A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta
individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan
Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi
maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan
remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya
pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitasi tumbuh kembang anak dan
menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih,
toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga,
sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari orang tuanya saat masih
kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu tersendiri yang
tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia
bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak
mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi
juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses
awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul.
Secara fisik dan psikis usia ini adalah
usia yag rentan berbagai penyakit dan menimbulkan masalah yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani
secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang
tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat
dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah
kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait
dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam
menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua,
keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan
orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang
tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit,
keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi
anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan
keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola
perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang
sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak
prasekolah.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta
individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
( Friedman 1998 )
2. Fungsi keluarga menurut Fridmman
(1986)
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi reproduksi
d) Fungsi ekonomi
e) Fungsi perawatan kesehatan
3. Menurut Friedman struktur keluarga
terdiri atas:
a) Pola dan proses komunikasi
b) Struktur peran
c) Struktur kekuatan
d) Nilai – nilai keluarga
4. Peran perawat keluarga
a) Perawat sebagai pendidik
b) Perawat sebagai coordinator
c) Perawat sebagai pelaksana
d) Perawat sebagai pengawas kesehatan
e) Perawat sebagai konsultan
f) Perawat sebagai kolaborasi
g) Perawat sebagai fasilitator
h) Perawat sebagai penemu kasus
i)
Perawat sebagai modifikasi lingkungan
5. Pertumbuhan dan perkembangan anak
prasekolah
a) Pertumbuhan
Berat badan anak meningkat kira-kira
2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg,
hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun,
panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun.
b) Perkembangan
1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal
yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola
sosialisasinya.
2) Anak sudah mulai mandiri dalam
merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan
BAB.
3) Mulai memahami waktu.
4) Penggunaan tangan primer terbentuk.
c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund
Freud )
Fase perkembangan psikoseksual untuk
anak usia prasekolah masuk pada fase falik.
d) Perkembangan psikososial ( Eric
Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada
anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa bersalah.
e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget
)
Fase berkembangan kognitif anak usia
prasekolah adalah fase praoperasional.
f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak
usia prasekolah memasuki fase prekonvensional.
6. Tugas
perkembangan anak usia prasekolah
a) Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri
seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil
prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan
yang tidak dapat dirusak.
4) Keluarga merupakan kelompok utama
5) Kelompok meningkat kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis
kelaminnya
7) Agresif
b) Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan
koordinasi jadi lebih mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau
tiga roda
3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk
menangkapnya
c) Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahasa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan;
bagaimana, apa, dan mengapa?
4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan
fantasi untuk memahami, mengatasi masalah.
d) Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap,Ketidaktahuan
4) Objek bayangan, tak dikenal.
7. Tugas
perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
a) Membantu anak untuk bersosialisasi
b) Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat
baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
d) Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak
e) Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga
f) Merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
B.
SARAN
1. Bagi mahasiswa makalah ini dapat
dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi tentang asuhan keperawatan pada
anak prasekolah.
2. Bagi pelayanan kesehatan asuhan
keperawatan pada anak prasekolah dapat dijadikan petunjuk dalam pelayanan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan teori yang ada.
3. Bagi keluarga yang memiliki anak
prasekolah dapat mengerti proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui
perubahan yang terjadi.
4. Bagi keluarga lingkungan sekitar
juga harus diperhatikan, karena lingkungan dapat mempengaruhi proses
perkembangan anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga, tanggal 01 maret 2011 jam 20.00 WIT
Internet, http:// www. Dcolz’s.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10
WIT, asuhan keperawatan dengan anak prasekolah
Internet, http:// www.
Umitrastikes.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10 WIT, asuhan keperawatan
keluarga denagn anak balita dan prasekolah
Supartini yupi. 2004. Konsep
dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC, jakarta
B. TUJUAN
a.
Tujuan Intruksional Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep
asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.
b.
Tujuan Instruksional Khusus :
1
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
2
Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia
prasekolah.
3
Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga
dengan anak prasekolah.
4
Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia
prasekolah.
5
Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase
prasekolah.
6
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga
dengan anak prasekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Keluarga
1
Definisi keluarga
a) Friedman (1998)
Keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
b) Sayekti (1994)
Keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya
sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.
c) Sumardjan (1993)
Keluarga
adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur keturunan.
d) Burgess dan Locke (1992)
Keluarga
adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan
(suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga
luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
e) Reisner (1980)
Keluarga
adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak,ibu,adik,kakak,kakek, dan nenek.
f) Sperdley dan Allender (1996)
Keluarga
adalah satu atau lebih individu yang tinggal barsama,sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam intelerasi social,peran dan tugas.
2
Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986)
a) Fungsi afektif
Fugsi
afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan krluarga.fungsi aktif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi reproduksi
Keluarga
berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d) Fungsi ekonomi
Fungsi
ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota seperti
memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
e) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga
juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan ,yaitu
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit.
Fungsi keluarga nenurut Allender(1998)
a) .Affection
1) Menciptakan suasana persaudaraan
atau menjaga perasaan
2) Mengembangkan kehidupan sexual dan
kebutuhan sexual.
b)
Security and acceptance
1) Mempertahankan kebutuhan fisik
2) Menerima individu sebagai anggota
keluarga
c)
Identity and satisfaction
1) Mempertahankan motivasi
2) Mengembangkan peran dan self image
3) Mengidentifikasi tingkat social dan
kepuasan aktifitas
d)
Affiliation and companionship
1) Mengembangkan pola komunikasi
2) Mempertahankan hubungan yang
harmonis
e)
Socialization
1) Mengenal kultur (nilai dan prilaku)
2) Aturan atau pedoman hubungan
internal dan eksternal
3) Melepas anggota
f)
Controls
1) Mempertahankan control social
2) Adanya pembagian kerja
3) Penempatan dan menggunakan sumber
daya yang ada
3
Dimensi dasar struktur keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga
terdiri atas:
a) Pola dan proses komunikasi
Pola
interaksi keluarga yang berfungsi:
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik
keluarga
3) Berpikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan
pendapat sendiri
b) Struktur peran
Peran
adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang
diberikan.
c) Struktur kekuatan
Kekuatan
merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan
atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.
Ada
beberapa macam tipe struktur kekuatan:
1) Legitimate power
2) Referent power
3) Reward power
4) Coercive power
5) Affective power
d) Nilai – nilai keluarga
Nilai
merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma
adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai
dalam keluarga.
Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
4
Peran perawat keluarga
a) Perawat sebagai pendidik
b) Perawat sebagai koordinator
c) Perawat sebagai pelaksana
d) Perawat sebagai pengawas kesehatan
e) Perawat sebagai konsultan
f) Perawat sebagai kolaborasi
g) Perawat sebagai fasilitator
h) Perawat sebagai penemu kasus
i)
Perawat sebagai modifikasi lingkungan
B.
Perkembangan anak usia prasekolah
1
Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah (3-6 tahun)
a)
Definisi tumbuh kembang pada anak
1)
Pertumbuhan (Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih
: 1998).
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan
sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan
adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).
2) Perkembangan (Development)
Menurut
Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi
dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
Perkembangan
adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (
Soetjiningsih : 1998).
b) Pertumbuhan dan perkembangan anak
prasekolah
1) Pertumbuhan
Beberapa
aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu
rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati
90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata
95/58mmHg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat
rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan
lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada
ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan
yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang
tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak
laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan
lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun
adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.
2) Perkembangan
(a) Rasa keingintahuan tentang hal-hal
yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola
sosialisasinya.
(b) Anak sudah mulai mandiri dalam
merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan
BAB.
(c) Mulai memahami waktu.
(d) Penggunaan tangan primer terbentuk.
c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund
Freud )
Fase perkembangan
psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini,
genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai
mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis
kelamin.
Negatif :
Memegang genetalia
Positif :
Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan
keinginan
d) Perkembangan psikososial ( Eric
Ericson )
Fase
perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui
kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri
dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.
Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas.
Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan
bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah
dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi,
yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget
)
Fase
berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.
Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat
egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan
pengalaman lainnya.
Fase ini
dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan
kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat.
Anak mulai
mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan
benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata, mengingat masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )
Anak mampu
bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya
banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada
tindakan yang dilakukan.
f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase
perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional.
Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar
peletakan nilai moral.
Fase ini
terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1) Didasari adanya rasa egosentris pada
anak, yaitu kebaikan
2) Orientasi hukuman dan ketaatan
3) Anak
berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan
2
Tugas perkembangan anak usia prasekolah
a) Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri
seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil
prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan
yang tidak dapat dirusak
4) Keluarga merupakan kelompok utama
5) Kelompok meningkat kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis
kelaminnya
7) Agresif
b) Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan
koordinasi jadi lebih mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau
tiga roda
3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk
menangkapnya
c) Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahasa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan;
bagaimana, apa, dan mengapa?
4) Pemecahan masalah sederhana:
menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah.
d) Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap,Ketidaktahuan
4) Objek bayangan, tak dikenal.
3
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
a) Membantu anak untuk bersosialisasi
b) Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat
baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
d) Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak
e) Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga
f) Merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
4
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan
secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak
selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut
Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
a) Genetika
1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2) Keluarga,
Ada
keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
3) Umur
Masa
prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan
cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
4) Jenis kelamin
Wanita
akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.
5) Kelainan kromosom
Dapat
menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
b) Pengaruh hormone
Pengaruh
hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.
Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama
adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari.
Selain itu
kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
c) Faktor lingkungan
Faktor kelompok
yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran,
dan pascanatal.
d) Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan
mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal
dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular
seks
6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu
e) Faktor kelahiran
Riwayat
kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala
pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
f) Faktor pascanatal
Seperti
lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak
adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan
obat-obatan
5
Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
a) Masalah kesehatan
Masalah
kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,
difteri, dan campak.
b) Hubungan keluarga
Pada usia
prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru
(adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering
membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
c) Bahaya fisik
1) Kecelakaan
Kecelakaan
terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan
tertentu.
Meskipun
tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan
anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak
akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang
menjadi masa malu.
2) Keracunan
Pada
dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
d) Bahaya Psikologis
Perasaan
bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah
dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi,
yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
e) Gangguan tidur
Mimpi
buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci.
Mimpi
buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya
tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi
buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam
yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di
televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering
ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa
membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror
dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah
terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali
apa yang telah dialaminya.
Tidur
sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bangkit
dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil
berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3
jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik
sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak
menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang
berumur 3-8 tahun.
Untuk anak
yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka
atau selimut kesayangannya.
4) Gunakan lampu redup.
f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan
buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun,
sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5
tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian
dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya
sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi
sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol
pada malam hari.
Cara
terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah
dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya
masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya
diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya
untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas
toilet (jamban, kakus).
4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau
aturan lesan yang sederhana.
6
Bimbingan anak selama fase prasekolah
a) Usia 3 tahun
1) Persiapkan orang tua untuk
peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang lebih luas.
2) Anjurkan orang tua untuk
mendaftarkan anak ke play group atau TK.
3) Tekankan tentang pentingnya
pengaturan waktu.
4) Anjurkan orang tua untuk menawarkan
pilihan-pilihan ketika anak sedang ragu/bimbang.
5) Perubahan pada anak usia 3.5 tahun :
anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah
laku, seperti bicara gagap.
6) Orang tua harus memberikan perhatian
yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak
kehilangan kasih sayang orang tua.
7) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan
yang telah dicapai pada usia 3 tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang
agresif pada usia 4 tahun.
8) antisipasi tentang adanya perubahan
nafsu makan, seleksi makanan anak.
9) Tekankan tentang perlunya
perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera.
b) Usia 4 tahun
1) Persiapkan pada tingkah laku anak
yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik dan penggunaan bahasa-bahasa
yang mengejutkan.
2) Eksplorasi perasaan orang tua
berkenaan dengan tingkah laku anak.
3) Masukkan anak ke TK
4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan
anak tentang seks
5) Tekankan tentang pentingnya
menanamkan disiplin pada anak
6) Anjurkan orang tua untuk melatih
anak berenang jika belum dilakukan diusia sebelumnya
c) Usia 5 tahun
1) Masa tenang pada anak
2) Siapkan anak untuk memasuki
lingkungan sekolah
3) Pastikan kelengkapan imunisasi
lingkungan sekolah
d) Usia 6 tahun
Pada usia
ini anak sudah memasuki masa sekolah.
7
Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak
a) Definisi bermain
Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/
kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan
sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak
akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara.
(Wong, 2000)
b) Fungsi permainan pada anak
Fungsi
utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:
1) Perkembangan sensori-motorik
2) Perkembangan intelektual
3) Perkembangan social
4) Perkembangan kreativitas
5) Perkembangan kesadaran diri
6) Perkembangan moral
7) Bermain sebagai terapi
c) Tujuan bermain
Melalui
fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang
yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang
2) Mengekspresikan perasaan, keinginan
dan fantasi serta idenya.
3) Mengembangkan kreatrifitas dan
kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir,
imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam
pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah
dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
4) Dapat beradaptasi secara efektif
terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumh Sakit. Stress yang dialami
anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami
orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang
tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di Rumah Sakit secara
efektif.
d) Alat dan jenis permainan yang cocok
untuk anak usia prasekolah (3-6 th)
Sejalan
dengan tumbuh kembangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan
halus yang lebih matang daripada anak usia toddler.
Anak sudah
lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan
berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
Oleh
karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play dan
skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya dengan
komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu
memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan
bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill
play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat permainan yang
diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan
permainan balok-balok besar, dll.
8
Kebutuhan nutrisi pada anak usia
prasekolah
Sama halnya dengan anak usia
toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhannya
kalorinya adalah 85 kkal per kg BB.
Beberapa karakteristik yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah
adalah sebagai berikut:
a) Nafsu makan berkurang
b) Anak lebih tertarik pada aktifitas
bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan.
c) Anak mulai senang mencoba jenis
makanan baru.
d) Waktu makan merupakan kesempatan
yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.
Anjurkan untuk orang tua dalam
kaitannya dengan karakteristik tersebut:
a) Pertahankan kebiasaan makan yang
baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar
atau melakukan aktivitas bermain yang lain.
b) Apabila makanan yang dikonsumsi
cenderung sedikit, berikan berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4
sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali
dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan
tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.
c) Izinkan anak untuk membantu orang
tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak berharap anak dapat
melakukannya dengan tertib dan rapi.
d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis
makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting
memenuhi gizi seimbang.
e) Fasilitasi anak untuk dapat
mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat makan bersama dan
fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota
keluarga yang lain.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari/Tanggal
: Selasa,08-03-2011
Mahasiswa : Kelompok 9
A.
Data
Umum
1. Nama
KK : Tn.R
2. Umur
: 26 tahun
3. Alamat : Kuprik
4. Pekerjaan
KK : Supir
5. Pendidikan : SMA
6. Komposisi
keluarga
a)
Istri
1) Nama
: Ny. A
2) Umur
: 24 tahun
3) Pendidikan
: SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
b)
Anak
No
|
NamNama
|
Jenis
Kelamin
|
Hubungan dgn KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Status imunisasi
|
Ket
|
||||
BCG
|
Polio
|
DPT
|
Hepatitis
|
Campak
|
|||||||
1.
2.
|
An.D
An. T
|
Pr
Lk
|
Anak
kandung
Anak
kandung
|
5 thn
4 bln
|
TK 0 kecil
-
|
ü
ü
|
ü
ü
|
ü
ü
|
ü
ü
|
ü
-
|
Saat ini/saat pengkajian anak dalam
keadaan sehat
Saat ini/saat pengkajian anak dalam
keadaan sehat
|
Genogram
keterangan:
: Laki-laki X : Meniggal :
Garis keturunan
: Perempuan : klien : Garis perkawinan
7. Tipe
keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu
terdiri dari bapak, ibu, dan anak (2 orang), keluarga termasuk dalam keluarga
sejahtera tahap 2.
8. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
9. Agama
: Islam
10. Status
Sosial Ekonomi
a. Penghasilan
Keluarga
penghasilan
keluarga ± Rp.1.000.000,- perbulan yang didapat dari hasil menyupir oleh Tn.R
dan usaha dagang oleh Ny. V.
b. Pemanfaatan
Dana Keluarga
Penghasilan
keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari juga untuk membantu membiayai
kuliah adik sang istri.
c. Sosial
keluarga
Dengan penghasilan
yang didapat,kebutuhan keluarga
terpenuhi.
11. Aktifitas
rekreasi keluarga
Keluarga
menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan berekreasi ke pantai.
B.
Riwayat
Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap
Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga dengan
anak prasekolah
2. Tahap
Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tahap
perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
3. Riwayat
Keluarga inti
Dalam keluarga,
tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat kesehatan
masing – masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:
a) Kepala
keluarga
Tidak ada
riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit.
b) Istri
Orang tua ( ibu
) mempunyai riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah dirawat di rumah sakit,
hanya berobat di puskesmas.
c) Anak
D (anak ke I)
Klien pernah
mempunyai riwayat penyakit DBD dan diare pada usia 4 bulan dikarenakan berhenti
minum ASI dan disambung minum susu formula hingga harus dirawat inap di
puskesmas selama 12 hari.
Pada usia 2,5
anak pernah kambuh kembali dan dirawat di puskesmas, tetapi karena anak tidak
sembuh – sembuh sehingga orang tua cemas dan membawa ke dokter praktek dan
dokter mendiagnosis anak mengalami radang yang menyebabkan anak panas. Setelah
usia 4 tahun hingga sekarang ( 5 tahun ) klien tidak pernah kambuh lagi
penyakit tersebut.
d) Anak
T (anak ke 2)
Tidak ada
riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Rumah
Sakit.
4. Riwayat
Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Tn. R mengatakan
tidak mempunyai penyakit keturunan . Saat dikaji Tn.R dalam keadaan sehat.Begitupun dengan Ny.A saat didata dalam
keadaan sehat.
An.D saat
dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, namun pernah memiliki riwayat dirawat
di puskesmas dengan diagnose diare dikarenakan Ny.A mengganti ASI dengan susu
formula dan demam berdarah.Keluarga mengatakan anak mendapat perawatan di puskesmas kurang lebih 23
hari.anak sering kambuh dengan penyakit tersebut sampai anak berumur 3 tahun.
C.
Lingkungan
1. Karakteristik
rumah
Luas rumah yang ditempati ±24 meter/kubik (lebar ,
panjang ) terdiri dari ruang tamu, ruang tengah, ruang keluarga, 4 kamar
tidur,dapur, kamar mandi dan WC. Tipe bangunan adalah permanen. Keadaan lantai
terbuat dari plaster, penerangan/cahaya cukup, sinar matahari masuk melalui
jendela dan ventilasi. Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang
digunakan untuk air minum juga dari sumur. WC-nya tidak memiliki septik tank
(WC cemplung). Status rumah adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap
rumah terbuat dari seng. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara
memasak makanan dan air minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah
dipekarangan rumah kemudian dibakar. Keadaan halaman rumah banyak ditumbuhi
rumput dan keluarga mengatakan jarang membuka jendela karena keluarga jarang
dirumah.
6
|
5
|
4
|
3
|
1
|
2
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
Keterangan Denah
:
1.
Ruang tamu
2.
Ruang tengah
3.
Kamar 1
4.
Kamar 2
5.
Ruang keluarga
6.
Kamar 3
7.
Ruang makan
8.
Kamar 4 ( ruang shalat
keluarga )
9.
Dapur
10.
Kamar mandi
11.
WC
2. Karakteristik
tetangga dan komunitas RW
Tetangga depan
dan samping kanan hubungannya baik dengan keluarga Tn.R dan juga warga dari
lingkungan Tn.R akrab kepada tetangga
sebelah kanan dan kiri.
3. Mobilitas
geografis Keluarga
Keluarga ini
tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.R bekerja dari pagi
sampai jam 16.00 wit sebagai supir.Sedangkan Ny.A membantu suaminya berjualan
dari jam 08.00 sampai 14.00 wit.
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini
rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya juga
rajin mengaji.
5. Sistem
pendukung keluarga
Saudara dan
khususnya orang tua merupakan pendukung dalam pembentukan keluarga dan dalam
pemecahan masalah.
D.
Struktur
Keluarga
1. Pola
Komunikasi Keluarga
Keluarga
mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan masalah
anaknya.Namun terkadang Ny.A menegur dengan keras apabila anaknya tidak mau
sekolah dan bermain sepeda dijalan.
Bahasa yang
digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa Indonesia.
2. Struktur
Kekuatan Keluarga
Tn.R bertanggung
jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap
keluarga.Ny.A berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga mengurus
anak-anaknya.
3. Struktur
Peran ( formal/informal)
a)
Tn. R
1)
Formal
Menjadi kepala
keluarga, suami, ayah dan menantu.
2)
Informal
Sebagai anggota
masyarakat, mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi supir mobil.
b)
Ny. A
1)
Formal
Sebagai ibu
rumah tangga, istri, dan anak.
2)
Informal
Masih aktif
menjadi anggota masyarakat, sering mengikuti acara pengajian ibu – ibu di
lingkungan tempat tinggal.
c)
An. D
1)
Formal
Sebagai anak,
kakak, dan cucu
2)
Informal
Sebagai siswa
TK, murid dalam mengaji.
d) An.
T
1)
Formal
Sebagai anak,
adik, dan cucu.
2)
Informal
Belum ada.
4. Nilai
dan Norma Keluarga
Nilai dan norma
yang berlaku dukeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut dan norma
yang berlaku dilingkungannya.
E.
Fungsi
Keluarga
1. Fungsi
afektif
Tn.R dan Ny.A
selalu memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan.
2. Fungsi
sosial
Keluarga selalu
mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari dia,seperti
cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di
lingkungan tempat tinggal maupun di
sekolah.
3. Fungsi
perawatan kesehatan
Orang tua /
keluarga selalu membawa anak ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, jika anak
mengalami panas tinggi, karena menurut orang tua anak mempunyai riwayat demam
berdarah.
4. Fungsi
reproduksi
Keluarga sudah
memiliki 2 orang anak. Anak pertama perempuan berusia 5 tahun, sedangkan anak
kedua laki-laki berusia 4 bulan. Ny.A mengatakan menggunakan KB,yang awalnya
menggunakan KB jenis pil namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis implant
sampai saat ini.
5. Fungsi
ekonomi
Menurut
pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Bahkan dapat sedikit membantu kebutuhan kuliah adiknya. Tetapi
keluarga juga belajar menghemat keuangan karena mempunyai keinginan untuk bisa
memasukkan anaknya les privat.
F.
Stress
dan Koping Keluarga
1. Stressor
jangka pendek dan jangka panjang
a) Jangka
pendek
Orang tua selalu
waspada setiap saat untuk mencegah agar anaknya tidak mengalami kekambuhan
penyakitnya seperti yang pernah dialami sebelumnya.
b) Jangka
panjang
Keluarga ingin
memasukkan anaknya ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih
mengumpulkan biaya.
2. Kemampuan
berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga selalu
berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya, karena takut penyakit yang
pernah diderita anaknya masa lalu dapat kambuh kembali.
3. Strategi
koping yang digunakan
Jika anaknya
sakit, orang tua selalu membawa anaknya ke puskesmas. Dan jika ada masalah
dalam keluarga suami dan istri selalu mendiskusikan masalah tanpa melibatkan
anak-anak.
4. Strategi
adaptasi disfungsional
Ny. A sering
menegur dan melarang anaknya karena anaknya selalu ingin bermain sepeda di
jalan raya.
G.
Pemeriksaan
Fisik
1
Vital sign
a) Tn.
R
TD : 120/70
ND : 86x/m
RR : 20x/m
SB : 37,1
b) Ny.
A
TD :100/60
ND :72x/m
RR :20x/m
SB :37,0
ND :72x/m
RR :20x/m
SB :37,0
c) An.
D
ND : 94x/m
SB : 36,5
RR : 22x/m
d) An.
T
ND : 96x/m
SB : 36,5
RR : 24x/m
2
Head to toe
a) Tn.R
(kepala keluarga)
1) Kepala
Rambut dan kulit kepala
Inspeksi:rambut
ikal,kulit bersih
Mata
Inspeksi:kudua
mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
Hidung
Inspeksi:hidung simetris,tidak
ada secret,tidak ada korpal,tidak ada pembesaran polip.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan
Mulut dan faring
Inspeksi:tidak
ada stomatis,tidak ada karies gigi,tidak ada gigi palsu,tidak ada
faringitis,lidah tidak kotor.
Palpasi:lidah
teraba lunak,tidak ada nyeri tekan.
Telinga
Inspeksi:kedua
telinga simetris,tidak ada korpal.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi:tidak
ada sikatrik,tidak ada nodul
Palpasi:tidak
ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi:bentuk
normochest,tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan,tidak ada fraktur pada tilang iga
Perkusi:terdengar
resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi:terdengar
vesikuler
4) Abdomen
Inspeksi tidak
ada nodul,tidak acites.
Auskultasi:suara
peristaltic terdengar
Perkusi:terdengar
timpani pada usus,dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
5) Ekstermitas
Inspeksi:anggota
gerak lengkap,tidak ada luka,bekas jahitan,tidak ada kelainan pada jari tangan
dan kaki.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan,tidak ada fraktur.
b) Ny
A
1) Kepala
Rambut dan kulit kepala
Inspeksi:Rambut
lurus,tidak ada uban,kulit bersih.
Mata
Inspeksi:kedua mata
simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.
Palpasi:tidak
ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
-
Hidung
Inspeksi
: hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
-
Mulut dan Faring
Inspeksi
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi
: lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
-
Telinga
Inspeksi
: kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi : tidak
ada sikartrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak
ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi :
bentuk normochest, tidak ada nodul,tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak
ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi :
terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi :
terdengar vesikuler.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak
ada nodul, tidak acites.
Auskultasi :
suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi :
terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi : tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
Genetalia
Tidak
ada keluhan.
5) Ekstremitas
Inspeksi :
anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada
jari tangan dan kaki.
Palpasi : tidak
ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
c) An.
D
1) Kepala
-
Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi
: rambut lurus, kulit bersih.
-
Mata
Inspeksi
: kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
-
Hidung
Inspeksi
: hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
-
Mulut dan Faring
Inspeksi
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi
: lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
-
Telinga
Inspeksi
: kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi
: tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi
: bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi :
terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : terdengar vesikuler.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi
: suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi
: terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
Genetalia
Tidak
ada keluhan.
5) Ekstremitas
Inspeksi
: anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada
jari tangan dan kaki.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
Berat
badan klien 16 kg dan tinggi badan 110 cm.
d)
An. T
1) Kepala
-
Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi
: rambut lurus, kulit bersih.
-
Mata
Inspeksi
: kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
-
Hidung
Inspeksi
: hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran
polip.
-
Mulut dan Faring
Inspeksi
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
faringitis, lidah tidak kotor.
-
Telinga
Inspeksi
: kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
2) Leher
Inspeksi
: tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3)
Dada
Inspeksi
: bentuk normochest, tidak ada nodul.
4)
Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi
: suara peristaltic terdengar 5x/menit
Perkusi
: terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
5)
Ekstremitas
Inspeksi
: anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada
jari tangan dan kaki.
H.
Harapan Keluarga
1. Persepsi
Terhadap Masalah
Keluarga
memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah rumah tangga, namun
dalam kesehatan anak, keluarga sangat memperhatikan hal tersebut.
Keluarga
mengerti perubahan kesehatan anak misalnya anak panas tinggi karena menurut
keluarga anak pernah menderita sakit DBD. Jadi keluarga selalu waspada.
2. Harapan
Terhadap Masalah
Tn. R dan Ny. A menginginkan
agar kesehatan anaknya tetap terjaga dan sehingga anaknya tidak kambuh dengan
penyakit yang pernah diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang dengan yang
diharapkan.
I.
Pengkajian
Fokus
1
Stimulasi apa yang
diberikan oleh keluarga terhadap anak
Ny.A memberikan
stimulus pada An.D dengan memperingatkan waktu sesuai jam dan kegiatan yang
telah diberikan agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan sehari-hari. Orang tua memberikan
gambar-gambar, angka dan huruf – huruf yang ditempel di dinding untuk belajar anak,
serta di belikan sepeda, anak sudah dapat mengendarai.
2
Sudahkan anak mengikuti
Play Group
An.D tidak
mengikuti play group dan langsung dimasukkan di taman kanak-kanak (TK). Karena
orang tua beralasan tempat play group jaraknya jauh dari tempat tinggal,
sedangkan orang tua harus bekerja.
3
Berapa lama waktu
dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
Ny. A selalu
memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama dengan anaknya, kecuali Tn R hanya
memiliki waktu setelah pulang dari kerja jam 16.00 hingga pagi sampai anaknya
berangkat ke sekolah.
4
Siapakah orang yang
setiap hari bersama anak
Yang setiap hari
mendampingi anak yaitu orang tua dan tidak pernah menitipkan anak pada orang
lain ataupun memiliki pengasuh selain orang tua.
5
Kemampuan apa yang
telah dimiliki anak saat ini
a) Personal
/ sosial
1) Anak
sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti berdandan,
2) Sering
ikut – ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,
3) Selalu
mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,
4) Mudah
akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal maupun yang baru dikenalnya.
b) Motorik
1) Motorik
kasar
(a) Anak
sudah dapat mengendarai sepeda roda dua
(b) Dapat
melompati benda yang agak tinggi
(c) Anak
dapat melempar bola
2) Motorik
halus
(a) Anak
bisa menggambar bentuk orang,
(b) Dapat
memakai baju dan celana sendiri
(c) Anak
dapat menulis angka 1-10
(d) Anak
dapat mengenal dan menghafal abjad
c) Bahasa
dan Kognitif
1) Ketrampilan
bahasa sudah bagus
2) Sering
bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang memasak,
3) Anak
lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan sesuatu,
4) Anak
sudah bisa mengenal warna,
d) Ketakutan
Anak trauma atau
menangis jika melihat orang jatuh atau kecelakaan, karena anak pernah mengalami
hal tersebut.
6
Bagaimana harapan
keluarga saat ini
Orang tua menginginkan
anaknya bisa masuk ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih
mengumpulkan biaya.
7
Bagaimana pelaksanaan
tugas dan fungsi keluarga
Keluarga
menginginkan jumlah anaknya cukup dua, dalam pembagian tugas keluarga antara
ayah dan ibu saling bekerja sama saat salah satu membutuhkan untuk menjaga
anaknya
loading...
0 Response to "SKRIPSI KESEHATAN GIZI ANAK STIMULASI BERMAIN UNTUK TUMBUH KEMBANG ANAK "
Post a Comment