaan yang didasarkan
atas aspek keuangan dari tahun 2001-2005. Rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan adalah rasio keuangan yang
didasarkan pada SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002.
D.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengevaluasi tingkat kesehatan keuangan
Perum Pegadaian Cabang Purwokerto tahun
2001 – 2005.
b. Untuk mengetahui perkembangan usaha Perum
Pegadaian cabang Purwokerto, ditinjau dari segi Rentabilitas Ekonominya.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Perum
Pegadaian Cabang Purwokerto, dalam menetapkan kebijaksanaan guna mencapai
suksesnya usaha.
b. Bagi Peneliti
1. Untuk memenuhi persyaratan menulis skripsi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma Purwokerto.
2. Sebagai penerapan praktikum dari teori-teori yang
telah didapat peneliti di bangku kuliah.
c. Bagi Fakultas
Hasil
penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bacaan ilmiah guna
melengkapi kepustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma Purwokerto.
E.
Kerangka Pemikiran Penelitian
Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak dalam bidang kredit mempunyai dua misi, yaitu
menyalurkan kredit bagi masyarakat ekonomi lemah, dan disisi lain sebagai
kesatuan usaha ekonomi yang diharuskan untuk mampu mempertahankan dan mengembangkan
kelangsungan hidupnya. Untuk itu pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan
baik dan kesehatan keuangan harus selalu tetap dijaga.
Tingkat kesehatan keuangan Perum Pegadaian
Cabang Purwokerto dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan ( Neraca
dan Laporan Laba Rugi ) menggunakan rasio keuangan, yaitu Return On Equity, Retrun On Investment,
Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Rasio TMS terhadap TA, hal ini sesuai dengan SK Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002.
Dari hasil analisis ini maka kita dapat mengetahui kondisi kesehatan keuangan
Perum Pegadaian Cabang Purwokerto termasuk sehat atau tidak sehat.
Perkembangan usaha Perum Pegadaian Cabang
Purwokerto dapat dianalisis melalui laporan keuangan ( Neraca dan Laporan Laba
Rugi ) dengan menghitung Rentabilitas Ekonomis dan dianalisis menggunakan trend
least square sehingga kita dapat mengetahui perkembangan usaha Perum Pegadaian
Cabang Purwokerto meningkat atau tidak meningkat.
Gambar 1: Kerangka pemikiran penelitian ini akan
nampak sebagai berikut:
F.
Hipotesis
1. Diduga tingkat kesehatan finansial Perum Pegadaian
Cabang Purwokerto selama periode penelitian telah memenuhi klasifikasi sehat.
2. Diduga perkembangan usaha Perum Pegadaian Cabang
Purwokerto selama periode penelitian mengalami peningkatan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Kredit
Gadai
- Pengertian Gadai
Gadai adalah suatu
hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh
seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan
kekuasaan kepada si piutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya dengan kekecualian
biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus
didahulukan (Badrul Zaman, 1991).
- Sifat-sifat umum gadai.
a. Gadai adalah untuk benda bergerak
Artinya obyek gadai adalah benda
bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud (hak tagihan).
b. Sifat kebendaan.
Artinya memberikan jaminan bagi
pemegang gadai bahwa dikemudian hari piutangnya pasti dibayar dari nilai barang
jaminan.
c. Benda gadai dikuasai oleh pemegang gadai.
Artinya benda gadai harus diserahkan
oleh pemberi gadai kepada pemegang gadai.
d. Hak menjual sendiri benda gadai.
Artinya hak untuk menjual sendiri benda gadai oleh
pemegang gadai.
e. Hak yang didahulukan
f. Hak accessoir.
Artinya hak gadai tergantung pada
perjanjian pokok.
(Badrul Zaman, 1991).
- Barang yang dapat digadai
Barang yang dapat
digadaikan yaitu semua barang bergerak seperti barang-barang perhiasan,
elektronik, peralatan rumah tangga, mesin, tekstil
dan lain-lain.
Barang yang tidak
dapat digadaikan seperti barang milik pemerintah, surat-surat berharga, hewan
dan tanaman, bahan makanan dan benda yang mudah busuk, benda-benda yang kotor,
benda-benda yang untuk menguasai dan memindahkan dari satu tempat ke tempat
lain memerlukan izin, barang yang karena ukurannya yang besar maka tidak dapat
disimpan digadaian, barang yang tidak tetap harganya. (Badrul Zaman, 1991).
- Hak dan kewajiban pemegang gadai.
a. Hak pemegang gadai.
Menjual gadai dengan
kekuasaan sendiri dan atau dengan perantara hakim, atas izin hakim tetap
menguasai benda gadai, mendapat ganti rugi, retorsi dan hak undang-undang untuk
didahulukan.
b. Kewajiban pemegang gadai.
Bertanggung jawab atas
kehilangan atau kerusakan barang gadai karena kelalaiannya, memberitahukan
kepada pemberi gadai apabila barang gadai itu di jual dan bertanggung jawab
terhadap hasil penjualan barang gadai tersebut. (Badrul Zaman, 1991).
- Berakhirnya gadai.
Perikatan kredit melalui lembaga gadai
akan berakhir pada saat dilunasinya kredit gadai oleh pemberi gadai kepada
pemegang gadai sesuai isi pengikat. Gadai dapat diperpanjang dengan cara
mengadaikan perjanjian baru. (Badrul Zaman, 1991).
B. Laporan
Keuangan
1.
Pengertian
Laporan Keuangan
Media yang dapat
dicapai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan
yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan perubahan modal. Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat
diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhirpun
disajikan dalam nilai uang. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan , kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan
bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian masa lalu.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Adapun bentuk dari
laporan keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis
tentang aktiva, utang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu.
Aktiva adalah merupakan bentuk dari
penanaman modal perusahaan, yang terdiri dari aktiva lancar (kas, investasi
jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang dan persediaan) dan aktiva tidak
lancar (investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud). Utang adalah kewajiban
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, yang terdiri dari
utang jangka pendek (utang dagang, utang pajak, utang wesel, pendapatan
diterima dimuka) dan utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik).
Modal adalah kelebihan nilai aktiva
yang dimililki oleh perusahaan terhadap seluruh utang-utangnya.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi menggambarkan hasil
usaha suatu perusahaan selama satu
periode tertentu.
1. Pendapatan (Revenue)
Adalah aliran masuk atau kenaikan lain
aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang-utangnya (atau kombinasi
keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan
barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama
badan usaha.
2. Biaya (Expense)
Adalah aliran keluar atau pemakaian
lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinsi keduanya) selama suatu periode
tertentu yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa
atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
3. Penghasilan (Income)
Adalah selisih penghasilan-penghasilan
setelah dikurangi biaya-biaya.
4. Laba (Gain)
Adalah kenaikan modal (aktiva bersih)
yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi
badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau
investasi oleh pemilik, misalnya laba yang timbul dari penjualan surat
berharga.
5. Rugi (Loss)
Adalah penurunan modal (aktiva bersih)
yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi
badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya atau distribusi
pada pemilik, misalnya rugi yang timbul dari penjualan surat berharga.
6. Harga Perolehan (Cost)
Adalah jumlah uang
yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa.
Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva, misalnya
pembelian mesin dan persekot.
c. Perubahan modal
Perubahan modal yaitu laporan yang
menunjukkan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi
jumlah modal pada akhir periode.
( Hanafi M Mamduh dan Abdul Halim,
2004 )
- Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan
dipersiapkan atau dibuat dengan maksud
untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan
(Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang
bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh
dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang
merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
a.) Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact ).
b.) Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
akuntansi (accounting
convention and postulate).
c.) Pendapat pribadi (personal judgment).
3.
Keterbatasan
Laporan Keuangan.
Dengan mengingat
atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan
antara lain :
a.) Laporan keuangan yang
dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat
antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan
keuangan yang final. Karena itu semua
jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak
menunjukan realisasi di mana dalam intern report ini terdapat atau terbanding
pendapat-pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh
akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
b.) Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah
yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar
penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
c.) Laporan keuangan berdasarkan hasil pencatatan
transaksi keuangan atau nilai rupiah dari
berbagai waktu atau tanggal yang lalu padahal daya beli uang tersebut semakin
menurun dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya.
d.) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misal
reputasi dan prestasi perusahaan. ( S. Munawir, 2004 )
C. Analisis
Laporan Keuangan
1. Arti penting Analisis Laporan Keuangan
Untuk dapat
memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, kita perlu
mengadakan interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan
yang bersangkutan. Data keuangan itu akan tercermin di dalam laporan
keuangannya.
Laporan keuangan
memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca
mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada saat tertentu,
sedangkan laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu
periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Mengadakan interpretasi
atau analisis terhadap laporan finansial suatu perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi penganalisis untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan
finansial perusahaan yang bersangkutan.
Pimpinan suatu
perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan finansial dari
perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisis laporan finansial dari
perusahaan, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial
dari perusahaannya dan akan dapat diketahui hasil-hasil keuangan yang telah
dicapai di waktu-waktu yang telah lalu dan waktu yang sedang berjalan.
Para krediturpun
berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang telah atau akan
menjadi nasabahnya. Para kreditur berkepentingan untuk “keamanan” mereka sendiri.
Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberikan atau menolak permintaan
kredit dari suatu perusahaan, perlulah kiranya mengadakan suatu analisis
terlebih dahulu terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang mengajukan
kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar
kembali utang ditambah bunganya.
Para investorpun
berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka
penentuan keputusan penanaman modal. Bagi investor yang penting adalah “rate of return” (tingkat imbalan hasil)
dari dana yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh
suatu perusahaan.
Dengan demikian
maka jelaslah bahwa mengadakan interpretasi atau analisis laporan keuangan
suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan meskipun kepentingan tersebut jelas
berbeda.( S. Munawir, 2004 )
2. Prosedur analasis
Prosedur-prosedur analisis yang
dilakukan dalam analisis laporan keuangan antara lain:
a.
Mempelajari dan memahami
laporan keuangan yang akan dianalisa.
Tujuannya adalah untuk mengetahui aktifitas atau kegiatan perusahaan
yang akan dianalisa laporan keuangannya. Dengan demikian pihak penganalisa akan
dapat mengetahui keadaan keuangan dan latar belakang dari data keuangan
tersebut sehingga dapat membuat inter prestasi yang memuaskan.
b.
Adakah penelitian mengenai
penyusunan pos-pos laporan keuangan.
Jika dianggap perlu dapat dilakukan penyusunan kembali
dari data-data yang akan dianalisis
Tujuan prosedur ini ialah untuk memastikan bahwa laporan
keuangan yang akan dianalisis sudah
menggambarkan data keuangan yang relefan dan telah menerapkan metode penelitian
yang tepat secara konsisten sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi yang lazim. Akhirnya
akan didapatkan laporan keuangan yang benar-benar dapat dibadingkan (comparable).
c.
Mengadakan
perhitungan-perhitungan dengan mempergunakan metode
dan teknik analisis yang sesuai dengan tujuan analisis.
d.
Memberikan interpretasi
terhadap hasil-hasil perhitungan sehingga dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, (S.Munawir, 2004).
3. Metode dan Teknik Analisis
Ada bermacam-macam
metode dan teknik analisis yang dapat digunakan dalam laporan keuangan. Metode
dan teknik tersebut mempunyai tujuan yang sama
yaitu menyederhanakan informasi sehingga mudah dipahami dan akhirnya digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, jadi pemilihan metode dan teknik
analisis tergantung dari tujuan analisis itu sendiri.
Ada dua macam metode analisis yang bisa dipakai yaitu:
a.
Metode analisis horizontal atau metode analisis
dinamis.
Metode analisis horisontal yaitu analisis dengan mengadakan perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau berapa saat, sehingga akan di ketahui
perkembangan perusahaan yang dianalisis
b.
Metode analisis vertikal atau metode analisis statis.
Metode analisis vertikal yaitu analisis dengan cara membandingkan antara pos yang
satu dengan yang lainnya pada laporan keuangan yang sama atau antar laporan
keuangan pada satu periode saja.
Teknik analisis yang digunakan dalam
teknik laporan keuangan, adalah :
a.
Analsis perbandingan laporan
keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan
laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:
1.
Data absolut
atau jumlah-jumlah dalam rupiah
2.
Kenaikan atau penurunan dalam
jumlah rupiah
3.
Kenaikan atau penurunan dalam
prosentase
4.
Perbandingan yang dinyatakan
dalam resiko
5.
Prosentase dari total
b.
Trend atau tendensi posisi dan
kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage
analisis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui
tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkna tendensi tetap, naik
atau bahkan turun.
c.
Laporan dengan presentanse
perkomponen atau common
size statement,
adalah suatu meteode analisis untuk mengetahui struktur permodalannya dan
komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d.
Analisis sumber dan penggunaan
modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja
dalam periode tertentu.
e.
Analisis sumber dan penggunaan kas (cash
flow statement analysis).
Analisis sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu
f.
Analisis rasio, adalah suatu
metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua
laporan rugi laba secara kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g.
Analisis
perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dalam
periode-periode yang lain atau perubahan laba
kotor suatu periode dengan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibugetkan
untuk periode tertentu.
h.
Analisis break-even adalah suatu
analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh
kuntungan. (S.Munawir, 2004).
4. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio dapat diartikan sebagai gambaran suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical
relation ship) antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis ratio dapat digunakan untuk memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila
angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka
rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Angka rasio keuangan ini dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1.
Berdasarkan sumber datanya,
angka rasio dapat digolongkan antara lain:
a. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)
b. Rasio-rasio Rugi Laba (Income Statement Ratio)
c. Rasio-rasio antar laporan (Inter-statement Ratio)
2.
Berdasarkan
tujuan analisis, angka rasio dapat digolongkan antara lain:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio solvabilitas
c. Rasio rentabilitas dan rasio-rasio lain yang
sesuai dengan kebutuhan penganalisis
( S. Munawir, 2004 )
5. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat
likuid) yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan
membayar” dari perusahaan yang
bersangkutan tetapi hal ini tidak menjamin perusahaan tersebut dapat memenuhi
segala kewajiban finansial yang segera harus terpenuhi atau perusahaan tersebut
belum tentu mempunyai “kemampuan membayar”.
“Kemampuan” membayar
dari suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan “ kekuatan
pembayarannya” di suatu pihak dengan kewajiban finansialnya yang segera harus
dipenuhi dilain pihak. Perusahaan dikatakan likuid jika jumlah aktiva lancar yang merupakan alat bayar lebih besar
dari pada kewajiban yang harus segera dipenuhi. Sebaliknya perusahaan dikatakan
illikuid jika jumlah aktiva lancar yang merupakan alat bayar lebih kecil dari
pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Apabila perusahaan tingkat
likuiditasnya terlalu rendah atau illikuid
maka maka perusahaan harus dapat
mengusahakan agar likuiditasnya dapat dinaikan lebih tinggi lagi.
Tingkat likuiditas dapat dipertinggikan dengan jalan
sebagai berikut:
1
Dengan utang lancar (current liabilitas)
tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar (current asset)
2
Dengan aktiva lancar terttentu
diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
3
Dengan mengurangi jumlah utang
lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar. (Bambang Riyanto, 2001).
6. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan pada saat itu dilikuidasi.(kemampuan
suatu perusahaan untuk membayar semuanya utang-utangnya
baik jangka pendek maupun jangka panjang)
Suatu perusahaan yang solvabel
berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai
aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya
sebaliknya perusahaan yang insolvabel ( tidak solvabel ) berarti bahwa
perusahaan tersebut tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
menbayar semua hutang-hutangnya. Makin kecil tingkat
solvabilitas suatu perusahaan maka makin berat beban tetap perusahaan
yang berupa bunga tetap. Sehingga makin
sedikit keuntungan yang diperoleh maka makin berbahayalah kedudukan perusahaan.
NB : INGIN VERSI LENGKAPNYA, SILAHKNA REQUEST DIKOLOM KOMENTAR DAN TINGGALKAN ALAMAT E-MAILNYA.......
loading...
tolong kirim selengkapnya ke email sy dong
ReplyDelete