https://ylx-4.com/fullpage.php?section=General&pub=234891&ga=a

CONTOH JURNAL TERBARU TENTANG KOMPUTER TERBARU APLIKASI PEMROGRAMAN LINIER





APLIKASI PEMROGRAMAN LINIER PADA PENJADWALAN PRODUKSI MIE KERING DI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA


ABSTRAK
Proses produksi mie kering di PT. Tiga Pilar Sejahtera (TPS) dilakukan dalam delapan   lini   mesin   yang   memiliki   kapasitas   yang   berbeda.   Penjadwalan produksinya mengalokasikan tiap jenis produk terhadap lini mesin secara intuitif dengan berdasar pada kapasitas mesin dan jumlah order produk saja sedangkan alokasi  waktu  produksi  belum  diperhatikan.  Hal  ini  menyebabkan  terjadinya pemborosan waktu produksi karena pengalokasian produk pada lini mesin yang kurang optimal. Akibatnya pemenuhan order produk  tidak memenuhi target yaitu rata-rata sebesar 8.74% dan adanya kelebihan produksi dari order yang diminta yaitu rata-rata sebesar 22.28%. Berawal dari permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah melakukan penjadwalan produksi untuk meminimasi waktu produksi  menggunakan  metode  pemrograman  linier  (PL).  Data  primer  dan sekunder  yang  didapatkan  dari  observasi   diformulasikan  menjadi  variabel keputusan,  fungsi  tujuan  dan  fungsi  kendala.  Variabel-variabel  ini  menjadi masukan (input) ke dalam software WinQSB untuk mendapatkan alokasi produk terhadap lini mesin dan kemudian dijadikan dasar dalam melakukan penjadwalan produksi.  Hasil  penelitian  menunjukkan  waktu  total  proses  produksi  untuk periode  produksi  1  minggu,  8  lini  mesin  dan  33  jenis  dengan  penjadwalan pemrograman linier  selama 997.13 jam sedangkan penjadwalan metode lama (milik TPS) selama 1183.29 jam  sehingga diperoleh selisih keduanya sebesar waktu  186.16  jam.  Penjadwalan  produksi  dengan  pemrograman  linier  dapat mengalokasikan waktu produksi secara tepat untuk semua jenis produk yang akan diproduksi.

Kata kunci :  minimasi,    waktu produksi, kapasitas mesin, pemrograman linier, penjadwalan

PENDAHULUAN
Penjadwalan produksi adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi (Baroto,   2002).  Menurut  Herjanto  (1997)  penjadwalan  mencakup  kegiatan mengalokasikan  fasilitas,  peralatan  maupun  tenaga  kerja  bagi  suatu  kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi.
Penjadwalan  adalah  untuk  melaksanakan  rencana  agregat  dan  jadwal produksi induk yang telah dibuat (Sofyan, 1993). Penjadwalan yang tidak efektif akan menghasilkan tingkat penggunaan yang rendah dari sumebr daya yang ada. Sebagai akibatnya biaya produksi  membengkak dan menurunnya produktivitas perusahaan. Pemrograman linier dapat diaplikasikan untuk membuat penjadwalan produksi  dengan  tujuan  mengoptimalkan  sumber  daya.   Pemrograman  linier merupakan  teknik  riset                     operasional      (operation      research       technique) yang dipergunakan  secara  luas  dalam berbagai  jenis  masalah  manajemen  (Winardi,
1987). Menurut Gaspersz (2001) karakteristik utama pemrograman linier adalah fungsi tujuan (maksimasi ataupun minimasi), fungsi kendala, sifat linieritas, sifat homogenitas, dan sifat divisibility.





PT. Tiga Pilar Sejahtera (TPS) unit 1 produksi mie kering mempunyai delapan  lini  mesin  dan  proses  produksinya  bersifat  flowline/continuous  serta dikerjakan dalam waktu 24 jam, terbagi menjadi 3 shift kerja. Jenis produk mie kering berjumlah 51 jenis dengan berat yang berbeda, terbagi dalam empat grade yaitu grade A, grade B, premium 1 dan premium 2. Grage adalah komposisi bahan baku mie kering. Tiap-tiap grade memiliki komposisi bahan baku yang berbeda. Dari  semua  jenis  produk  tersebut  dikelompokkan  dalam  dua  kategori  produk utama yaitu produk make to stock dan produk make to order. Produk make to stock  dijadwalkan memiliki buffer stock sedangkan produk make to order tidak memiliki buffer stock (Soman, 1998). Menurut Fogarty (1991) buffer stock adalah persediaan  produk  minimal  yang   harus  ada  untuk  mengantisipasi  lonjakan permintaan dari konsumen.
PPIC menjadwalkan  order  distributor  dengan  mengacu  pada  kapasitas mesin dan  jumlah ordernya saja, tidak memperhatikan waktu proses produksi. Akibatnya permintaan jenis produk dengan jumlah besar mendapat prioritas untuk dijadwalkan  sedangkan  jenis  produk  dengan  jumlah  permintaan  kecil  sering terlewatkan untuk dijadwalkan.
Berdasarkan latar  belakang  di  atas  maka  penjadwalan  produksi  harus dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya yaitu mesin dan operator dengan menggunakan pemrograman linier.

METODE PENDEKATAN
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian terapan yaitu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialami perusahaan. Tahap-tahap metode dalam penelitian ini mencakup studi lapangan, studi pustaka, perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, kesimpulan dan saran.
Studi lapangan adalah melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera terutama unit 1 untuk produksi mie kering. Setelah dilakukan  pengamatan secara keseluruhan mengenai proses bisnis dan lantai  produksinya,  kemudian  dilakukan  pemahaman  pada  bagian  PPIC  yang berada di bawah Departemen Logistik. Studi  pustaka merupakan review teori- teori yang akan dipakai sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah.
Perumusan    masalah    yang    diselesaikan    dalam   penelitian    ini    telah didefinisikan dalam bab pendahuluan diatas. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara langsung yang menghasilkan data primer dan sekunder. Data  primer yaitu informasi dari pihak perusahaan yang tidak bisa didaptkan dari dokumen atau catatan tertulis perusahaan sedangkan data sekunder  merupakan  catatan  valid  yang   didokumentasikan  oleh  perusahaan.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode pemrograman linier (Mustafa, 1999) dengan model umum seperti pada tabel 1.
Hasil  formulasi  dari  pemrograman  linier  kemudian  dimasukkan  ke  program WinQSB   (Miswanto,   1995)   yang   sebelumnya   dilakukan   langkah-langkah: penentuan   waktu   proses,   penentuan   jumlah   produk   yang   diproduksi   dan perancangan model analitis.





HASIL
Berikut  ini  adalah  data  sekunder  yang  digunakan  untuk  menentukan variable-variabel yang terdapat dalam formulasi pemrograman linier. Pertama, data order 33 produk mi kering periode 1-7 Agustus 2005 dilengkapi data buffer stock, stock awal  dan DPO (Distributor Purchase Order).(tabel 2)

Kedua, kapasitas mesin untuk semua lini mesin. Satu lini mesin belum tentu dapat  mengerjakan semua jenis produk. Pada data kapasitas mesin dapat diketahui produk mana saja yang dapat dikerjakan dalam suatu lini mesin. Tabel 2 menunjukkan contoh beberapa data kapasitas mesin yang mewakili keempat grade produk dalam satuan ball/shift.

Penentuan Waktu Proses
Penentuan waktu proses per ball produk didapat dari membagi waktu total proses dalam satu shift dengan produk yang dihasilkan dalam ball, sehingga dapat dituliskan menjadi:

5151

Variabel  keputusan  diberi  simbol  Xijk,  artinya  penugasan  line  ke-i  untuk memproduksi produk ke-j grade ke-k; di mana total line 8 buah, total produk 51 buah,  dan  terdapat  4  grade  produk.  Sehingga  kombinasi  variabel  keputusan berjumlah 143 variabel. Tabel 3 menampilkan beberapa variabel keputusan.



j =1 k =1

Pada fungsi  kendala  permintaan  terdapat  61  persamaan.  Kendala  permintaan maksudnya  jumlah produk yang diproduksi pada line mesin sama dengan besar permintaan ditambah besar buffer stock dikurangi besar safety stock.




Waktu Produksi
Waktu total produksi yang tersedia dalam satu periode penjadwalan tiap-tiap line membatasi jumlah produk yang akan diproduksi. Pada kendala waktu produksi ini terdapat 8 persamaan. Berikut diberikan contoh persamaan pada line 2.

Fungsi  tujuan  dan  fungsi  kendala  (59  kendala)  diinputkan  ke  dalam program  WinQSB. Hasilnya adalah variabel keputusan dengan nilainya sebagai jumlah produk yang akan diproduksi pada lini mesin yang ditunjuk (lihat lampiran
4).





Penjadwalan menggunakan  pemrograman  linear  dapat  mengalokasikan sumber  daya waktu yang ada dengan lebih efisien, sehingga waktu yang tersisa dapat digunakan untuk memenuhi permintaan distributor (revisi order).



Gambar 1. Waktu Produksi PT. Tiga Pilar Sejahtera vs Pemrograman Linear

Pengggunakan metode pemrograman linear mengurangi beban staff PPIC untuk meng-update jadwal produksi, karena dapat dengan mudah mengetahui lini mesin  mana  yang  mempunyai  sisa  waktu.  Waktu  produksi  yang  diperlukan dengan metode penjadwalan Tiga  Pilar Sejahtera pada lini mesin 1, 3, dan 8 terbukti     lebih     besar     dibandingkan    penjadwalan     menggunakan     metode pemrograman linear (lihat gambar 1). Dengan demikian PT. Tiga Pilar Sejahtera melakukan pemborosan waktu.
Pada penjadwalan PT. Tiga Pilar Sejahtera terdapat beberapa produk yang diproduksi melebihi target yang ditetapkan dan ada pula yang tidak dijadwalkan untuk  diproduksi  seperti  produk  MFDEO  (lihat  gambar  2).  Hal  ini  mungkin dikarenakan pengalokasian waktu untuk  produk tertentu lebih besar dari yang diminta     sehingga         mengurangi              kapasitas                  waktu yang    diperlukan                untuk mengerjakan  produk  yang  lainnya.  Sedangkan  penjadwalan  dengan  LP  dapat mengalokasikan   waktunya   dengan   tepat   untuk   semua   produk   yang   akan diproduksi. Berikut ditampilkan pemenuhan permintaan produk grade A.





Gambar 2. Pemenuhan Permintaan Produk Grade A

KESIMPULAN
Waktu total proses produksi dengan metode penjadwalan pemrograman linear  untuk   periode  produksi  satu  minggu,  8  lini  mesin,  33  jenis  produk membutuhkan waktu selama 997.13 jam sementara penjadwalan dengan metode lama (Tiga Pilar Sejahtera) membutuhkan  waktu selama 1183.29 jam, sehingga diperoleh selisih keduanya sebesar waktu 186.16 jam.
Untuk  periode  produksi  selanjutnya,  PT.  Tiga  Pilar  Sejahtera  dapat melakukan  penjadwalan  secara  sistematis  menggunakan  metode  pemrograman linear dengan langkah-langkah antara lain menyiapkan data jumlah produk yang akan  diproduksi,  lalu  memasukkan  data  jumlah  produk  tersebut  ke  software WinQSB, selanjutnya merunning “problem solving” pada software WinQSB, dan langkah   terakhir   mencetak   output   software   WinQSB   yang   nantinya   akan digunakan sebagai acuan urutan penjadwalan.

DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S., 1993, Manajemen Produksi dan Operasi, LPFEUI, Jakarta.
Baroto, T.,  2002,  Perencanaan  dan  Pengendalian  Produksi,  Penerbit:  Ghalia
Indonesia.
Bedworth, David D, 1986, Integrated Production Control System, John Wiley & Sons Singapore.
Fogarty, Donald W, 1991, Production & Inventory Management, APICS. Gaspersz, Vincent,          2001,                    Production             Planning        and             Inventory              Control
berdasarkan    Pendekatan Sistem Terintegrasi MRO II dan JIT Menuju
Manufacturing 21, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Herjanto, E., 1997, Manajemen Produksi dan Operasi, Grasindo, Jakarta. Miswanto, 1995, Analisis Manajemen Kuantitatif dengan QSB+,                                                                                                            STIE    YKPN,
Yogyakarta.
Mustafa, Z., 1999, Belajar Cepat Linear Pemrograman dengan QS, EKONISIA, Yogyakarta.
Soman, Chetan Anil and Gaalman, Gerard, 1998, “Combined make-to-order and make-to-stock  in  a  food  production  system”,  International  Journal  of Production Economics, vol. 56-57, pp. 649-659.
Winardi, SE, 1987, Pengantar Operations Research, Tarsito, Bandung.
 
loading...

0 Response to "CONTOH JURNAL TERBARU TENTANG KOMPUTER TERBARU APLIKASI PEMROGRAMAN LINIER "

Post a Comment