IMPLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN INTERNET TERHADAP
PENDIDIKAN, BISNIS, DAN PEMERINTAHAN
Abstrak
Teknologi Informasi dan Internet sudah merasuk ke dalam
kehidupan kita sehari-hari. Tulisan ini membahas implikasinya dalam bidang
Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan baik di luar negeri maupun di Indonesia.
Internet yang mendobrak batas ruang dan waktu menciptakan peluang dan juga
masalah-masalah baru.
Pendahuluan
Dimana saja anda membaca, saat ini, sulit untuk menghindari
dari informasi atau tulisan tentang teknologi informasi (information technology, IT dan Internet. Hal ini tidak saja terjadi di negara Amerika sana, akan tetapi di
Indonesia juga. Surat kabar dan majalah dipenuhi dengan cerita sukes dan gagal
dari individu atau perusahaan yang merangkul IT dan Internet. Tulisan singkat
ini akan sedikit mengulas implikasi IT terhadap bidang Pendidikan, Bisnis, dan
Pemerintahan.
Sebelum mebahas lebih lanjut, mari kita bahas dahulu apa
yang dimaksud dengan IT dan Internet. Teknologi Informasi adalah sama dengan
teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan
teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai
ekonomi. Teknologi pengolah informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti
contohnya teknologi database, dan security.
Kesemuanya dapat dijual. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam
tumpukan kertas (stacked of papers),
atau sekarang dalam bentuk CD-ROM. Tumpukan kertas inilah yang anda dapatkan
jika anda membeli sebuah teknologi dalam bentuk patent atau bentuk HaKI
(Intellectual Property Rights) lainnya.
Apa memang benar “informasi” merupakan sebuah komoditas?
Jawaban singkat adalah ya. Sebagai contoh, jika anda mengetahui bahwa besok
nilai tukar rupiah akan jatuh dengan drastis, maka anda akan bergegas ke bank
untuk menukarkan rupiah anda dengan dollar. Demikian pula jika anda mengetahui
bahwa akan terjadi sebuah demonstrasi di daerah tertentu, maka anda akan
menghindari daerah tersebut. Contoh-contoh di atas menujukkan bahwa informasi
telah menjadi komoditas yang berharga. Itulah sebabnya kita memiliki surat
kabar, majalah, tabloid dan sekarang situs web yang berubah secara cepat
seperti Detik.comAstaga!dan masih banyak situs web lainnya. Kesemuannya mengandalkan informasi sebagai
komoditas.
Implikasi IT dan Internet
Di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, IT dan
Internet sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
berbagai hal dapat kita lihat implikasinya. Berbagai dokumen dapat kita baca
untuk melihat hal ini. Tulisan ini hanya membahas implikasi dalam bidang
Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan saja.
Implikasi di bidang Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang
pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET),
seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di
Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita
yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita
tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah
diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa
banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet
memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika
Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan
program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WA
atau melalui web browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita
tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar
informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa
adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang
letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu,
seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk
mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah
dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling
tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan
mekanisme file sharring. Bayangkan
apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan
seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di
Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan
di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang
penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent
the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga
penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses
pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning
dan virtual university merupakan
sebuah aplikasi baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter
Drucker mengatakan bahwa “Triggered by
the Internet, continuing adult education may wll become our greatest growth
industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtual university memiliki karakteristik
yang scalable, yaitu dapat
menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya
dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam
satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual
university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas
sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai
infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi
bidang pendidikan di Indonesia:
·
Akses ke perpustakaan;
·
Akses ke pakar;
·
Menyediakan fasilitas kerjasama.
Inisiaif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di bidang
pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang
sekarang sedang giat kami lakukan adalah program “Sekolah 2000”, dimana
ditargetkan sejumlah sekolah (khususnya SMU dan SMK) terhubung ke Internet pada
tahun 2000 ini. (Informasi mengenai program Sekolah 2000 ini dapat diperoleh
dari situs Sekolah 2000 di http://www.sekolah2000.or.id) Inisiatif seperti ini
perlu mendapat dukungan dari kita semua. Ingat, ini masa depan anak cucu kita
semua.
Implikasi di Bidang Bisnis
Berita atau informasi manfaat IT dan Internet di bidang
bisnis nampaknya sudah sedemikian banyak sehingga jika dituliskan akan menjadi
sebuah buku. Perlu diingat bahwa IT dapat dijadikan produk atau dapat digunakan
sebagai alat (tools). Jadi sebuah
perusahaan dapat menghasilkan produk IT atau dapat menggunakan IT untuk
menghasilkan produk atau layanannya. Untuk yang terakhir ini, IT dijadikan
sebagai tools, bukan sebagai end product.
Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah
perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar
Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan
di Amerika. Dahulu hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena perusahaan lokal
akan memiliki akses yang lebih mudah kepada pasar lokalnya. Perlu diingat, hal
yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga
dilakukan dengan mudah. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka pasar dalam
negeri kita akan dijarah oleh perusahaan asing.
IT dan Internet dipercaya menjadi salah satu penopang
ekonomi Amerika Serikat. Demikian percayanya mereka kepada hal ini sehingga
pemerintah Amerika sangat bersungguh-sungguh untuk menjaga dominasi mereka
dalam hal ini. Berbagai inisiatif dilaksanakan oleh pemerintah Amerika Serikat
seperti dapat dilihat pada dokumen-dokumen yang dapat diperoleh di Web site
mereka:
·
“Digital
Economy 2000”
Ekonomi yang berbasis kepada IT dan Internet ini bahkan
memiliki nama sendiri: New Digital
Networked Economy. Dalam ekonomi baru ini banyak kaidah ekonomi lama (old
economy) yang dijungkirbalikkan. Pasar modal seperti NASDAQ yang didominasi
oleh saham perusahaan yang berbasis teknologi ramai diburu dan dimonitor oleh
pelaku bisnis. Saham-saham perusahaan teknologi, terutama yang berbasis IT dan
Internet, dicari-cari oleh orang meskipun perusahaan tersebut masih dalam
keadaan merugi. Ini berbeda dengan kaidah old economy. Apakah ini sehat atau
tidak, banyak sudah kajian tentang hal ini. Ada yang mengatakannya sebagai bubble economy [Lihat refrensi “Internet
Bubble”]. Point yang ingin disampaikan adalah ini ekonomi baru yang mesti kita
simak dan kaji dengan seksama.
Di dalam industri software telah terjadi sebuah perubahan
filosofi. Source code program yang semula dijaga kerahasiaannya sekarang
dibuka dan dapat dibaca oleh siapa saja. Bagaimana perusahaan bisa menjual
produk softwarenya? Perubahan filosofi ini dituangkan dalam sebuah model yang
disebut model “Bazaar” dengan implementasi yang disebut “open source”.
Contoh keberhasilan pendekatan ini adalah adanya operating system Linux yang
gratis dan perusahaan Redhat yang mengkomersialkan produk Linux tersebut.
(Diskusi lengkap mengenai filosofi ini dapat dilihat pada buku Eric Raymond,
pada bagian “bahan bacaan”.)
Hilangnya batasan ruang dan waktu dengan adanya Internet
membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah teleworker
atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah lalulintas.
Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru
di dalam bisnis dengan adanya IT dan Internet.
Di Indonesia ada berbagai inisiatif untuk menumbuhkan bisnis
dan industri IT & Internet seperti program Nusantara 21, program
Telematikan Indonesia, dan program Bandung High-Tech Valley (BHTV)[7].
Kesemuanya ini diharapkan dapat memacu Indonesia sehingga tidak tertinggal di
dalam dunia IT dan Internet.
Implikasi di Bidang Pemerintahan
Implikasi IT dan Internet kepada bidang Pemerintahan agar
kurang banyak dibahas, meskipun istilah e-government
sering muncul dalam tulisan dan pemberitaan. IT dan Internet memaksa
pemerintah untuk menjalankan pemerintahan dengan transparan. Pejabat-pejabat
harus dapat dihubungi melalaui e-mail. Birokrasi untuk melakukan pelaporan
dapat dikikis dengan menggunakan Internet.
Aplikasi IT yang berhubungan dengan pemerintahaan adalah
aplikasi yang dapat mendekatkan pejabat dengan rakyatnya. Town house meeting
dapat dilaksanakan melalui teleconferencing. Demonstrasi dari mahasiswa dan
rakyat dapat dikurangi atau bahkan dihindari bila mereka dapat melakukan dialog
(baik secara tatap mata maupun secara elektronik) dengan para pejabat. Mengapa
tidak menggunakan teleconferencing dimana rakyat langsung dapat menghadap dan
berdialog dengan pejabat, meskipun letak fisik diantara keduanya cukup jauh?
Di Indonesia, IT sebetulnya sudah lama digunakan di bidang
pemerintahaan. Penggunaan Internet juga sudah dimulai dengan adanya aplikasi
“RI-NET” sebagai salah satu aplikasi pemacu program Telematika Indonesia.
Aplikasi RI-NET ini memberikan akses email kepada para pejabat, memberikan
layanan web (homepage) yang dapat diakses di
memberikan layanan pertukaran informasi multimedia, dan di kemudian hari akan
memiliki aplikasi Decission Support System.
Salah satu contoh aplikasi lain adalah penggunaan web untuk
menampilkan hasil pemilu yang baru lalu. Pengguna Internet di mana saja dapat
melihat hasil pemilu secara on-line dan real-time di dan
http://www.hasilpemilu99.or.id. Hal ini memberikan keterbukaan (transparansi)
pada proses pemilu. Hasilnya dapat kita lihat bahwa tidak banyak orang yang
mengeluhkan masalah hasil pemilu yang baru lalu.
Penutup
Tulisan yang singkat ini semoga dapat memberikan tambahan
wawasan bagi para pembaca sekalian, bahwa IT dan Internet sudah tidak dapat
kita hindari. Bahkan, semestinya IT dan Internet kita gunakan untuk
mensejahterakan bangsa Indonesia.
Kendala di Indonesia
Jika memang IT dan Internet memiliki banyak manfaat,
tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia
yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan
infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai
tempat di Indonesia. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal.
Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan
telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.
Penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Untuk itu
perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah.
Penggunaan Internet devices lain seperti Internet TV diharapkan
dapat menolong. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar
jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung
Internet.
Isi atau content yang berbahasa Indonesia masih
langka. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius. Perlu kita upayakan
kegiatan-kegiatan atau inisiatif untuk memperkaya materi yang ditujukan kepada
masyarakat Indonesia. Proses ini harus dilakukan secara sadar dan proaktif.
Implikasi di bidang lain
IT dan Internet juga dapat mengubah kultur kita sehari-hari.
Dahulu orang dapat bekerja dengan santai. Sekarang dengan adanya Internet,
persaingan menjadi global sehingga orang ditantang untuk menghadapi saingan
global. Tadinya orang berfikir bahwa adanya komputer (dan Internet) dapat
membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan santai. Akan tetapi kenyataannya
justru sebaliknya. Kita bekerja lebih lama, bahkan pekerjaan sering dibawa ke
rumah. Kalau dulu ada istilah “working 9 to 5” (bekerja dari jam 9 pagi sampai
jam 5 sore), maka sekarang kita bekerja “5 to 9” (mulai dari jam 5 pagi sampai
jam 9 malam). Tentu hal ini akan berimplikasi kepada kehidupan kita, seperti
kehidupan rumah tangga. Contoh di Silicon Valley menunjukkan banyaknya rumah
tangga yang pecah dan juga banyaknya pekerja yang tetap single. Tanpa bermaksud
menakut-nakuti, siapkah kita menghadapi kehidupan seperti ini?
Bahan Bacaan
1. Stephen
Segaller, “Nerds 2.0.1: A brief history of the Internet”, TV Books,
L.L.C., 1998. Buku ini menceritakan awal kejadian Internet beserta tokoh-tokoh
yang terlibat di dalamnya.
2. James
W. Michaels and Dirk Smillie, “Webucation: Some smart investors are betting big
bucks that Peter Drucker is right about the brilliant future of online adult
education,” Forbes, 15 Mei 2000.
3. United
States Government Electronic Commerce Policy
Situs web ini berisi informasi tentang electonic commerce, lengkap dengan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Situs web ini berisi informasi tentang electonic commerce, lengkap dengan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
4. Anthony
B. Perkins, dan Michael C. Perkins, “The Internet Bubble: Inside the
overvalued world of high-tech stocks – and what you need to know to avoid the
coming shakeout”, HarperBusiness, 1999. Buku ini menceritakan tentang saham
Internet dan IT yang menjadi rebutan sehingga mahal harganya.
5. Eric
S. Raymond, “The Cathedral and the Bazaar: Musings on Linux and Open Source
by an Accidental Revolutionary”, O’Reilly & Associates, Inc., 1999.
Buku ini bercerita tentang konsep open source dan menjelaskan kesuksesan Linux.
loading...
0 Response to "KUMPULAN ARTIKEL, MAKALAH, KARYA ILMIAH BAHASA INGGRIS LENGKAP IMPLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI"
Post a Comment