Analisis Peranan Perkembangan
Jumlah Giro, Tabungan dan Deposito Masyarakat
Terhadap Perkembangan Jumlah Kredit dan
Perkembangan Jumlah Sertifikat Bank Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak satu dasawarsa
belakangan ini, industri perbankan merupakan industri yang paling mengalami
perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana
masyarakat maupun pemberian kredit. Hal
ini sebagai akibat dari deregulasi dalam dunia perbankan yang dilakukan
oleh pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia pada tahun 1983 yang sungguh
sangat mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank baik disisi pasiva maupun
disisi aktiva bank. Situasi ini memaksa industri perbankan harus lebih kreatif
dan novatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Dengan
liberalisasi perbankan tersebut, industri perbankan dapat membuka hambatan yang
sebelumnya menimbulkan represi sektor keuangan dan sistem keuangan negara,
sehingga menyebabkan bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang
semakin ketat dan semarak.
Dengan bertambahnya
jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat.
Semua berlomba untuk menar ik dana masyarakat sebanyak- banyaknya dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan baik untuk tujuan
produktif maupun konsumtif. Karena bagi sebuah bank,
2
dana merupakan darah dan
persoalan paling utama, sehingga tanpa dana, bank tidak dapat berfungsi sama
sekali. Berdasarkan pengalaman di lapangan atau bukti- bukti empiris, dana bank
yang berasal dari modal sendiri dan cadangan modal hanya sebesar 7% sampai
dengan 8% dari total aktiva bank. Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang bisa
mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Dana
yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro,
deposito dan tabungan. Selain dari tiga macam bentuk simpanan dana pihak ketiga
tersebut yaitu giro, deposito dan tabungan, masih terdapat beberapa macam dana
pihak ketiga lainnya yang diterima bank. Akan tetapi, dana- dana ini sebagian
besar berbentuk dana sementara yang sukar disusun perencanaannya karena
bersifat sementara.
Dari berbagai sumber
dana yang berhasil dihimpun oleh bank, kemudian bank menyalurkannya kembali
dana tersebut kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat sebagian besar dialokasikan untuk kredit. Karena
kegiatan pemberian kredit merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank, dimana
pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan. Bila kita
perhatikan neraca bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi aktiva bank akan
didominasi oleh besarnya jumlah kredit yang diberikan, sedangkan bila kita
perhatikan pula laporan Laba Rugi bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi
pendapatan bank akan didominasi oleh besarnya pendapatan dari bunga dan provisi
kredit. Ini dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan berkaitan
erat secara
3
langsung ataupun tidak
langsung dengan kegiatan perkreditan. Karena hampir semua kegiatan perekonomian
masyarakat membutuhkan bank dengan fasilitas kreditnya, dimana dengan melalui
pemberian kredit pula akan banyak usaha pembayaran nasabah melalui rekeningnya
sehingga tujuan dari pemberian kredit selain untuk mendapatkan hasil yang
optimal dari pemberian kredit tersebut, juga untuk keamanan bank yaitu keamanan
untuk nasabah penyimpan sehingga dengan melalui kredit, bank akan menambah
dananya dengan sendirinya. Karena kredit yang aman akan memberikan dampak yang
positif bagi bank yaitu kepercayaan
masyarakat pada bank akan bertambah.
Namun saat ini dimana
industri perbankan menghadapi situasi perekonomian yang seolah tidak menentu dan penuh dengan
ketidakpastian, pemberian kredit oleh bank kepada masyarakat sedikit tersendat.
Pengalaman adanya kredit macet akhir -akhir ini telah memacu kalangan perbankan
untuk lebih berhati-hati dalam mengatur alokasi dananya pada kredit. Oleh
karena itu kalangan industri perbankan saat ini cenderung lebih menyukai untuk
mengalokasikan dananya dalam bentuk cadangan sekunder yang dalam hal ini
dialokasikan pada surat-surat berharga terutama pada Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Karena Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak dibatasi oleh permintaan
atau kelebihan likuiditas sementara perbankan, sedangkan tingkat suku bunga
lebih menjanjikan dengan tingkat resiko yang rendah daripada dialokasikan pada
kredit untuk masyarakat. Sela in itu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dianggap
tidak terbatas, pasarnya luas dan tingkat diskontonya tidak dapat dipengaruhi
oleh
4
satu bank manapun yang
ikut lelang. Bahkan penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
tersebut dapat memberikan pe ndapatan kepada bank yang setiap saat dapat
dijadikan uang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank sehingga dalam hal
ini bank mendapatkan dua manfaat sekaligus yaitu untuk menjaga likuiditas dan
meningkatkan profitabilitas bank.
Sehubungan dengan
hal-hal yang melatarbelakangi masalah tersebut diatas, penulis tertarik untuk
menulis tugas akhir ini dengan mengajukan judul
“ Analisis Peranan Perkembangan Jumlah Giro, Tabungan dan Deposito
Masyarakat Terhadap Perkembangan Jumlah Kredit dan Perkembangan Jumlah Sertifikat
Bank Indonesia
(SBI) “ (Studi Kasus Pada 10 Bank Umum Devisa Nasional), yang akan dikemukakan
lebih lanjut dalam bab-bab berikutnya.
1.2 Perumusan
Masalah
Tidak ada yang
menyangsikan bahwa pemberian kredit bagi masyarakat disamping merupakan fungsi utama bank, juga merupakan sumber
utama pendapatan bank pada umumnya, bahkan tidak jarang pemberian kredit
tersebut juga membawa dampak berupa meningkatnya dana simpanan masyarakat dalam
berbagai bentuk terutama dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Tetapi
ketika Bank Indonesia
mengeluarkan kebijakan kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonseia (SBI),
maka industri perbankan sebagian besar mengalokasikan dananya pada Sertifikat Bank
5
Indonesia (SBI) daripada
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Berdasarkan
uraian tersebut diatas, maka permasalahan dalam penulisan
tugas akhir ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh jumlah giro
masyarakat terhadap perkembangan jumlah kredit yang diberikan dan perkembangan
jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ?
2. Seberapa besar pengaruh jumlah deposito
masyarakat terhadap perkembangan jumlah kredit yang diberikan dan perkembangan
jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ?
3. Seberapa besar pengaruh jumlah tabungan
masyarakat terhadap perkembangan jumlah
kredit yang diberikan dan perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ?
4. Bagaimana hubungan antara jumlah
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap perkembangan jumlah kredit yang
diberikan ?
1.3 Batasan Masalah
Perkembangan jumlah
kredit yang diberikan kepada masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
seperti jumlah dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat, modal bank sendiri, tingkat likuiditas, tingkat inflasi, ketentuan Batas Maksimum
6
Pemberian Kredit (BMPK)
dan sebagainya. Oleh karena itu penulis membatasi masalah dalam penulisan tugas
akhir ini pada :
1. Jumlah dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat yaitu dalam bentuk giro, deposito dan tabungan.
2. Jumlah dana yang dialokasikan yaitu pada
kredit dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai salah satu prioritas
penempatan dana kedalam surat-surat berharga.
3. Penulisan tugas akhir ini tidak melakukan
penelitian bagaimana bank memperoleh sumber dananya, bagaimana pemasaran kredit
yang dilakukan, jenis kredit yang diberikan, kondisi kredit yang diberikan dan
sebab-akibatnya.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk menyelesaikan
penulisan tugas akhir ini. Penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui atau menggambarkan besarnya
pengaruh jumlah giro masyarakat terhadap perkembangan jumlah kredit yang
diberikan dan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
2. Untuk mengetahui atau menggambarkan besarnya
pengaruh jumlah deposito masyarakat terhadap perkembangan jumlah kredit yang
diberikan dan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
7
3. Untuk mengetahui atau menggambarkan besarnya
pengaruh jumlah tabungan masyarakat terhadap perkembangan jumlah kredit yang
diberikan dan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
4. Untuk mengetahui atau menggambarkan hubungan
antara jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dialokasikan oleh bank
terhadap perkembangan jumlah kredit yang diberikan.
1.5 Kegunaan Penelitian
Dari penulisan tugas
akhir ini, penulis berharap bahwa penelitian yang telah dilakukan akan
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, karena dengan mengadakan
penelitian untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini berarti penulis dan pembaca
dapat mengetahui apakah dana yang berhasil dihimpun dalam hal ini giro,
deposito dan tabungan dari masyarakat akan mempengaruhi perkembangan jumlah
kredit yang diberikan kepada masyarakat, dan apakah juga berpengaruh terhadap
alokasi dalam surat-surat berharga yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
selain itu apakah dana masyarakat tersebut lebih banyak dialokasikan dalam
bentuk kredit atau surat-surat berharga dalam hal ini Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) serta apakah jumlah kredit yang diberikan dengan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) mempunyai hubungan yang kuat atau tidak.
NB : BAGI SOBAT YANG INGIN VERSI LENGKAPNYA SILAHKAN
REQUEST DI KOLOM KOMENTAR
loading...
0 Response to "CONTOH SKRIPSI EKONOMI MANAJEMEN AKUNTANSI 2013"
Post a Comment