SISTEM
PENARIKAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
(Studi
Kasus pada PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan perkembangan zaman dan dunia usaha yang semakin maju, peranan akuntansi
dalam dunia usaha sebagai sistem informasi keuangan sangatlah penting.
Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengukur aktivitasaktivitas bisnis,
memproses informasi tersebut dalam bentuk laporan-laporan dan mengkomunikasikannya
kepada para pengambil keputusan, sehingga akuntansi perlu diselenggarakan
berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Akuntansi keuangan
bertujuan menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pihak luar. Sedangkan
sistem akuntansi berhubungan dengan perencanaan catatancatatan dan laporan
akuntansi serta pengembangan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan,
mencatat dan meringkas data akuntansi. Hampir semua perusahaan menginvestasikan
modalnya dalam bentuk harta yang bersifat tahan lama dalam kegiatannya yang
sering disebut sebagai asset. Asset yang dimiliki perusahaan biasanya berupa
tanah, gedung dan kendaraan yang dikenal sebagai aktiva tetap. Aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu
tahun
(PSAK No.16 2002:16.2). Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan teknologi yang
semakin maju, pemanfaatan aktiva tetap berwujud dalam kegiatan operasi
perusahaan dapat berbeda atau tidak sesuai dengan yang diharapkan karena
berbagai sebab. Suatu aktiva tetap berwujud tidak dapat digunakan secara terus
menerus karena suatu aktiva tetap berwujud mempunyai suatu batas tertentu
hingga suatu saat tidak dapat berfungsi lagi, sehingga perlu dilakukan suatu
penarikan atas aktiva tetap berwujud tersebut. Penarikan (retirements)
aktiva tetap berwujud dapat dilakukan dengan cara dijual, ditukarkan dengan
aktiva lain atau dibuang begitu saja. Suatu aktiva tetap dieliminasi dari
neraca ketika dilepaskan atau bila aktiva secara permanen ditarik dari
penggunaannya dan tidak ada manfaat keekonomian masa yang akan datang
diharapkan dari pelepasannya (PSAK No.16 2002:16.11). Aktiva tetap berwujud PT
PLN merupakan asset yang bernilai paling besar dan paling penting yang dimiliki
perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari posisinya pada laporan keuangan
yang diletakkan pada posisi teratas di atas kas dan bank. Wewenang pengelolaan
aktiva tetap berwujud pada PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta
(selanjutnya disingkat PT PLN) berada sepenuhnya pada kebijakan PT PLN Pusat,
begitu pula sistem penarikan aktiva tetap berwujud pada PT PLN. Penarikan
aktiva tetap berwujud PT PLN terjadi karena kondisi fisik aktiva yang tidak
memungkinkan untuk dioperasikan, tidak ekonomis, penggantian dan akan
direlokasi. Aktiva tetap berwujud yang tidak memiliki manfaat ekonomik, ditarik
dari operasi dan harga perolehan beserta akumulasi penyusutan dipindahkan
sebagai aktiva tetap tidak beroperasi. Penarikan aktiva tetap pada PT PLN ada 2
(dua) macam yaitu penghapusan dan relokasi. Pada waktu aktiva tetap dihentikan
dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap
dihapuskan. Apabila aktiva tersebut dijual maka selisih antara harga jual
dengan nilai buku dicatat sebagai laba atau rugi (Baridwan 1999:293).Pada PT
PLN bila aktiva tetap berwujud ditarik dari operasi dan tidak akan digunakan
lagi, maka penghapusan aktiva tetap tersebut dari perusahaan perlu disetujui
pejabat berwenang. Penunjukan pejabat berwenang dilakukan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku sehingga kebijaksanaan penarikan aktiva tetap PT PLN
adalah terpusat. Kebijaksanaan yang terpusat pada penarikan aktiva tetap
berwujud banyak menimbulkan kendala dalam memanfaatkan aktiva untuk pengambilan
keputusan yang bersifat mendadak atau untuk kebutuhan jangka pendek. Dengan
kebijaksanaan penarikan aktiva tetap berwujud yang terpusat, maka unsur
pengendalian intern aktiva tetap PT PLN juga kurang baik.
Dengan
mengetahui permasalahan pada sistem penarikan aktiva tetap berwujud PT PLN yang
terpusat, dan perbedaan antara teori dengan kenyataan pada sistem penarikan aktiva
tetap berwujud terutama prosedur penarikan aktiva tetap berwujud dan
pengendalian internnya, penulis ingin melakukan pengkajian lebih mendalam
mengenai prosedur penarikan aktiva tetap berwujud PT PLN dan pengendalian
internnya. Pengkajian ini diharapkan akan bermanfaat bagi penulis untuk
mengetahui secara lebih mendalam permasalahan mengenai system penarikan aktiva
tetap berwujud PT PLN dan akan dapat memberikan masuk bagi PT PLN sebagai bahan
evaluasi agar sistem penarikan aktiva tetap berwujud lebih sederhana dan tidak
melalui prosedur yang panjang, serta agar dapat menerapkan pengendalian intern
yang lebih baik, sehingga sistem penarikan aktiva berwujud tetap PT PLN akan
lebih handal.
1.2.
Perumusan Masalah
Pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengendalian intern aktiva tetap berwujud pada PT PLN Distribusi Jawa
Tengah dan D.I.Yogyakarta.
2.
Bagaimana cara mengukur masa manfaat suatu aktiva tetap berwujud pada PT PLN
Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta.
3.
Bagaimana prosedur penarikan aktiva tetap berwujud pada PT PLN Distribusi Jawa
Tengah dan D.I.Yogyakarta.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendeskripsikan
mengenai:
1.
Pengendalian intern aktiva tetap berwujud pada PT PLN Distribusi Jawa Tengah
dan D.I.Yogyakarta.
2.
Cara mengukur masa manfaat aktiva tetap berwujud pada PT PLN Distribusi Jawa
Tengah dan D.I.Yogyakarta.
3.
Cara penarikan aktiva tetap berwujud pada PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan
D.I.Yogyakarta.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Melalui
penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Secara Teoritik.
a.
Agar dapat menerapkan teori akuntansi aktiva tetap khususnya mengenai penarikan
aktiva tetap berwujud sesuai PSAK No.16 (2002:16.11).
b.
Sebagai sumbangan informasi pemikiran dan kajian bagi civitas akademik.
2.
Secara Praktis.
a.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan, khususnya mengenai penarikan aktiva tetap
berwujud PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan
D.I.Yogyakarta.
b.
Agar dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang akuntansi
aktiva tetap berwujud khususnya sistem penarikan aktiva tetap berwujud pada PT
PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta.
NB : BAGI SOBAT YANG INGIN VERSI
LENGKAPNYA SILAHKAN REQUEST DI KOLOM KOMENTAR TERIMA KASIH ,,
loading...
mbak atau mas, aku mau dong versi lengkapnya buat referensi skripsi aku nich...minta tolong ya mbak atau mas..
ReplyDeletemakasih sebelumnya...