https://ylx-4.com/fullpage.php?section=General&pub=234891&ga=a

CONTOH SKRIPSI MATEMATIKA LENGKAP TERBARU 2013 KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PENCAPAIAN ASPEK KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS PORTOFOLIO PADA PENCAPAIAN ASPEK
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 6
SEMARANG PADA MATERI POKOK TRIGONOMETRI
TAHUN PELAJARAN 2006/2007


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk pendidikan merupakan individuindividu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, dan lain sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan mendalam. Penguasaan peserta didik Pada Pencapaian Aspek suatu materi dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah satunya adalah kemampuan dalam memecahkan masalah. Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang serius oleh peserta didik, apalagi jika dikaitkan dengan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada dalam pelajaran tersebut. Sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang digunakan atau dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan sistem pembelajaran yang yang kurang tepat yaitu peserta didik hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah), sedangkan peserta didik membutuhkan konsepkonsep yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Karena belajar matematika yang diberikan tidak hanya transfer pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh peserta didik yang akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar matematika akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajari daripada hanya mengetahui secara lisan saja. Suatu bentuk penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah pemecahan masalah. Masalah merupakan bagian penting dalam kehidupan, karena setiap individu pasti memiliki masalah. Keterampilan memecahkan masalah dapat dimiliki oleh peserta didik bila guru mengajarkan bagaimana cara memecahkan masalah yang efektif.
Pemecahan masalah merupakan proses mental dan intelektual dalam menentukan suatu masalah dan memecahkan berdasarkan data dan  informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi/data untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Mengingat adanya kesulitan peserta didik dalam memecahkan suatu masalah, maka diupayakan suatu model pembelajaran yang tepat.
Pada tahun 2004, pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang harapannya pendidikan di Indonesia mampu melahirkan anak–anak bangsa yang handal, terampil dan siap beradaptasi pada perkembangan yang ada. Kurikulum ini dirancang dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain, tujuan pendidikan nasional, struktur keilmuan, psikologi perkembangan anak dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Menurut tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tercantum dalam UU No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Cakap dan berilmu merupakan aspek kognitif, berakhlak mulia, sehat, beriman dan bertakwa merupakan aspek afektif, sementara itu kreatif dan mandiri merupakan aspek psikomotorik. Berdasar tujuan pendidikan nasional diatas kurikulum baru, system pembelajaran dan penilaian (assessment) pada semua jenjang pendidikan harus mencerminkan ketiga aspek ranah perkembangan anak tersebut. Implikasi penerapan KBK pada peserta didik yang paling Nampak adalah pada sistem pembelajaran dan penilaiannya. Setiap model pembelajaran dan penilaian harus mengedepankan ketiga ranah aspek perkembangan anak tersebut. Model pembelajaran dan penilaian yang cocok dan pas adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu bentuk perubahan pola pikir peserta didik, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik untuk memahami teori secara mendalam melalui proses belajar praktik-empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antarpeserta didik, antarsekolah, dan antaranggota masyarakat. Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial paedagogis, maupun adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial paedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam
pikiran peserta didik baik berwujud pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Adapun sebagai wujud adjective portofolio seringkali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment). Menurut Johnson (dalam Siti Maesuri P, 2003 : 12) mendefinisikan ” a portfolio is a organized collection of avidence accunulated over time on a student’s or groups academic progress, achievment, skill and attitudes ”. Jadi portofolio merupakan koleksi dari bukti-bukti kemajuan peserta didik atau kelompok peserta didik, bukti prestasi, ketrampilan dan sikap peserta didik. Dengan kata lain portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seseorang. Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, portofolio bukan merupakan kumpulan bahanbahan asal comot dari sana-sini, tidak ada relevansinya satu sama lain, ataupun bahan yang tidak memperlihatkan signifikansi sama sekali. Yang demikian bukanlah portofolio, tetapi hanya kumpulan bahan-bahan lepa yang tidak tampak validitasnya. Dengan demikian portofolio bukan keranjang sampah (garbage collector ). Pada kenyataannya, proses pembelajaran di sekolah yang terjadi saat ini adalah memorisasi bahan-bahan pelajaran dan mengesampingkan apakah hal tersebut bermakna bagi peserta didik atau sebaliknya. Demikian pula keadaan yang ada di SMA Negeri 6 Semarang, peneliti menemukan suatu bentuk model pembelajaran yang kurang memberdayakan peserta didik sebagai penerima pengetahuan untuk lebih efektif dan berperan serta dalam pembelajaran. Peneliti mengambil materi pokok trigonometri karena Peneliti melihat bahwa peserta didik mengalami banyak kesulitan pada materi ini. Kenyataan ini dapat dilihat dari hasil belajar pada Materi Pokok ini pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu masih banyak peserta didik yang belum mencapai batas tuntas yang telah ditentukan. Kesulitan yang dialami dikarenakan kurangnya pemahaman dan kekurangtertarikan peserta didik pada pelajaran matematika. Salah satu faktor kekurangtertarikan peserta didik adalah suasana kelas yang pasif serta sebagian peserta didik terlanjur menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga kecenderungan kelas menjadi tegang, karena itulah diperlukan guru yang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai materi dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengangkat judul sebagai berikut: “KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PENCAPAIAN ASPEK KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 6 SEMARANG PADA MATERI POKOK TRIGONOMETRI TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007”.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian dan pokok-pokok pemikiran tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: ”Lebih efektif manakah antara penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dan model pembelajaran konvensional Pada Pencapaian Aspek
kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas X Semester II SMA Negeri 6 Semarang Pada Materi Pokok Trigonometri Tahun Pelajaran 2006/2007?”
C. Penegasan Istilah
Agar terdapat kesamaan pengertian tentang istilah-istilah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut:
1. Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Efektif berarti baik hasilnya, dapat membawa hasil, dan berhasil guna (Tim Penyusun KBBI, 1997:219). Sedangkan keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio. Dikatakan efektif jika Hasil Tes yang dilakukan sudah memenuhi KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah, serta kemampuan pemecahan masalah peserta didik lebih tinggi jika guru menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio dibandingkan model pembelajaran konvensional.
2. Model Pembelajaran
Kata model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu model dan pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap/perilaku peserta didik yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman/pelatihan. Model pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivatas pembelajaran
3. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Portofolio diartikan sebagai suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Model pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu model pembelajaran yang berisikan kumpulan karya/dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dan dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam.
4. Model Pembelajaran konvensional
Menurut KBBI, konvensional adalah menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan. Jadi model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional yang biasa dilakukan oleh guru. Pada
pelajaran eksak seperti matematika, kebanyakan menggunakan metode ekspositori. Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab (Amin Suyitno, 2004: 4).
5. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah adalah suatu
kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam proses pemecahan masalah.
6. Trigonometri
Dalam kamus matematika, kata ini berasal dari Yunani yang berarti ukuran segitiga. Trigonometri yang salah satu pokok bahasan dalam matematika yang diajarkan pada siswa SMA kelas X semester II. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas rumus-rumus segitiga yang meliputi aturan sinus, aturan kosinus, dan luas segitiga.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis portofolio lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional Pada Pencapaian Aspek kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas X Semester II SMA Negeri 6 Semarang Pada Materi Pokok Trigonometri Tahun Pelajaran 2006/2007.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat antara lain:
1. Manfaat Bagi Peserta didik
a) Menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah, kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi;
b) Mengetahui kemampuan dirinya sendiri karena nilai yang diberikan oleh guru;
c) Membangkitkan motivasi belajar dan kepercayaan diri;
d) Menumbuhkan sikap bertanggungjawab yaitu dengan cara mengatur belajar mereka sendiri.
2. Manfaat Bagi Guru
a) Mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran\ khususnya pada pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme guru;
b) Mendokumentasikan kemajuan peserta didik selama kurun waktu tertentu;
c) Mengetahui bagian-bagian pengajaran yang perlu diperbaiki.
3. Manfaat Bagi Peneliti Manfaat yang diperoleh peneliti yaitu mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio khususnya pada kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
1. Bagian Awal terdiri atas: Halaman Judul, Lembar Pengesahan, Pernyataan, Motto dan Persembahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Pokok terdiri dari beberapa bagian yaitu:
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI, berisi tentang Landasan Teori, Kerangka Berpikir, Hipotersis Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN, berisi tentang Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Instrumen, Teknik Analisis Data.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN, berisi tentang Data Hasil Penelitian dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP, berisi tentang Kesimpulan dan Saran. 3. Bagian Akhir terdiri atas: Daftar Pustaka dan Lampiran.

NB  : BAGI SOBAT YANG INGIN VERSI LENGKAPNYA SILAHKAN REQUEST DI KOLOM KOMENTAR

loading...

5 Responses to "CONTOH SKRIPSI MATEMATIKA LENGKAP TERBARU 2013 KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PENCAPAIAN ASPEK KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA"