ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN
( Suatu
kasus pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi
PT MATRIX
PRIMATAMA Bandung)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Potensi usaha jasa konstruksi sangat berperan dalam kegiatan perekonomian,
khususnya dalam kegiatan pembangunan.
Baik pembangunan sarana umum,
pembangunan gedung maupun pembangunan lainnya. Dengan adanya industri jasa
konstruksi akan memberikan peluang yang besar bagi penyerapan tenaga kerja yang
memiliki keahlian dibidang industri jasa konstruksi dan bangunan, dengan
tersedianya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pendapatan bagi tenaga
kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.
Secara
prospektif keberadaan industri jasa konstruksi baik skala kecil, menengah,
maupun skala besar mempunyai nilai strategik bagi Indonesia, mengingat proporsi
perannya cukup besar dan menyangkut banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan pelaksanaan suatu proyek dan pembangunanan.
Dari
pernyataan diatas jelas bahwa perusahaan jasa konstruksi memberi dampak positif
terhadap perkembangan perekonomian, namun dalam kenyataannya pelaksanaan usaha
perusahaan jasa konstruksi memiliki hambatan dan masalah yang dihadapi yang
menjadi fenomena umum yang menjadi gambaran bahwa setiap sektor usaha tidak
hanya memiliki kelebihan, tetapi banyak kekurangan yang yang ada dalam
menjalankan usahanya.
Menurut Laporan pembinaan
Konstruksi “BAPEKIN” dalam sosialisasi Undang-Undang No. 18/1999 dan Peraturan Pelaksanaan jasa
konstruksi di Bandung terdapat beberapa fenomena yang terjadi pada Potensi
usaha atau Kondisi
Jasa Konstruksi Di Indonesia secara umum adalah :
§
Belum
terwujudnya mutu konstruksi, ketepatan waktu pelaksanaan, dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya sebagaimana direncanakan.
§
Rendahnya
tingkat kepatuhan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
§
Belum
terwujudnya kesejajaran kedudukan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam
hak dan kewajiban secara adil dan serasi
§
Belum
terwujudnya secara optimal kemitraan yang sinergis Antar badan usaha jasa
konstruksi, dan Antar badan usaha jasa konstruksi dengan masyarakat
Sumber : Buletin BAPEKIN Edisi ke 6 tahun 2004
Dari
fenomena diatas, terlihat adanya suatu masalah penting yang ada pada industri
jasa konstruksi yang mengganggu tingkat kesehatan usaha sehingga secara
otomatis akan mengganggu pada keberlangsungan usaha. Salah satu akibatnya perusahaan akan
mengalami penurunan produktivitas usahanya. Rendahnya produktivitas akan
berpengaruh pada keberhasilan usaha sektor industri jasa pada umumnya, sektor
usaha akan berjalan lambat, dan jika dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan
industri jasa konstruksi akan bangkrut.
Jika hal tersebut dilihat secara nasional di Negara Indonesia, maka
tidak akan jauh berbeda keadaannya dengan kondisi industri jasa konsrtuksi yang
ada di Jawa Barat. Dimana jasa konsrtuksi memberikan kontribusi yang rendah
pada laju pertumbuhan ekonomi regional Jawa Barat, yaitu kurang dari 2% bahkan
tidak memberikan kontribusi / dampak positif terhadap industri lainnya hingga
tahun 2003. Namun hanya pada tahun 2004 triwulan I mencapai 2.20% dan memberi
dampak positif terhadap perkembangan pertumbuhan industri barang kayu dan hasil
hutan lainnya. (Syahwier, C A. Pikiran Rakyat, 24 juni 2004 )
Dari
data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Barat,
terdapat 500 perusahaan konstruksi yang
telah tercatat, baik perusahaan yang berada pada skala kecil, menengah dan
perusahan besar. Namun yang
tercatat sebagai perusahaan konstruksi yang aktif hanya 25 % saja. Hal tersebut
yang menjadi isu menarik mengapa perusahaan jasa cenderung mengalami penurunan
dalam menjalankan usaha. Oleh sebab itu, maka penulis melakukan penelitian pada
satu perusahaan jasa konstruksi yang ada dikota Bandung untuk membuktikan
secara nyata keadaan perusahaan jasa konstruksi seperti halnya fenomena yang
terjadi di Indonesia secara nasional.
Pada
tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana
manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Suatu organisasi
perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu
beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan produktivitas standar yang telah
ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke
waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang
menghasilkan produk/ jasa serupa. Hal ini menjadi penting agar perusahaan ini
dapat meningkatkan daya saing dari produk/ jasa yang dihasilkannya di pasar
global yang sangat kompetitif.
Tumbuh kembangnya perusahaan jasa masih
diliputi masalah yang cukup potensial yang dapat mengganggu kesehatan usaha,
sehingga mengganggu keberhasilan usaha. Randahnya produktivitas akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha perusahaan jasa, dan jika dibiarkan
maka akan mengakibatkan perusahaan jatuh bangkrut karena usaha suatu perusahaan
tidak selalu dan hanya bergantung pada laba yang diperoleh melainkan pada
tingkat produktivitasnya.
Berpijak dari hal diatas, betapa
pentingnya pengukuran produktivitas perusahaan. Maka penulis meneliti masalah
produktivitas yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi PT Matrix Primatama
yang tercatat sebagai perusahaan pelaksana jasa konstruksi tingkat menengah
tiga (M3), yaitu usahanya bergerak dalam bidang pelaksanaan jasa pelaksana
konstuksi bangunan.
PT Matrix Primatama menetapkan sistem
pengukuran produktivitasnya mempertimbangkan beberapa indikator produktivitas,
yang pada dasarnya mengacu pada konsep kualitas dari tenaga kerja yang
melaksanakan proyek yaitu dari ketepatan menggunakan waktu dan mencapai
kuantitas yang menjadi target dengan kualitas yang paling baik. Selain itu
tingkat efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang tersedia,
baik modal kerja mapun penggunaan sumber daya manusia dalam mengorganisir
kegiatan pelaksanaan proyek.
Berdasarkan data yang diperoleh selama
penelitian dari laporan keuangan perusahaan selama kurun waktu enam tahun yang
dilihat dari laporan rugi laba perusahaan, maka dapat dihitung besarnya
produktivitas perusahaan yang dilihat dari sisi input perusahaan atau seluruh
biaya yang digunakan dengan besarnya output perusahaan atau laba yang diperoleh
perusahaan. Adapun hasil pengolahan data dari perhitungan input dan output
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1
Perkembangan Produktivitas
Perusahaan Jasa Pelaksana konstruksi
PT Matrix Primatama periode
2000 – 2005
Tahun
|
Produktivitas
(O/I)
|
Perkembangan
per
tahun
|
(Laba
bersih total / Biaya total )
|
(%)
|
|
2000
|
0,365
|
-
|
2001
|
0,405
|
10,95
|
2002
|
0,367
|
-9,38
|
2003
|
0,593
|
61,08
|
2004
|
0,094
|
-84,12
|
2005
|
0,105
|
11,70
|
Sumber : Data PT Matrix Primatama, diolah
Bila dilihat maka penurunan dan
kenaikannya sangat drastis, hal tersebut terjadi karena dalam pelaksanaan
proyek kurang memperhatikan tingkat produktivitas dan perkembangan usaha
mereka, Perkembangan produktivitas tersebut merupakan gambaran dari
produktivitas dari perusahaan jasa
pelaksana konstruksi PT Matrix Primatama setiap tahun secara keseluruhan
Perkembangan produktivitas diatas
merupakan gambaran dari produktivitas dari perusahaan jasa konstruksi dan
pengadaan barang PT Matrix Primatama. Penurunan produktivitas ini membawa
dampak pada penurunan hasil dari perusahaan jasa konstruksi dan pengadaan
barang PT Matrix Primatama, lebih jauhnya akan mengurangi pendapatan dari
perusahaan itu sendiri. Sehingga kesejateraannya juga akan menurun.sebagaimana
dikemukakan oleh Lipsey (1995:277)
mengemukakan bahwa “ Penurunan secara permanen yang terjadi pada pertumbuhan
produktivitas akan berakibat gawat. Turunnya pertumbuhan produktivitas
mengandung makna bahwa biaya hidup bertambah lebih lambat atau sesungguhnya
berkurang”.
Melihat fenomena diatas, tumbuh kembangnya
perusahaan jasa masih diliputi masalah yang cukup potensial yang dapat
mengganggu kesehatan usaha, sehingga mengganggu keberhasilan usaha. Randahnya
produktivitas akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha perusahaan
jasa, dan jika dibiarkan maka akan mengakibatkan perusahaan jatuh bangkrut
karena usaha suatu perusahaan tidak selalu dan hanya bergantung pada laba yang
diperoleh melainkan pada tingkat produktivitasnya.
Vincen
Gasverz (2000:22) menyatakan hubungan antara
profitabilitas dan produktivitas. “ Jika perusahaan memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi sedangkan tingkat produktivitasnya rendah, maka yang
akan terjadi adalah tingkat profitabilitas tidak akan berlanjut dalam jangka
panjang, dalam jangka panjang produktivitas yang rendah akan menggerogoti
keuntungan perusahaan”. Masalah yang terjadi dalam internal peusahaan jasa ini
harus segera dapat diatasi, karena dalam menghadapi era globalisasi setiap
perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa harus
memilki kekuatan dalam mengahadapi para pesaing baik domestik maupun asing
yaitu dalam hal memberikan kualitas pelayanan jasa yang diberikan pada klien
(konsumen) pengguna jasa konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut menurut
vincen Gasverz “ tindakan yang harus diambil adalah meningkatkan produktivitas
perusahaan”.
Tujuan didirikannya perusahaan adalah
untuk mencari laba. Namun laba tidak menjamin keberlangsungan suatu usaha
sehingga tujuan perusahaan yang nyata adalah survival. Muchdarsyah Sinungan (2000:45-46) menyatakan bahwa “untuk dapat
survive maka perusahaan harus memiliki kompas. Untuk memiliki kompas tersebut
poerusahaan harus memiliki productivity
objective yang diperlukan untuk pengukuran produktivitas”
Untuk lengkap dan jelasnya permasalahan ini tertuang dalam judul : “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (Suatu
kasus pada perusahaan jasa Pelaksana Konstruksi
PT MATRIX PRIMATAMA Bandung).”
1.2. Perumusan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Muchdarsyah Sinungan (2000:18) bahwa terdapat tiga faktor mendasar
yang mempengaruhi produktivitas suatu perusahaan yaitu:
1.
Investasi sebagai komponen utama
berupa modal
2.
Managemen yang terdiri dari managerial skill dan
technical sakill
3.
Tenaga kerja
Menurut Balai Pengembangan
Produktivitas dalam Sedarmayanti
(2001:71) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah Sikap
kerja, Tingkat keterampilan,Hubungan kerja dengan lingkaran pengawasan mutu
(Quality Control Circles), Manajemen produktivitas, efisiensi tenaga kerja,
kewiraswastaan
Berdasarkan faktor- faktor yang
mempengaruhi produktivitas diatas, penulis membatasi pada tiga variabel yang
dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan jasa pelaksana konstruksi PT Matrix
Primatama Bandung yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Faktor-Faktor apa saja yang
mempengaruhi produktivitas perusahaan Jasa Pelaksana PT Matrix Primatama
Bandung ?
2.
Seberapa besar faktor-faktor
tersebut mempengaruhi produktivitas perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi PT
Matrix Primatama Bandung?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
·
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui dan memperoleh gambaran
yang jelas tentang pengaruh efektivitas modal kerja, kualitas tenaga kerja dan
kemampuan manajerial terhadap produktivitas
perusahaan jasa pelaksana konstruksi dan PT Matrix Primatama
2.
Mengetahui seberapa besar
efektivitas modal kerja, kualitas tenaga kerja dan kemampuan manajerial
mempengaruhi produktivitas perusahaan jasa pelaksana konstruksi PT Matrix
Primatama
3.
Memprediksi kondisi perkembangan
produktivitas perusahaan jasa pelaksana konstruksi dan PT Matrix Primatama
berdasarkan efektivitas modal kerja, kualitas tenaga kerja dan kemampuan
manajerial tersebut.
·
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat berguna untuk :
1.
Secara Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan kajian penelitian selanjutnya, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan ilmu ekonomi khususnya ekonomi mikro.
2.
Secara Praktis.
a.
Hasil penelitian diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan dan masukan serta sebagai bahan informasi dan
rekomendasi untuk selanjutnya menjadi referensi bagi perusahaan jasa pelaksana
konstruksi PT Matrix Primatama dalam meningkatkan produktivitasnya
b.
Hasil penelitian diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi bagi siapa saja yang ingin mengkaji
permasalahan ini
1.4. Kerangka Pemikiran
Produktivitas merupakan komponen yang turut menentukan serta menjadi
syarat utama dalam keberhasilan suatu perusahaan. Produktivitas menunjukkan
tingkat kualitas perusahaan dalm menghadapi era persaingan sehingga perusahaan
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Produktivitas dapat diartikan
sebagai campuran (compound) dari
produksi dan aktivitas, daya produksi sebagai penyebabnya dan produktivitas
mengukur hasil dari daya produksi tersebut. Apabila ukuran keberhasilan
produksi hanya dipandang dari sisi output saja, maka produktivitas dipandang
dari dua sisi sekaligus, yaitu : sisi input dan sisi output. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan jasa).
Vincen
Gasverz (1998:19) mengatakan bahwa “ Produktivitas merupakan suatu
kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, keberhasilan yang dipandang dari dua
sisi sekaligus yaitu sisi input dan output.”
Whitmore dalam
Sedarmayanti (2001:58) menyatakan bahwa :
“ Productivity is a measure of the use of the
reseources of an organization and is usually expressed as a ratio of the output
obtained by the uses reseources to the amount of reseources employed”.
Whitmore memandang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunan
sumber daya dalm suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari
keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan.”Dengan kata lain
produktivitas dapat dikatakan bahwa pengertian produktivitas memiliki dua
dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi.
Dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan
upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Penjelasan tersebut mengutarakan produktivitas total atau secara
keseluruhan, artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari keseluruhan
masukan yang ada dalam organisasi. Masukan (Input) tersebut lazim dinamakan
faktor produksi, masukan atau faktor produksi dapat berupa tenaga kerja,
capital, bahan, teknologi dan energi. Salah satu masukan seperti tenaga kerja,
dapat menghasilkan keluaran yang dikenal dengan produktivitas individu, yang
dapat juga disebut sebagai produktivitas parsial.
Keluaran yang dihasikan dicapai dari masukan yang melakukan proses
kegiatan yang bentuknya dapat berupa produk nyata atau jasa yang hasilnya
berupa pendapatan yang diterima setelah melakukan kegiatan produksi yaitu
berupa laba.
Menurut Albert Wijaya
(1993), bahwa:
Laba
perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis bagi perusahaan dan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan,
tetapi bukan tujuan akhir dari perusahaan. Dikatakan sangat penting, apabila perusahaan tidak
memperoleh laba, maka ia tidak dapat memberikan manfaat bagi stakeholder. Ini berarti tidak bias
memberikan deviden kepada pemegang saham, tidak bias memperluas usaha, dan
tidak bias membayar pajak. (Suryana,
2003 127-128)
Sedangkan Menurut
Miller dan Meiner (1993:250) “ Laba adalah kelebihan pendapatan atas berbagai
macam biaya.” Dan definisi laba menurut Case
dan Fair (2002:185) adalah : Laba = Penerimaan Total – Biaya Total.
Vincen Gasverz (1998:100) mengungkapkan bahwa “Proses peningkatan produktivitas
memerlukan komitmen untuk perbaikan terus menerus yang melibatkan secara
seimbang antara aspek manusia (motivasi) dan aspek teknologi (teknik)”.
Selanjutnya Vincent Gasperz
(1998:101) mengemukakan bahwa pada dasarnya proses kerja terus menerus
merupakan tindakan-tindakan yang diambil dalam sistem bisnis global guna
meningkatkan produktivitas total melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas
dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi manajemen yang ada.
Dalam pencapaian produktivitas pada suatu organisasi atau perusahaan
harus dapat mempertimbangkan dan memperhatikan variabel utama yang harus
diperbaiki yaitu dalam penggunaan modal, khususnya modal kerja dengan efektif,
efisien dan tepat guna, penggunaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang kerja dan kemampuan seorang manajer
dalam menjalankan fungsi manajemen perusahaan.
Agus Sartono (2001:385) menyatakan bahwa “Tindakan yang diambil dalam pencapaian
produktivitas adalah dalam pemanfaatan modal kerja secara efektif dan efisien,
seluruh penggunaan modal kerja dipergunakan secara optimal sehingga tidak
terjadi kemubadziran. Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting
untuk pertumbuhan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila
perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan
produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan
serta mempengaruhi produktivitas”
Bambang
Riyanto (1991:64) “Efektivitas modal kerja yaitu tingkat
keberhasilan suatu perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan, sehingga tidak menimbulkan kelebihan atau
kekurangan dan dapat memberikan rasio yang memuaskan”.
Perbaikan terus menerus yang
melibatkan aspek kemampuan Sumber Daya Manusia atau kualitas tenaga kerja dapat
ditempuh melalui perbaikan kualitas hasil pekerjaan yang dilaksanakan mengacu
pada penggunaan waktu yang tepat dengan kuantitas pencapaian target pekerjaan.
D.H. Bush (1991) dalam Iman Soeharto ( 1998 :43) mengatakan
bahwa “ Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari waktu yang digunakan dalam pelaksanaan proyek
secara tepat dengan tujuan awal dan rencana awal dalam pelaksanaan proyek.
Karena waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek, keterlambatan
akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya penambahan biaya, denda
dari nilai kontrak, kredibilitas perusahaan mejadi jelek, kehilangan kesempatan
produk memasuki pasaran, dan lain-lain. Pengelolaan waktu mempunyai tujuan
utama agar proyek diselesaikan sesuai atau lebih cepat dari rencana dengan
memperhatikan batasan biaya, mutu dan lingkup proyek”
Gilmore (1974:6) dalam Sedarmayanti (2001:64)
menyatakan bahwa orang yang produktif adalah :
“Who is making a tangible and significant
contribution in his choosen field, who is imaginative, perceptive, and
innovative in his approach to life problems and to accomplishment of his own
goals (creativity), and who is at the same time both responsible and responsive
ini his relationship with other”.
Dalam
uraian tersebut, Gilmore menekankan kontribusi yang fositif dari diri seseorang
terhadap lingkungannya dimana dia berada. Dengan adanya tindakan yang
konstruktif, imaginative, kreatif dari individu dalam suatu organisasi, maka
diharapkan produktivitas organisasi akan meningkat.
Menurut Liang Gie (1982) dalam Maman Ukas (1999:245), bahwa kemampuan manajerial ( Managerial Competence) adalah: “Daya
kesanggupan dalam menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas dalam suatu organisasi. Nilai
dalam manajemen sangat menentukan oleh karena nilai demikian berkenaan dengan
aktivitas pokok yaitu memimpin suatu organisasi yang bersangkutan. Nilai ini
dikenakan terutama kepada manajer organisasi itu. Kadangkala daya kemampuan ini
disebut juga atau dikatagorikan dalam kemahiran manajemen”
Peter F Drucker yang dikutip dalam jurnal Muhamad
Nursadik (2004:3) mengungkapkan bahwa “tugas utama dari seorang manajer
profesional adalah bagaimana meningkatkan customer
(meningkatkan pelanggan). Dalam konsep ini dikatakan bahwa seorang manajer
profesional yang pertama-tama harus diketahuinya adalah tujuan perusahaannya.
Berangkat dari tujuan perusahaan tersebut semua stafnya harus mengetahui dengan
jelas dan memberikan kontribusinya sesuai dengan bidang kerjanya untuk mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan”
Tanggung jawab dari seorang manajer yang profesional adalah memberikan
sugesti dan selalu mendengarkan dari staf kemungkinan penyelesaian masalah
dalam suatu persoalan yang spesifik. Dan yang tak kalah pentingnya adalah
memberikan kesempatan kepada staf untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting
dibanding kalau staf itu tinggal mau menerima perintah baru mengerjakan
sesuatu.
Maman
Ukas (1999:26) mengemukakan, sesuai dengan kode etik dari manajer yang
salah satunya mencari dan merekomendasi untuk menaikan produktivitas dan
efisiensi harus didukung oleh kemampuan manajerial dari seorang manajer.
Selanjutnya, Maman Ukas (1999:97)
menyatakan manajer yang memilki kemampuan manajerial (manajer kompeten) adalah
seorang yang memiliki kompetensi manajerial, yaitu memiliki pengetahuan, dan
sikap perilaku yang turut berkontribusi terhadap penampilan manajerial yang
efektif. Karena seseorang akan mampu mengelola organisasi apabila ia memiliki
kecakapan manajerial (managerial
competensy) yaitu suatu keterampilan atau karakteristik personal yang
membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas manajemen.
Dari beberapa pengertian dan teori serta studi empiris dari jurnal
ekonomi yang telah dipaparkan diatas, maka dapat digambarkan dalam bagan alur
kerangka pemikiran dari faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
perusahaan yaitu sebagai berikut
1.5. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis mayor dan hipotesis
minor sebagai berikut:
1.5.1 Hipotesis Mayor
“Efektivitas modal kerja, kualitas tenaga kerja dan
kemampuan manajerial berpengaruh positif
terhadap produktivitas Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi PT Matrix Primatama
Bandung”.
1.5.2 Hipotesis Minor
Dalam penelitian ini dapat dibuat hipotesis minor sebagai
berikut:
- Efektivitas modal kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi PT Matrix Primatama.
- Kualitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas Perusahaan Jasa Pelaksana Ponstruksi PT Matrix Primatama.
- Kemampuan managerial berpengaruh positif terhadap produktivitas Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi PT Matrix Primatama
1.6 Sistematika
Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
BAB
I PENDAHULUAN
Dalam
Bab ini dikemukakan tentang Latar Belakang masalah, Identifikasi dan Rumusan
Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis dan
Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab
ini mengungkapkan tentang teori efektivitas modal kerja, kualitas tenaga kerja,
kemampuan manajerial dan teori produktivitas serta pengukuran produktivitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab
ini menjelaskan tentang Objek Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan
Sample, Definisi Operasionalisasi Variabel, Teknik Pengumpulan Data, Pengujian
Instrumen Penelitian, Teknik Pengolahan Data, Teknik Analisis Data dan
Pengujian Hipotesis, uji asumsi Klasik.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab
ini menguraikan tentang gambaran umum penelitian yang meliputi kondisi umum
perusahaan, gambaran produktivitas perusahaan di lihat dari variabel yang di
teliti (efektivitas modal kerja, kualitas tenaga kerja dan kemampuan
manajerial), analisis data dan pengujian hipotesis, pembahasan serta implikasi
pendidikan.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
NB : BAGI SOBAT YANG INGIN VERSI LENGKAPNYA
SILAHKAN REQUEST DI KOLOM KOMENTAR TERIMA KASIH
loading...
Minta di Share dong gan link downlodnya
ReplyDeleteboleh donk.... buat bhan referensi sya
ReplyDeleteboleh minta lengkapnya untuk refrensi saya.. terimakasih . email sy kartikaoctaviani@yahoo.co.id
ReplyDeleteboleh minta lengkapnya untuk refrensi saya.. terimakasih .
ReplyDeleteemail saya : sildhamarseda@gmail.com
boleh minta lengkapnya untuk refrensi saya.. terimakasih .
ReplyDeleteemail saya : sildhamarseda@gmail.com
Boleh minta lengkapnya ga kak? Tolong kirim ke email ya : tyararara_tyararara@yahoo.com
ReplyDeleteBoleh minta lengkapnya ga kak? Tolong kirim ke email ya : tyararara_tyararara@yahoo.com
ReplyDelete