PEMANFAATAN TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LISTRIK
DINAMIS.
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
buku panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BNSP disebutkan bahwa IPA
sebagai ilmu terdiri dari produk dan proses.
Produk IPA terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, prosedur, teori, postulat
dan hukum. Sedangkan dari segi proses maka IPA memiliki keterampilan sains,
misalnya: mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap/bebas dan variabel
berubah, menentukan apa yang diukur dan diamati, keterampilan menggunakan
alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Keterampilan sains juga
menyangkut keterampilan dalam berkomunikasi seperti: menyusun laporan secara
sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan. ( BSNP, 2006;4 )
Dari
uraian diatas dapat diartikan bahwa pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan praktikum. Sesuai dengan kompetensi dasar untuk kelas 9 pada
pokok bahasan Listrik Dinamis, banyak terdapat indikator yang memerlukan
percobaan/praktikum, seperti : mengukur arus dan tegangan listrik, dan
menyelidiki hubungan keduanya ( hukum Ohm ), mengetahui sifat arus dan tegangan
listrik pada rangkaian seri dan paralel, dan sifat lainnya oleh karena itu
sejak beberapa tahun lalu penulis sudah berupaya melakukan pembelajaran IPA
dengan praktikum, dari semula kelompok
dengan jumlah siswa besar menjadi
kelompok kecil. Tahun Pelajaran 2007/2008 yang lalu sudah 8 kelompok tiap kelas. Hasil belajar
siswa yang penulis ajarkan meskipun sudah dengan praktek tetapi menurut penulis
nilainya masih jauh yang diharapkan.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah teman sebaya yang dilatih dalam
praktikum dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa.
2. Apakah teman sebaya yang dilatih dalam
praktikum dapat bertugas dengan baik
3. Bagaimana cara pelatihan agar teman sebaya
dapat menjalankan tugasnya dengan baik
4. Seberapa besar peranan teman sebaya dalam
kelas dan labaratorium dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya
masalah merupakan obyek yang menarik untuk diteliti, agar penelitian lebih
terarah maka ruang lingkup masalahnya dibatasi pada: “ Apakah teman sebaya yang
dilatih dalam praktikum dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa”.
Teman
sebaya yang dimaksud adalah siswa/i yang dilatih sebelum praktikum
dilaksanakan, kemudian siswa/i ini masuk ke dalam kelompoknya sebagai teman
sebaya yang ahli. Sedangkan nilai hasil belajar siswa yang dimaksud adalah
hasil nilai dari ulangan harian pada pokok bahasan listrik dinamis
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
“ Apakah teman sebaya yang dilatih dalam praktikum
dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas 9 SMP Negeri 10 Bekasi pada
pokok bahasan listrik dinamis ”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat tentang salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika khususnya pokok bahasan
listrik dinamis
BAB. II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Hasil belajar
Perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses
belajar berupa pemahaman, pengatahuan dan perubahan sikap. Perubahan inilah
yang disebut sebagai hasil belajar, berkaitan dengan IPA dapat dikatakan bahwa
hasil belajar IPA adalah perubahan perubahan tingkah laku dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman tentang dunia alamiah yang dialami siswa sebagaia hasil
pengalaman interaksi dengan berbagai data, fakta, konsep, hukum-hukum dalam IPA
2. Praktikum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, praktikum
disebutkan sebagai bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat
kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang
diperoleh dalam teori/pelajaran praktek
3. Fisika
Beberapa orang telah menganggap fisika
sebagai sains atau ilmu pengetahuan paling fundamental karena merupakan dasar
dari semua bidang sains yang ada.( Paul A Tipler, 1998; 1-2 )
Ilmu
fisika disebut juga ilmu pengukuran ( science of measurement )
IPA adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari
sekumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk
melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan
proses observasi (empiris) secara terus menerus; merupakan upaya manusia yang
meliputi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung yang
dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi oleh sikap keingintahuan
(curiosity), keteguhan hati (courage), ketekunan (persistence) yang dilakukan
oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta
Skema pembelajaran IPA dapat dilihat pada diagram
berikut ini:
4. Teman Sebaya Terlatih
Kegiatan
yang melibatkan teman sebaya (tutor sebaya) didasarkan pendapat yang sudah ada
bahwa adakalanya siswa lebih mudah menerima keterangan/ penjelasan yang
diberikan temannya karena tidak ada rasa enggan untuk bertanya, dapat juga
digunakan untuk mempererat hubungan persahabatan ( Suharsimi Arikunto, 1986; 62
)
Model kegiatan pembelajaran teman
sebaya dapat digambarkan sebagai
berikut:
B.
Kerangka berfikir
Kerja
praktikum merupakan kinerja ilmiah yaitu suatu kegiatan penting dalam proses
pembelajaran IPA, anak didik mudah tertantang, tertarik, mudah mengingat
konsep-konsep yang bersesuaian, dan dapat menghindari mis konsepsi, tetapi akan
menjadi masalah jika pelaksanaannya tidak terencana, teratur dan terkendali,
baik tingkah laku anak didik, waktu pelaksanaan serta kerusakan alat yang tak
terduga sebelumnya.
Masalah
dalam kerja praktek adalah tersitanya waktu untuk hal-hal berikut ini: waktu
berjalannya siswa ke laboratorium, terlalu lama siswa dalam merangkai karena
ketakutan yang berlebihan, kesulitan membaca rangkaian atau petunjuk kegiatan
sehingga banyak yang bertanya, suasana ini semakin tidak terkendali, jika guru
harus berkeliling terus ke tiap kelompok untuk memeriksa rangkaian atau memberi
arahan bimbingan individual.
Masalah
ini dapat sedikit teratasi jika setiap kelompok minimal satu orang yang sudah
terlatih, sehingga dalam mengambil alat, merangkai, pengambilan data dan
sebagainya dapat dilakukan sesingkat mungkin. Dengan menghemat waktu, maka
penjelasan hasil praktek yang bersesuaian dengan teori dapat lebih lama
dilakukan.
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Proses Penelitian
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Sebelum
melaksanakan penelitian, peneliti meminta 8 orang dari kelas yang akan
dijadikan sampel yaitu kelas 9.6 dilatih sebagai teman sebaya yang terlatih,
diambil kelas ini karena jam pelajaran IPA tepat pada jam pelajaran pertama dan
kedua hari senin dan kamis dan siklus pertama. Hari senin tanggal 2 Desember
2008 sepulang jam pelajaran 8 orang tersebut dilatih secara khusus dengan
melakukan praktikum listrik dinamis pada sub pokok bahasan rangkaian seri dan
paralel. Pada hari Kamis tanggal 4 Desember sebelum pembelajaran dimulai siswa
diberikan lembar pre tes guna mengetahui kondisi khusus kemampuan siswa dalam
pemahaman fisika terutama berkaitan dengan rangkaian seri. Hasil Pre tes pada
kelas 9.6 dari 42 siswa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pre Tes Pada Siklus I
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
0 – 20
|
16
|
38,10 %
|
21 – 40
|
25
|
59,52 %
|
41 – 60
|
0
|
0
|
61 – 80
|
1
|
02,38 %
|
81 – 100
|
0
|
0
|
- Rata –
rata nilai = 24,76
- Nilai
Tertinggi = 65
- Nilai
Terendah = 0
- Jumlah
siswa yang hadir = 42 orang
- Jumlah
siswa yang tidak hadir = -
- Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
- Persentasi
ketuntasan = 2,38 %
Hasil Post Tes pada siklus I diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Post Tes Pada Siklus I
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
0 – 20
|
0
|
0
|
21 – 40
|
0
|
0
|
41 – 60
|
3
|
7,14 %
|
61 – 80
|
31
|
73,81 %
|
81 – 100
|
8
|
19,05 %
|
- Rata –
rata nilai = 73,54
- Nilai
Tertinggi = 95
- Nilai
Terendah = 50
- Jumlah
siswa yang hadir = 42 orang
- Jumlah
siswa yang tidak hadir = -
- Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
- Persentasi
ketuntasan = 92,86 %
Dari
kedua tabel dan data diatas, terlihat jelas hasil meningkatan yang signifikan
untuk hasil belajar pemahaman fisika
pada sub pokok bahasan rangkaian seri.
Hasil
pengamatan pengamat ( observer ) 1 dan 2 terhadap pengelolaan pembelajaran
kooperatif oleh guru ( peneliti ) sebagai berikut:
Pengamat 1 memberikan jumlah skor 50 dari 52 skor ideal baik ( 96 % ) sedang
pengamat 2 memberikan jumlah skor yang sama hanya berbeda nilai itemnya. (
lampiran lembar pengamatan ).
Hasil
pengamatan pengamat ( observer ) 1 dan 2 terhadap penilaian kinerja kelompok
sebagai berikut:
Nama Kelompok
|
Skor dari Pengamat 1
|
Skor dari Pengamat 2
|
Rata-rata
|
Keterangan
|
1
|
25 ( 83 % )
|
20 ( 67 % )
|
22,5 ( 75 % )
|
Skor
ideal = 30
|
2
|
21 ( 70 % )
|
23 ( 76 % )
|
22 ( 73 % )
|
|
3
|
22 ( 73 % )
|
22 ( 73 % )
|
22 ( 73 % )
|
|
4
|
22 ( 73 % )
|
21 ( 70 % )
|
21,5 ( 72 % )
|
|
5
|
22 ( 73 % )
|
20 ( 67 % )
|
21 ( 70 % )
|
|
6
|
24 ( 80 % )
|
24 ( 80 % )
|
24 ( 80 % )
|
|
7
|
23 ( 76 % )
|
21 ( 70 % )
|
22 ( 73 % )
|
|
8
|
25 ( 83 % )
|
23 ( 76 % )
|
24 ( 80 % )
|
|
Nilai rata-rata kelas untuk kinerja adalah: 22,38
( 75 % )
Sedangkan
hasil pengamatan pengamat (observer) 1 dan 2 terhadap penilaian kinerja teman
sebaya terlatih sebagai berikut:
Nama Kelompok
|
Skor dari Pengamat 1
|
Skor dari pengamat 2
|
Rata - rata
|
Keterangan
|
1
|
19 ( 76 % )
|
19 ( 76 % )
|
19 ( 76 % )
|
Skor
ideal = 25
|
2
|
19 ( 76 % )
|
19 ( 76 % )
|
19 ( 76 % )
|
|
3
|
19 ( 76 % )
|
18 ( 72 % )
|
18,5 ( 74 % )
|
|
4
|
18 ( 72 % )
|
18 ( 72 % )
|
18 ( 72 % )
|
|
5
|
19 ( 76 % )
|
16 ( 64 % )
|
17,5 ( 70 % )
|
|
6
|
19 ( 76 % )
|
20 ( 80 % )
|
19,5 ( 78 % )
|
|
7
|
19 ( 76 % )
|
18 ( 72 % )
|
18,5 ( 74 % )
|
|
8
|
22 ( 88 % )
|
19 ( 76 % )
|
20,5 ( 82 % )
|
|
Nilai rata-rata teman sebaya untuk kinerja adalah: 18,81 ( 75 % )
Hasil siklus I diatas menurut peneliti dan observer
sudah memberikan bukti bahwa siswa yang dilatih praktikum kemudian bekerja sama
dengan siswa lain dalam kelompoknya
sangat membantu atau memberikan kontribusi yang baik dari segi nilai kinerja
dan nilai pemahaman fisika mengenai rangkaian listrik dikelas tersebut.
Kemudian peneliti melakukan siklus II tanpa mengamati nilai kinerja Ilmiahnya
hanya mengamati nilai pemahamannya saja, sehingga nanti menyakinkan kepada guru
tanpa dilihat diamati oleh observer pun siswa dapat bekerja lebih baik dan
mendapatkan nilai pemahaman lebih baik pula.
Pre
tes pada siklus II pada Pokok Bahasan
sama dengan sub pokok bahasan rangkaian
paralel diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pre Tes Pada Siklus II
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
0 – 20
|
0
|
0
|
21 – 40
|
14
|
33,33 %
|
41 – 60
|
19
|
45,24 %
|
61 – 80
|
9
|
21,34 %
|
81 – 100
|
0
|
0
|
- Rata –
rata nilai = 48, 21
- Nilai
Tertinggi = 70
- Nilai
Terendah = 25
- Jumlah
siswa yang hadir = 42 orang
- Jumlah
siswa yang tidak hadir = -
- Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
- Persentasi
ketuntasan = 21,43 %
Langkah-langkah
kegiatan siklus II sama dengan kegiatan siklus I, hanya berbeda materi saja,
jika siklus I mengenai rangkaian seri sedangkan siklus II mengenai rangkaian
paralel.
Hasil Post Tes Pada Siklus II untuk kelas 9.6
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Post Tes Pada Siklus II
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
0 – 20
|
0
|
0
|
21 – 40
|
0
|
0
|
41 – 60
|
2
|
4,76 %
|
61 – 80
|
30
|
71,43 %
|
81 – 100
|
10
|
23,81 %
|
- Rata –
rata nilai = 74,76
- Nilai Tertinggi
= 90
- Nilai
Terendah = 60
- Jumlah
siswa yang hadir = 42 orang
- Jumlah
siswa yang tidak hadir = -
- Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) = 63
- Persentasi
ketuntasan = 95,24 %
Dari data tabel 1, 2,3 dan 4 dapat dibuatkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:

Agar
seluruh siswa dapat memperoleh data percobaan yang benar cepat dan akurat
sehingga dapat memahami konsep fisika dengan baik, maka pemanfaatan tutor atau
teman sebaya yang terlatih dapat menjadi salah satu penunjang keberhasilan siswa,
hal ini dapat dilihat dari grafik diatas, dimana ada kenaikan yang cukup baik
dari awal pada kegiatan siklus I dan siklus II.
BAB.
V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pengujian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan siswa sebagai teman sebaya yang
terlatih dapat meningkatkan hasil belajar fisika baik pada kinerja ilmiah dan
pemahaman konsep.
Kekurangfamahan siswa dalam membaca
petunjuk pada lembar kerja praktikum saat praktek dapat teratasi dengan bantuan
teman sebaya terlatih, sehingga dalam praktek dapat berjalan dengan baik,
indikatornya antara lain adalah:
-
alat tidak ada yang rusak
-
siswa mendapat kan
data yang benar, akurat, dan cepat
-
waktu tersisa cukup banyak untuk menjelaskan hasil
praktek dan kesesuaian dengan teori untuk penguatan konsep
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006, “ Model Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA” Jakarta, Penerbit Depdiknas
Muslimin Ibrahim. 2005, “ Asesmen Berkelanjutan”
Surabaya, Penerbit Unesa University Press
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003, Departemen
pendidikan Nasional. Penerbit Balai Pustaka
Makalah Materi
Pelatihan Terintegrasi. 2005 ”Manajemen Laboratorium untuk IPA”.Jakarta,
Penerbit Depdiknas.
Paul A Tipler.
1998 “Fisika untuk sains & Teknik”. Terjemahan Lea Prasetio.
Jakarta. Penerbit Erlangga.
Sears.Zemansky, 1994 ”Fisika untuk Universitas
1” Saduran bebas oleh Ir. Soedarjana. Jakarta. Penerbit Bina Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Semiawan, Conny dkk. 1989. Pendekatan
Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia
loading...
0 Response to "KUMPULAN LAPORAN PTK TERBARU PEMANFAATAN TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM"
Post a Comment