https://ylx-4.com/fullpage.php?section=General&pub=234891&ga=a

KUMPULAN LAPORAN PTK TERBARU PEMANFAATAN TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM

PEMANFAATAN TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR  PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS.


BAB. I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Dalam buku panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BNSP disebutkan bahwa IPA sebagai ilmu terdiri dari produk dan            proses. Produk IPA terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, prosedur, teori, postulat dan hukum. Sedangkan dari segi proses maka IPA memiliki keterampilan sains, misalnya: mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap/bebas dan variabel berubah, menentukan apa yang diukur dan diamati, keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Keterampilan sains juga menyangkut keterampilan dalam berkomunikasi seperti: menyusun laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan. ( BSNP, 2006;4 )
            Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dari kegiatan praktikum. Sesuai dengan kompetensi dasar untuk kelas 9 pada pokok bahasan Listrik Dinamis, banyak terdapat indikator yang memerlukan percobaan/praktikum, seperti : mengukur arus dan tegangan listrik, dan menyelidiki hubungan keduanya ( hukum Ohm ), mengetahui sifat arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri dan paralel, dan sifat lainnya oleh karena itu sejak beberapa tahun lalu penulis sudah berupaya melakukan pembelajaran IPA dengan praktikum, dari semula  kelompok dengan jumlah siswa besar menjadi  kelompok kecil. Tahun Pelajaran 2007/2008 yang lalu  sudah 8 kelompok tiap kelas. Hasil belajar siswa yang penulis ajarkan meskipun sudah dengan praktek tetapi menurut penulis nilainya masih jauh yang diharapkan.

B.     Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang  diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apakah teman sebaya yang dilatih dalam praktikum dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa.
2.      Apakah teman sebaya yang dilatih dalam praktikum dapat bertugas dengan baik
3.      Bagaimana cara pelatihan agar teman sebaya dapat menjalankan tugasnya dengan baik
4.      Seberapa besar peranan teman sebaya dalam kelas dan labaratorium dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa.

C.    Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah merupakan obyek yang menarik untuk diteliti, agar penelitian lebih terarah maka ruang lingkup masalahnya dibatasi pada: “ Apakah teman sebaya yang dilatih dalam praktikum dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa”.





Teman sebaya yang dimaksud adalah siswa/i yang dilatih sebelum praktikum dilaksanakan, kemudian siswa/i ini masuk ke dalam kelompoknya sebagai teman sebaya yang ahli. Sedangkan nilai hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil nilai dari ulangan harian pada pokok bahasan listrik dinamis

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
“ Apakah teman sebaya yang dilatih dalam praktikum dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas 9 SMP Negeri 10 Bekasi pada pokok bahasan listrik dinamis ”.
E.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat tentang salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika khususnya pokok bahasan listrik dinamis

BAB. II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Deskripsi Teoritis
1. Hasil belajar
Perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses belajar berupa pemahaman, pengatahuan dan perubahan sikap. Perubahan inilah yang disebut sebagai hasil belajar, berkaitan dengan IPA dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA adalah perubahan perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, pemahaman tentang dunia alamiah yang dialami siswa sebagaia hasil pengalaman interaksi dengan berbagai data, fakta, konsep, hukum-hukum dalam IPA
2. Praktikum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, praktikum disebutkan sebagai bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori/pelajaran praktek
3. Fisika
Beberapa orang telah menganggap fisika sebagai sains atau ilmu pengetahuan paling fundamental karena merupakan dasar dari semua bidang sains yang ada.( Paul A Tipler, 1998; 1-2 )
Ilmu fisika disebut juga ilmu pengukuran ( science of measurement )




IPA adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari sekumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris) secara terus menerus; merupakan upaya manusia yang meliputi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung yang dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi oleh sikap keingintahuan (curiosity), keteguhan hati (courage), ketekunan (persistence) yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta

Skema pembelajaran IPA dapat dilihat pada diagram berikut ini:

 
4. Teman Sebaya Terlatih
            Kegiatan yang melibatkan teman sebaya (tutor sebaya) didasarkan pendapat yang sudah ada bahwa adakalanya siswa lebih mudah menerima keterangan/ penjelasan yang diberikan temannya karena tidak ada rasa enggan untuk bertanya, dapat juga digunakan untuk mempererat hubungan persahabatan ( Suharsimi Arikunto, 1986; 62 )
Model kegiatan pembelajaran teman sebaya  dapat digambarkan sebagai berikut:

B.     Kerangka berfikir
            Kerja praktikum merupakan kinerja ilmiah yaitu suatu kegiatan penting dalam proses pembelajaran IPA, anak didik mudah tertantang, tertarik, mudah mengingat konsep-konsep yang bersesuaian, dan dapat menghindari mis konsepsi, tetapi akan menjadi masalah jika pelaksanaannya tidak terencana, teratur dan terkendali, baik tingkah laku anak didik, waktu pelaksanaan serta kerusakan alat yang tak terduga sebelumnya.



            Masalah dalam kerja praktek adalah tersitanya waktu untuk hal-hal berikut ini: waktu berjalannya siswa ke laboratorium, terlalu lama siswa dalam merangkai karena ketakutan yang berlebihan, kesulitan membaca rangkaian atau petunjuk kegiatan sehingga banyak yang bertanya, suasana ini semakin tidak terkendali, jika guru harus berkeliling terus ke tiap kelompok untuk memeriksa rangkaian atau memberi arahan bimbingan individual.
            Masalah ini dapat sedikit teratasi jika setiap kelompok minimal satu orang yang sudah terlatih, sehingga dalam mengambil alat, merangkai, pengambilan data dan sebagainya dapat dilakukan sesingkat mungkin. Dengan menghemat waktu, maka penjelasan hasil praktek yang bersesuaian dengan teori dapat lebih lama dilakukan.

BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Proses Penelitian

BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Data
            Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti meminta 8 orang dari kelas yang akan dijadikan sampel yaitu kelas 9.6 dilatih sebagai teman sebaya yang terlatih, diambil kelas ini karena jam pelajaran IPA tepat pada jam pelajaran pertama dan kedua hari senin dan kamis dan siklus pertama. Hari senin tanggal 2 Desember 2008 sepulang jam pelajaran 8 orang tersebut dilatih secara khusus dengan melakukan praktikum listrik dinamis pada sub pokok bahasan rangkaian seri dan paralel. Pada hari Kamis tanggal 4 Desember sebelum pembelajaran dimulai siswa diberikan lembar pre tes guna mengetahui kondisi khusus kemampuan siswa dalam pemahaman fisika terutama berkaitan dengan rangkaian seri. Hasil Pre tes pada kelas 9.6 dari 42 siswa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pre Tes Pada Siklus I
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
0 – 20
16
38,10 %
21 – 40
25
59,52 %
41 – 60
0
0
61 – 80
1
02,38 %
81 – 100
0
0

  • Rata – rata nilai = 24,76
  • Nilai Tertinggi = 65
  • Nilai Terendah = 0
  • Jumlah siswa yang hadir = 42 orang
  • Jumlah siswa yang tidak hadir = -
  • Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
  • Persentasi ketuntasan = 2,38 %

Hasil Post Tes pada siklus I diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Post Tes Pada Siklus I
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
0 – 20
0
0
21 – 40
0
0
41 – 60
3
7,14 %
61 – 80
31
73,81 %
81 – 100
8
19,05 %




  • Rata – rata nilai = 73,54
  • Nilai Tertinggi = 95
  • Nilai Terendah = 50
  • Jumlah siswa yang hadir = 42 orang
  • Jumlah siswa yang tidak hadir = -
  • Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
  • Persentasi ketuntasan = 92,86 %

            Dari kedua tabel dan data diatas, terlihat jelas hasil meningkatan yang signifikan untuk hasil belajar pemahaman  fisika pada sub pokok bahasan rangkaian seri.

            Hasil pengamatan pengamat ( observer ) 1 dan 2 terhadap pengelolaan pembelajaran kooperatif oleh guru ( peneliti ) sebagai berikut:
Pengamat 1 memberikan jumlah skor  50 dari 52 skor ideal baik ( 96 % ) sedang pengamat 2 memberikan jumlah skor yang sama hanya berbeda nilai itemnya. ( lampiran lembar pengamatan ).
            Hasil pengamatan pengamat ( observer ) 1 dan 2 terhadap penilaian kinerja kelompok sebagai berikut:
Nama Kelompok
Skor dari Pengamat 1
Skor dari Pengamat 2
Rata-rata
Keterangan
1
25 ( 83 % )
20 ( 67 % )
22,5 ( 75 % )
 Skor ideal = 30
2
21 ( 70 % )
23 ( 76 % )
22 ( 73 % )

3
22 ( 73 % )
22 ( 73 % )
22 ( 73 % )

4
22 ( 73 % )
21 ( 70 % )
21,5 ( 72 % )

5
22 ( 73 % )
20 ( 67 % )
21 ( 70 % )

6
24 ( 80 % )
24 ( 80 % )
24 ( 80 % )

7
23 ( 76 % )
21 ( 70 % )
22 ( 73 % )

8
25 ( 83 % )
23 ( 76 % )
24 ( 80 % )


Nilai rata-rata kelas untuk kinerja adalah: 22,38 ( 75 % )
                       
            Sedangkan hasil pengamatan pengamat (observer) 1 dan 2 terhadap penilaian kinerja teman sebaya terlatih sebagai berikut:







Nama Kelompok
Skor dari Pengamat 1
Skor dari pengamat 2
Rata - rata
Keterangan
1
19 ( 76 % )
19 ( 76 % )
19 ( 76 % )
 Skor ideal = 25
2
19 ( 76 % )
19 ( 76 % )
19 ( 76 % )

3
19 ( 76 % )
18 ( 72 % )
18,5 ( 74 % )

4
18 ( 72 % )
18 ( 72 % )
18 ( 72 % )

5
19 ( 76 % )
16 ( 64 % )
17,5 ( 70 % )

6
19 ( 76 % )
20 ( 80 % )
19,5 ( 78 % )

7
19 ( 76 % )
18 ( 72 % )
18,5 ( 74 % )

8
22 ( 88 % )
19 ( 76 % )
20,5 ( 82 % )


Nilai rata-rata teman sebaya  untuk kinerja adalah: 18,81 ( 75 % )

            Hasil  siklus I diatas menurut peneliti dan observer sudah memberikan bukti bahwa siswa yang dilatih praktikum kemudian bekerja sama dengan  siswa lain dalam kelompoknya sangat membantu atau memberikan kontribusi yang baik dari segi nilai kinerja dan nilai pemahaman fisika mengenai rangkaian listrik dikelas tersebut. Kemudian peneliti melakukan siklus II tanpa mengamati nilai kinerja Ilmiahnya hanya mengamati nilai pemahamannya saja, sehingga nanti menyakinkan kepada guru tanpa dilihat diamati oleh observer pun siswa dapat bekerja lebih baik dan mendapatkan nilai pemahaman lebih baik pula.

            Pre tes pada siklus II pada  Pokok Bahasan sama dengan  sub pokok bahasan rangkaian paralel diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pre Tes Pada Siklus II
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
0 – 20
0
0
21 – 40
14
33,33 %
41 – 60
19
45,24 %
61 – 80
9
21,34 %
81 – 100
0
0

  • Rata – rata nilai = 48, 21
  • Nilai Tertinggi = 70
  • Nilai Terendah = 25
  • Jumlah siswa yang hadir = 42 orang
  • Jumlah siswa yang tidak hadir = -
  • Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
  • Persentasi ketuntasan = 21,43 %
                       

            Langkah-langkah kegiatan siklus II sama dengan kegiatan siklus I, hanya berbeda materi saja, jika siklus I mengenai rangkaian seri sedangkan siklus II mengenai rangkaian paralel.

Hasil Post Tes Pada Siklus II untuk kelas 9.6 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Post Tes Pada Siklus II
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
0 – 20
0
0
21 – 40
0
0
41 – 60
2
4,76 %
61 – 80
30
71,43 %
81 – 100
10
23,81 %

  • Rata – rata nilai = 74,76
  • Nilai Tertinggi = 90
  • Nilai Terendah = 60
  • Jumlah siswa yang hadir = 42 orang
  • Jumlah siswa yang tidak hadir = -
  • Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
  • Persentasi ketuntasan = 95,24 %
                       
Dari data tabel 1, 2,3 dan 4 dapat dibuatkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:


















            Agar seluruh siswa dapat memperoleh data percobaan yang benar cepat dan akurat sehingga dapat memahami konsep fisika dengan baik, maka pemanfaatan tutor atau teman sebaya yang terlatih dapat menjadi salah satu penunjang keberhasilan siswa, hal ini dapat dilihat dari grafik diatas, dimana ada kenaikan yang cukup baik dari awal pada kegiatan siklus I dan siklus II.

BAB. V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.          Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan siswa sebagai teman sebaya yang terlatih dapat meningkatkan hasil belajar fisika baik pada kinerja ilmiah dan pemahaman konsep.
            Kekurangfamahan siswa dalam membaca petunjuk pada lembar kerja praktikum saat praktek dapat teratasi dengan bantuan teman sebaya terlatih, sehingga dalam praktek dapat berjalan dengan baik, indikatornya antara lain adalah:
-          alat tidak ada yang rusak
-          siswa mendapat kan data yang benar, akurat, dan cepat
-          waktu tersisa cukup banyak untuk menjelaskan hasil praktek dan kesesuaian dengan teori untuk penguatan konsep

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006, “ Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA” Jakarta, Penerbit Depdiknas
Muslimin Ibrahim. 2005, “ Asesmen Berkelanjutan” Surabaya, Penerbit Unesa University Press
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003, Departemen pendidikan Nasional. Penerbit Balai Pustaka
Makalah Materi Pelatihan Terintegrasi. 2005 ”Manajemen Laboratorium untuk IPA”.Jakarta, Penerbit Depdiknas.
Paul A Tipler. 1998 “Fisika untuk sains & Teknik”. Terjemahan Lea Prasetio. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Sears.Zemansky, 1994 ”Fisika untuk Universitas 1” Saduran bebas oleh Ir. Soedarjana. Jakarta. Penerbit Bina Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Semiawan, Conny dkk. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia
loading...

0 Response to "KUMPULAN LAPORAN PTK TERBARU PEMANFAATAN TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM"

Post a Comment