APLIKASI PEMBELAJARAN MODEL INTERACTIVE LEARNING TERHADAP PENGUSAAN KONSEP IPS POKOK BAHASAN BENUA -BENUA DI DUNIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah PTK
Pada zaman modern ini pendidikan dalam kehidupan suatu
negara memegang perenan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup
negara dan bangsa ini disebabkan pendidikan merupakan kualitas sumber daya
manusia.
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melaksanakan inovasi
dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan
nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif, dan memiliki sumber daya
manusia yang sehat dan tangguh.
Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika beradap dan
berwawasan budaya. Memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovasi dan
bertanggung jawab). Berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum,
kooperatif dan kompetitif, serta demokratis), dan berbadan sehat sehingga
menjadi manusia mandiri.
Dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990, ayat 1
tentang Pendidikan Dasar ditegaskan :
Pedidikan dasar
bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan pegetahuan secara pribadi. Serta secara bersama-sama dengan
masyarakat, warga negara dan umat manusia lain. Serta mempersiapkan peserta
didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, beretika, memiliki nalar yang baik, dan
berkemampuan untuk bekerja keras dalam mempertahankan hidup baik bagi diri
sendiri, keluarga masyarakat bangsa dan negara serta agama.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat :
1) Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
2) Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman.
3) Sistem
Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuna pendidikan nasional.
Dari ketiga uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang
memiliki berbagai potensi diri yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman
yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, demi tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 (200:7)
ditegaskan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak manusia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pasal 17 berbunyi :
1) pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah, 2) pendidikan dasar berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madarasah Tsnawiyah (MTS), atau bentuk lain
yang sederajat.
Dari kedua pasal di atas dapat
disimpulkan fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan peserta didik
yang berpotensi dalam berbagai hal sehingga dapat diklasifikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bebicara masalah pendidikan tak lepas kaitannya dengan
lembaga pendidikan yaitu sekolah, mulai dari tingkat dasar (SD) sampai tingkat
Perguruan Tinggi (PT). Dari jenjang lembaga pendidikan, maka SD-lah sebagi
ujung tembok atau dasar dari lembaga pendidikan selanjutnya.
Berangkat dari situlah maka penulis ingin mencoba untuk
melakukan suatu penelitian yang berfokus pada penelitian tindakan kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan semangat belajar siswa terhadap semua
mata pelajaran di SD, khususnya mata pelajaran IPS.
Dari pengalaman penulis dalam mengajar SD hasil evaluasi
mata pelajaran IPS, baik formatif maupun sumatif nilainya masih dibawah standar
minimal.
Hasil tes sumatif dan hasil UAS SD Tahun Pelajaran ___/ ___ lalu, khususnya di SDN _____ Kecamatan ____ Kabupaten
____ pada mata pelajaran IPS, rata-rata nilai
yang diperoleh adalah 5,35.
Apabila ditinjau dari segi pelaksanaan pembelajaran di
dalam kelas, masalah yang sering muncul yaitu ketika proses pembelajaran
berlangsung nampak para siswa tidak memiliki antusias dan semangat mengikuti
pembelajaran IPS nampaknya tidak ada, berbeda dengan mengikuti pembelajaran
bidang lainnya. Kendala yang sering muncul kebanyakan siswa sering menobrol,
mencoret-coret buku tulis, sering keluar masuk kelas dengan alasan mau ke
belakang, terkadang kelas menjadi sunyi dan siswa tidak memiliki keberaniaan
untuk bertanya, seolah-olah mereka takut terhadap guru kelas. Padahal guru
selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya atau berpendapat.
Guru sebagai seorang profesional dalam mengembangkan
pelajaran di sekolah hendaknya mengetahui dan mencoba untuk memilih serta
menerapkan metode atau model yang tepat sesuiai dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Selama ini penggunaan metode didominasi oleh ceramah pada setiap
pertemuan pembelajaran, akibatnya perhatian dari siswa berkurang karena merasa
bosen dijejali dengan penjelasan-penjelasan yang berbelit-belit, apa lagi kalu
gurunya tidak penuh humor, galak tegang sehingga siswa malas untuk belajar. Hal
ini apabila dibiarkan berlarut-larut akan menghambat proses pembelajaran dan
hasil belajar tidak sesuia dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
diperlukan solusi terbaik sebagai pemecah masalah kurangnya minat dan perhatian
siswa terhadap pelajar IPS. Rustam Effendi (1988 : 12) mengatakan bahwa : “
Siswa yang berminat (memiliki minat belajar) itu lain dari pada mau belajar. Dalam berminat belajar sesuatu disebabkan karena bagi
yang bersangkutan sesuatu itu menarik”. Wiliam James (Usman, 1990 :22) melihat
bahwa : minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan
siswa.
Berangkat dari pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran selama ini kurang meningkatkan minat dan keaktifan siswa karena
dalam penyampaian pembelajaran kurang menarik perhatian bagi siswa. Oleh karena
itu guru harus mampu menggunakan metode atau model dalam pembelajaran yang
sesuai sehingga minat belajar siswa tumbuh. Model yang dimaksud adalah model
pembelajaran interaktif.
Model
pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang merujuk pada
pandangan konstruktivis. Model pembelajaran ini sering dikenal sebagai
pendekatan “Pertanyaan Siswa”, dimana guru berusaha untuk mengali pertanyaan
siswa. Jadi siswa ditantang rasa ingin taunya terhadap objek yang sedang di
pelajari dengan cara mengajukan pertanyaan. Kemudian siswa melakukan penyelidikan
atas pertanyaan mereka sendiri. Faire dan Cosgrove (Hilda dan Margaretha, 2002
: 86).
Penerapan model pembelajaran interaktif pada pembelajaran
IPS di SD, melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menumbuhkan
minat dan keaktifan belajar siswa serta menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya tercapai prestasi
belajar yang optoimal.
B. Perumusan
Masalah Penelitian Tindakan
Masalah yang akan menjadi fokus
penelitian adalah penerapan model pembelajaran IPS di SD, pada penelitian
tindakan kelas di SDN
_____ Kecamatan ____
Kabupaten ____ Tahun Pelajaran ___ / ____ yang diperinci menjadi beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah
pembelajaran IPS di SDN SDN
_____ Kecamatan ____
Kabupaten ____ Tahun Pelajaran ___ / ____ sebelum menggunakan model
pembelajaran interaktif ?
2. Bagaimana
peningkatan prestasi belajar siswa SDN _____ Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____ setelah
menggunakan model pembelajaran interaktif ?
3. Bagaimanakah
presepsi siswa SDN
_____ Kecamatan ____
Kabupaten ____ Tahun Pelajaran ___ / ____ terhadap pembelajaran IPS dengan
penerapan model pembelajaran interaktif ?
C. Tujuan
Penelitian Tindakan
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran umum tentang penerapan model pembelajaran interaktif pada
pembelajaran IPS di kelas VI SDN
_____ Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____, dan secara khusus penelitian tersebut bertujuan
untuk :
1.
Mengetahui
dan memperoleh gambaran umun tentang pembelajaran IPS sebelum menggunakan model
pembelajaran interaktif.
2. Mengetahui
bagaimana perbedaan hasil belajar sesudah menggunakan model pembelajaran interaktif.
3. Mengetahui persepsi siswa setelah menggunakan model
pembelajaran interaktif.
D. Manfaat Penelitian Tindakan
1. Bagi
Siswa
Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhui oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sudjana, 2001: 39).
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa manfaat penulisan
bagi siswa, yaitu :
a.
Penggunaan atau penerapan model pembelajaran interaktif
dapat meningkatkan minat belajar siswa agar lebih konsen dan menyukai pelajaran
IPS tanpa adanya rasa takut dan seram.
b. Melatih keberanian siswa untuk bertanya jawab dan menggungkapkan
pendapat terhadap guru, maupun teman sekelas pada setiap proses pembelajaran
IPS berlangsung.
c. Menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan siswa dalam
mempelajari pelajaran IPS pada setiap pembelajaran.
2. Bagi
Guru
Guru dituntut untuk selalu mencari
gagasan baru, penyempurnaan praktek pendidikan, khususnya dalam praktek
pengajaran (Sudjana, 1989 : 16)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
penelitian bagi guru, yaitu :
a.
Memberikan pengalaman pada guru dalam merancang penerapan
model pembelajaran interaktif dalam pembelajaran IPS di SD.
b. Mengembangkan kemampuan guru dalam memodifikasi model
pembelajaran.
c. Memberikan pengetahuan baru bagi guru, sebagai inovasi di
bidang pendidikan, juga sebagai ajang peningkatan profesionalisme guru sebagai
seorang pendidik yang akan selalu mencari solusi terbaik demi terwujudnya
kemajuan demi bidang pendidikan.
3. Bagi
Lembaga Penelitian
Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah,
perpustakaan sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti sekolah
memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur
(Sudjana, 2001:43).
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih
kepada dunia pendidikan pada umumnya dan
SDN _____ Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____ pada
khususnya dalam rangka meningkatakan suasana pembelajaran IPS yang disenangi
oleh siswa.
E. Devinisi
Operasional
Dalam bagian ini diterangkan secara teoritis mengenai
teori-teori yang melandasi proses penelitian.
1. Proses
Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan
proses pendidikan dalam rangka membentuk pribadi siswa dan untuk mengembangkan
ilmu serta memberikan ketrampilan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat.
2. Model
Pembelajaran Interktif
Model pembelajaran merupakan
suatu tehnik yang dirancang atau digunakan untuk menjadi suasan pembelajaran
yang aktif dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
dalam setiap proses pembelajaran berlangsung agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal.
Model pembelajaran interaktif berguna untuk pengembangan
pola pikir dan daya pikir siswa terhadap objek yang sedang dipelajari juga
untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pertanyaan baik terhadap
guru maupun terhadap temannya sendiri ketika proses pembelajaran berlangsung.
Jadi penerapan model pembelajaran interaktif adalah suatu
model pembelajaran yang digunakan untuk menjadikan suasana pembelajaran yang
kondusif dan partisipasif antara guru dan siswa saling memberi dan menerima
kedua-duanya sama-sama aktif dalam proses pembelajaran
BAB II
LANDASAN
TEORITIS
A. Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar
1. Pengertian
Belajar
Pada keseluruahan proses
pembelajaran di sekolah, baik di tingkat SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi
(PT), belajar adalah kegiatan yang sangat pokok Artinya keberhasilan tujuan
pendidikan nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada bagimana
proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan.
Burton ( Uzer Usman,
2001: 2) mengistilahkan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya.
Fontana (Wanita Putra dan Rosita, 1995
: 2) mengertikan belajar sebagai proses perubahan yang relatif tetap dalam periliku individu
sebagai hasil dari pengalaman yang terpusat pada tiga hal : (1) Bahwa belajar
harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu (2) Bahwa perubahan
itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan (3) Bahwa perubahan itu terjadi
pada perilaku individu yang mungkin.
Mengkaji dari ke dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
secara singkat adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang
dimaksud menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Pengertian Pembelajaran
Suherman dkk, (2001 : 9)
menyatakan bahwa :
Proses pembelajaran adalah proses
pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran
adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti
guru sumber / fasilitas, dan teman-teman
siswa.
Fontana (Suherman, 2001: 47)
mengungkapkan bahwa : pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang
memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sedangkan Ibrahim dkk (2002 :49) menyatakan bahwa : “ Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksimal yang bersifat timbal balik,
baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang
lebih ditetapkan”.
Dari ketiga definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya
sosialisasi siswa baik dengan rekannya, guru, sumber atu fasilitas belajar, dan
lingkungan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam proses pembelajaran
didukung oleh tiga variabel yang saling berkaitan, yaitu
kurikulum-guru-pengajaran.
Sudjana (2002 : 2-3 ) menyatakan
bahwa :
Kurikulum
dipandang / diartikan sebagai program belajar bagi siswa (lan for learning) yang
disusun secara sistematik, dan diberikan oleh lembaga tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat atau harapan. Dengan
kata lain kurikulum adalah belajar yang diniati / diharapkan atau intended
learning out come.
Menurut Beauchamp (Sudjana, 2002
: 3 ) mengartikan kurikulum adalah dokumen yang disusun untuk digunakan sebagai
dasar dalam merencanakan pengajaran.
Dari kedua pendapat di atas dapat
disimpulkan kurikulum sebagi program belajar atau dokumen yang berisikan hasil
yang diniati atu diharapkan dimiliki siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Antara kurikulum dan guru harus
merupakan suatu kesatuan yang erat kaitannya dalam proses pembelajaran. Artinya
kurikulum harus ada dalam otak guru. Sehubungan dengan itu Sudjana (2002 : 9)
berpendapat bahwa guru diharuskan :
a. menguasai kurikulum, artinya guru harus mempelajari
kurikulum. Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program (PB) sub pokok
bahasa (SPB) yang harus diberikan kepada siswa, pada kelas dan semester mana PB
itu diberikan (GBPP), dan bagaimana itu harus memberikannya.
b. Menguasai isi dari setiap pokok bahasan / sub pokok
bahasan dengan cara mempelajari buku pelajaran (tex book ) yang berkenaan
dengan pokok atau bahasan tertentu.
c. Mampu menterjemahkan dan menjabarkan GBPP tersebut
menjadi suatu program yang lebih operasional, sehingga ia siap
mentransformasikannya kepada siswa. Pejabaran ini dilakukan melalui suatu
penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran.
Pengajaran adalah
operasional dari kurikulum atau GBPP. Pengajaran disekolah terjadi apabila
terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru
untuk mencapai tujuan pengajaran. Isi pengajaran dijabarkan dairi GBPP. Sedangkan bahan pengajaran adalah
uraian atau deskripsi dari pokok bahasan. Kegiatan pengajaran adalah tahap
pelaksanaan dari suatu pengajaran yang disusun oleh guru berdasarkan GBPP.
|
|

|


|
Gambar 2.1 Variabel Proses Pembelajaran (Sudjana, 2002)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
keberhasilan proses pembelajaran apabila guru mampu menguasai kurikulum, dan
menterjemahkan serta menjabarkannya kepada siswa melalui proses pengajaran.
3. IPS
di SD
a. Pengertian
IPS
Achamad Sanusi (Nursid, 1980 :
6-7) menjelasklan ilmu-ilmu sosial terdiri atas disiplin-displin Ilmu
Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis, dan biasanya dipelajari dipelajari
pada tingkat Perguruan Tinggi, makin lanjut makin ilmiah
Deobold (Nursid, 1980 :7) mengemukakan ‘ilmu-ilmu sosial
mempelajari tingkah laku manusia. Aspek
tingkah laku manusia dimasyarakat, seperti : aspek ekonomi, aspek sikap mental,
aspek budaya, aspek hubungan sosial.
Dalam Kurikilum Berbasis Kopetensi (Balitbang Depdiknas,
2002 : 8) menerangkan bahwa :
Pengetahuan sosial adalah
bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan
modifikasi dan konsep - konsep dan ketrampilan - ketrampilan disiplin ilmu
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi yang diorganisasikan
secara ilmiah dan piskologis untuk tujuan pembelajaran.
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah bidang setudi yang mempelajari, menelaah, menganalisa gejala dan masalah
sosial dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.
b. Fungi
IPS
Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dasar ( 2002: 150)
menerangkan bahwa :
Pengajaran pengetahuan
sosial di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk
melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi menumbuhkan rasa kebanggan terhadap
perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini)
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Balitbang Depdiknas.
2002 : 8) menerangkan bahwa :
Mata pelajaran
pengetahuan sosial di SD dan MI berfungsi mengembangkan pengetahuan, nilai dan
sikap,serta ketrampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang
dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air
dan bangga serta memahami perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu
hingga masa kini.
c. Tujuan
IPS
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Balitbang Depdiknas,
2002 : 8) menerangkan bahwa :
Tujuan mata pelajaran
pengetahuan sosial adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, nilai dan
sikap, serta ketrampilan sosial yang berguna bagi dirinya, mengembangkan
pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini,
dan masa yang akan datang sehingga siswa bangga sebagai Bangsa Indonesia.
Selanjutnya kurikulum pendidikan dasar ( 2002: 150-151)
menyatakan bahwa :
Tujuan mata pelajaran
pengetahuan sosial di SD adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang
perkembangan masyarakat Indonesia sejak
masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggan sebagi Banggsa
Indonesia dan cinta tanah air.
Secara keseluruahan tujuan pendidikan IPS di SD adalah
sebagai berikut :
1.
Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang
berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi
dalam kehidupan di masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang ke ilmuan serta bidang
keahlian
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif dan ketrampilan dalam pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan hidup, masyarakat, ilmu
pengetahuan dan tehnologi.
d. Ruang
Lingkup Materi
Mengkaji kurikulum pendidikan dasar ( 2002: 151)
menerangkan bahwa :
Ruang lingkup materi
/ bahan kajian pengetahuan sosial meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
:
1. Keluarga
;
2. Masyarakat
setempat ;
3. Uang;
4. Tabungan
;
5. Pajak
;
6. Ekonomi
setempat ;
7. Wilayah
propinsi ;
8. Wilayah
kepulauan ;
9. Pemerintah
daerah ;
10. Negara
Republik Indonesia ;
11. Pengenalan
kawasan dunia ;
Ruang lingkup pengajaran sejarah / bahan kajian meliputi
:
1. Sejarah
lokal
2. Kerjaan-kerjaan
di Indonesia
3. Tokoh
dan Peristiwa
4. Bangunan
bersejarah
5. Indonesia pada zaman penjajahan Portugis. Spanyaol.
Belanda dan penduduk jepang
6. Beberapa
peristiwa penting masa kemerdekaan.
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas,
dapat diuraikan pembelajaran IPS di SD adalah proses berkomunikasi,
transaksional yang bersifat timbal balik (proses sosialisasi) antara guru denga
siswa, siswa dengan rekan sebaya di SD untuk mempelajari, menelaah, mengana;isis
gejala dan masalah sosial di masyarakat atau lingkungan dalam kehidupan
sehri-hari dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan.
B. Model Pembelajaran
Interaktif
1. Pengertian
Model
Joyce dan Weil, (Moejiono dan Dimyanti, 2001: 109) berpendapat bahwa : model
pengajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (suatu rencana pengajaran, jangka panjang), merancang bahan-bahan
pengajaran, dan membimbing pengajaran dikelas atau yang lain.
Dewey (Moejiono dan Dimyanti, 2001: 110) mengartikan model dirancang untuk
melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
Dari kedua pertanyaan dapat disimpulkan bahwa model
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
dihapkan dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatisipasi agar proses pembelajaran berhasil.
Glasser (Sudjana 2002 : 18) berpendapat empat hal yang harus dikuasai guru,
yakni : a) menguasai bahan pelajaran, b) kemampuan mengdiaknosis tingkah laku
siswa, c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran dan d) kemampuan mengukur
hasil belajar siswa.
2. Pengertian
Interaktif
Dari segi bahasan derdasarkan Kamus Bahasa Indonesia
Lengkap (Daryanto, 1997) interaksi artinya saling mempengaruhi, saling menarik,
saling meminta dan saling memberi.
Mengkaji pendapat faire dan Cosgove, (Hilda dan
Margaretha. 2002 : 86) bahwa :
Model pembelajaran
interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang merujuk pada pandangan
konstruktifis. Model pembelajaran ini sering dikenal sebagia pendekatan
“Pertanyaan siswa “, dimana guru berusaha untuk mengali pertanyaan siswa. Jadi
siswa ditantang rasa ingin taunya terhadap objek yang sedang dipelajari dengan
cara mengajukan pertanyaan. Kemudian siswa melakukan penyelidikan atas
pertanyaan mereka sendiri.
Untuk mencapai interaksi belajar mengajar sudah barang
tentu perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan siswa
(pelajar) sehingga terpadunya dua kegiatan yang berdaya guna dalam mencapai
tujuan pengajaran.
Menurut Sudjana (2002 : 31-32) ada tiga pola
komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara
guru dengan siswa, yaitu :
a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam
komunikasi ini guru berperan sebagi pemberi aksi dan siswa sebagi penerima
aksi. Guru aktif siswa pasif.
b. Komunikasi sebagai interaksi tau komunikasi dua arah.
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan
penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan saling menerima. Kegiatan guru
dan kegiatan siswa relatif sama.
c. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi.
Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru
dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu
dengan yang lainnya.
Mengkaji teori diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
model interaktif untuk melatih kebersamaan dan keterbukaan sisw melalui
pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa di saat tidak memahami sesuatu yang
ditemui,dilihat atau yang dirasakan oleh siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Suprayekti, (2003 : 10-21) menerangkan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi belajar
mengajar, antara lain :
a. Faktor
Guru
Didalam interksi belajar mengajar, guru memegang kendali
utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan. Guru harus memiliki ketrampilan mengajar, mengelola
tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode atau model dan mengalokasikan waktu.
b. Faktor
Siswa
Siswa di dalam interaksi belajr mengajar adalah subjek
yang akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil belajar. Salah satu karakteristik umum dari siswa adalah usai,
dikatagorikan ke dalam :
1) Usia kanak-kanak yaitu usia para sekolah sampai denagan
usia SD (4-11 tahun) di tandai dengan munculnya masa peka dan ketrampilan
bersosialisai.
2) Usia
sekolah lanjutan pertama (12-14 tahun) dimana usia ini di tandai dengan
munculnya pubertas dari setiap siswa.
3) Usia sekolah lanjutan atas (15-17 tahun) dimana pada
usia ini siswa mulai mencari identitas diri.
Karakteristik khusus dapat di lihat dari sudut gaya
belajar. Gaya belajar adalah modalitas belajar yang dimiliki siswa, siswa dapat
belajar dengan cara melihat (visual). Cara
mendengar (auditoria) dan dengan cara bergerak (kinetetik).
c. Faktor
Kurikulum
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam
mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran. Dilihat dari isi pelajaran materi
pembelajaran dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu fakta, konsep, prosedur
dan prinsip.
d. Faktor
Lingkungan
Lingkungan atau latar dalah konteks terjadinya pengalaman
belajar pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan fisik dan lingkungan non
fisik yang menunjang situasi interaksi belajar mengajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan
pencapaian tujuan proses pembelajaran dipengaruhi adanya interaksi antara guru,
siswa kurikulum dan lingkungan yang satu dengan yang lainnya saling menunjang.
3. Kegunaan
Model Interaksi
Kurikulum Berbasis Kompetensi dirancang agar guru dalam
menyajikan pengalaman belajar sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat
yang mengacu pada kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang
bermutu tinggi.
Kegunaan model interaktif sebagi pengembangan pola pikir
dan daya pikir tampak pada keinginan tahuan siswa terhadap objek yang sedang
dipelajari terdapat pada pertanyaan-pertanyaan siswa disaat proses pembelajaran
berlangsung.
Penekanan model interaktif adalah pada sikap ingin tahu siswa,
bertanyaan dan bekerja sama.
4. Langkah-langkah
Model Pembelajaran Interaktif
a.
Tahap persiapan mempelajari topik, dan mengumpulkan
sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang akan dibelajarkan.
b. Tahap pengetahuan awal adalah guru berusaha memanggil apa
yang telah diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dipelajari.
c. Tahap kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan topik yang
akan dieksplorasi, kemudian baru melakukan eksplorasi
d. Tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa bertanya
tentang topik yang akan dipelajari
e. Tahap penyelidikan adalah tahap dimana guru dan siswa
memilih pertanyaan untuk diselidiki
f. Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa
oleh kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan awal
g. Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang
hal-hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang perlu
dimantapkan.

.

![]() |
Gambar 2.2 Model Pembelajaran interaktif (Hilda dan
Margaretha.2002)
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN TINDAKAN
A.
Jenis Penelitian Tindakan
Permasalahan yang esensial dalam penelitian ini adalah
bagaimana membangkitkan minat beljar anak dalam memahami konsep IPS melalui
model pembelajaran interaktif sehingga dapat tercapai kemampuan optimal yang
diharapkan, ini berarti bahwa penelitian ini bertujuan untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran di kelas metode yang di gunakan adalah P enelitian
Tindakan Kelas (PTK atau Clasroom Action Research), peneliti tindakan
merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi diri (self
reflective) yang bercirikan pada kegiatan partisipasif dan kolaboratif yang
dilaksanakan oleh para peserta pada situasi yang sosial dalam rangka
meningkatkan rasionalistis dan penilaian mereka terhadap suatu kegiatan yang
dilaksanakan.
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktek belajar di kelas secara lebih
profesiaonal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Carr, serta Ebbout
(Kasbolah, 1998/1999 : 13-14) yang menyatakan bahwa : (1) bertujuan untuk
perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di
kelas, (2) bersifat reflektif inquiri, (3) dilakukan secara kolaboratif.
Kemmis dan carl Lewis
(Kasbolah, 2001:13) mengemukakan
bahwa :
Peneliti tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial (termasuk
pendidikan ) dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaan. Memahami pekerjaan ini
serta situai dimana pekerjaan ini dilakukan.
Ebbut (Kasbolah,
2001: 14), berpendapat bahwa :’penelitian tindakan merupakan studi yang
sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam
pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindan
tersebut.
Lewin (Indrawati dan Wijaya, 2001 : 9) mendefinisikan
bahwa :
Peneliti tindakan sebagai tiga tahap proses sepiral, yang
tahap-tahap :(1) perencanaan yang meliputi penelitian pendahuluan (recomnnaisance),(2)
pengambilan tindakan dan (3) pengumpulan data (fact-finding) mengenai
tindakan yang dilakukan.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (1) bertujuan untuk
perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di
kelas. (2) bersifat reflektif inquiriti. (3) dilakukan secara kolaboratif dan
(4) pelaksanaannya terdiri dari beberapa tahapan.
Penelitian tindakan pada hakekatnya untuk perbaikan dan
peningkatan layanan profesional guru dalam pembelajaran. Hal ini di sebabkan
oleh tuntutan masyarakat sebagai pengamat pendidikan sekaligus konsumen
pendidikan yang selalu memantau dan merasakan keberhasilan belajar. Mereka akan
menuntut profesionalisme guru dalam memberikan pengajaran.
Penelitian bersifat reflektif inquiri fokus penelitian
ini lebih menitik beratkan kepada bagaimana guru menemukan permasalahan yang
menjadi kendala dalam keberhasilan pembelajaran sehingga dapat direfleksikan
dalam pembelajaran berikutnya melalui
perbaikan-perbaikan tehnik dan metode atau model pembelajaran sebagai evaluasi
atas pembelajaran yang telah dilakukan.
Penelitian dilakukan secara kolaboratif, berarti bahwa
penelitian ini bermaksud untuk memberdayakan guru setempat agar mampu
mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan
mulai dari penelitian awal, pengambilan tindakan, hingga pengumpulan data.
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Kasbolah, 1998/ 1999 :12).
Hopkin (indrawati dan Widjaya, 2001 : 8-9) mengartikan
bahwa :
Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatakan dirinya atau teman sejawatnya untuk menguji asumsi-asumsi teori
pendidikan didalam praktek, atau mempunyai makna sebagai evaluasi dan
implementasi keseluruhan prioritas sekolah. Guru dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas pada dasarnya memperluas peran guru termasuk didalamnya refleksi
kritis terhadap guru profesionalnya. Dengan demikian guru yang melakukan
penelitian di kelas atau menyangkut praktek pembelajaran, dapat meningkatkan
tanggung jawab praktek yang mereka lakukan dan menciptakan lingkungan yang
lebih dinamis serta menarik dalam praktek pembelajarannya.
Kasbolah ( 2001:122) berpendapat bahwa :
Penelitian tindakan kelas dapat dibentuk menjadi empat
kelompok yaitu :(1) penelitian tindakan guru
sebagian peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif (3) penelitian tindakan
simultan terintegrasi. (4) penelitian tindakan administrasi sosial eksperimental.
Dalam penelitian ini bentuk yang diambil
adalah penelitian tindakan guru sebagai
peneliti.
Kasbolah (1998/1999 : 122) juga
mengungkapkan bahwa :” dalam bentuk ini tujuan utama penelitian tindakan kelas
ialah meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlibat
secara langsung dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi”.
Dalam penelitian tindakan di kelas ini
penulis memilih metode deskritif kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan
guru untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam praktek
mengajar sehari-hari untuk menuju situasi dan kondisi pembelajaran yang
konduksif.
Karakteristik dasar dari metode
deskriptif adalah :1) Masalah yang di amati adalah masalah yang aktual
sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan, 2) Lebih berfungsi untuk
pemecahkan masalah praktis pendidikan, sedikit sekali pengembangan ilmu, 3)
Pemanfaatan temuan penelitian berlaku saat itu pula, 4) Hasil pengamatan
disusun dan kesimpulannya dipaparkan dideskrifsikan sebagaimana yang diamati.
B. Prosedur
Penelitian Tindakan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model Kemmis dan Mc. Tinggart dengan sistem sepiral refleksi diri yang
dimulai dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali
(Kasbolah, 1998/1999 :113).
Dalam model Kemmis dan Mc. Tinggart ini,
penelitian mengunakan dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua tahap.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan
perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus dilaksanakan terlebih
dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan
untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses
pembelajaran di kelas, siklus kegiatan ini dapat di gambarkan sebagai berikut :
Secara lebih rinci prosedur penelitian
tindakan silkus pertama dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Observasi Awal
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran awal tentang SDN
_____ Kecamatan ____
Kabupaten ____ Tahun Pelajaran ___ / ____ dalam
proses pembelajaran IPS pada kelas VI (Enam).
Kasbolah ( 2001: 91) menyatakan bahwa :
Pada tahap pelaksanaannya tahap
observasi awal secara lebih operasional adalah semua kegiatan untuk mengenal,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang
dicapai (perubahan yang terjadi) oleh tindakan yang direncanakan itu ataupun
sampingannya.
Kasbolah (1998/1999 : 91-92) menyatakan
bahwa :
Fungsi diadakannya observasi adalah :
(1) Untuk kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan
yang telah disusun sebelumnya.
(2) Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang
sedang berklangsung dapat dihrapkan akan menghasilkan perubahan yang
diinginkan.
2. Indifikasi Masalah
Untuk mengidentifikasikan masalah yang
dilakukan berdasarkan hasil observasi awal pada pokok bahasan Benua Eropa,
seperti wilayah Eropa Utara, Eropa Barat dan Eropa Selatan “. Untuk siklus I
(Tindakan Pertama) tidak menggunakan Model Pembelajaran Interaktif, sedangkan
untuk siklus II (Tindakan Kedua) menggunakan model Pembelajaran Interaktif, pada
saat pelaksanaan proses pembelajaran siswa dituntut untuk menjauhkan sebuah
pertanyaan dari materi yang diajarkan. Sedangkan untuk siklus III (Tindakan
Ketiga)diharapkan seluruh siswa bertanya sebagi tahap eksplorasi. Kemudian
tahap penyelidikkan (investigasi) untuk memilih pertanyaan yang akan di
selidiki. Pada tahap akhir membandingkan pengetahuan awal dengan pengetahuan
akhir.
Dari observasi awal ini diketahui bahwa
siswa umumnya kurang aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat diketahui
untuk meningkatkan pemahaman, kreativitas, dan keberaniana siswa dalam
mengajukan pertanyaan digunakanlah Model Pembelajaran Interaktif.
3. Membuat Rencana Tindakan
Rencana tindakan ini dibuat berdasarkan
masalah-masalah yang akan diidentifikasikan, sebelumnya, masalah-masalah yang
ditemukan antara lain :
a. Penilaian hasil belajar hanya ditekankan pada penilaian
pengetahuan saja.
b.
Tidak adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
c.
Metode pembelajaran yang digunakan terbatas pada metode
ceramah dan pemberian tugas. Sehingga siswa kurang terlibat dan hanya guru saja
yang memegang peran (Teacher Contered)
4. Penyusunan Instrumen
Setelah membuat rencana tindakan maka,
disusunlah sebuah insrumen yang akan digunakan, diantaranya : satuan pelajar,
LKS (Lembar Kerja Siswa) dan membuat lembar pengamatan : Lembar pengamatan ini
dimasudkan untuk mengetahui keaktifan siswa, kreatifitas keberanian dalam
bertanya siswa sebelum dan sesudah menggunakan Model Pembelajaran Interaktif
serat mengamati kegiatan dan keaktifan siswa ketika melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Silkus I
1. Tahap Persiapan Pembelajaran
Penyusunan suatu pembelajaran (PMH)
dengan sub pokok bahasan menggambar dalam peta letak negara-negara di Eropa.
2. Tahap Kegiatan Pembelajaran
a) Apresiasi, yaitu melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
materi yang telah diajarkan.
b)
Posisi duduk siswa tanpa dikelompokkan.
c)
Guru mempersilahkan kepada siswa untuk membuka buku catatan
dan buku sumber yang telah dimiliki siswa berupa hasil foto copy yang
diusahakan oleh guru kelas.
d)
Guru memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan.
e)
Guru menyuruh siswa untuk menyimak kembali materi bahasan.
f)
Siswa melakukan pencarian dan menunjukan tentang batas-batas
wilayah pembagian Eropa dalam peta.
g)
Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang materi pembahasan
h)
Untuk mengetahui pembahasan konsep serta untuk mengetahui
hasil pembelajaran, guru mengadakan evaluasi dengan melukiskan lima soal untuk
dijawab siswa.
3. Observasi
a)
Pada saat siswa melakukan kegiatan belajar, maka dilakukan
beberapa pengamatan yang terdiri dari ketrampilan siswa, kreatifitas siswa dan
pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan oleh guru. Hasil dari pengamatan
ini sebagai refleksi dari tindakan berikutnya.
b) Melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan tujuan untuk
mengetahuai pemahaman siswa, kreatifitas dan pengetahuan siswa.
b. Silkus II
1) Tahap Persiapan Pembelajaran
Sub Pokok Bahasan yang akan dijarkan
dalah menunjukan letak dalam peta pembagian wilayah Eropa Utara, Eropa Barat
dan Eropa Selatan dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif
2. Tahap Kegiatan Pembelajaran
a) Guru mengkordinasikan siswa untuk belajar dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan, misalnya :
“ Sebutkan tiga negara terletak di wilayah Eroap Utara)”
b)
Guru
mengelompokkan siswa dari 42 orang siswa yang hadir menjadi lima kelompok
terdiri dari stu kelompok 7 orang, empat kelompok 8 orang. Karena pada siklus ini dua orang siswa
keluar dari satu orang tidak ahdir.
c)
Guru membagi tugas yang sama untuk kelima kelompok agar
mempelajari dan menyimak materi tentang bahasan.
d)
Guru mempelajari topik dan mengumpulkan sumber-sumber yang
berkaitan dengan materi yang akan dibelajarkan
e)
Siswa melakukan pencarian terhadap topik yang telah dijelaskan oleh guru
f)
Tahap pengetahuan awal adalah guru berusaha menggali apa yang
telah diketahui oleh siswa dari masing-masing kelompok tentang topik yang
dipelajari.
g)
Tahap kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan topik yang akan
dieksplorasi, kemudian guru melakukan eksplorasi.
h)
tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa bertanyan
tentang topik yang telah dipelajari.
i)
Tahap penyelidikan adalah tahap dimana guru dan siswa yang
memilih masing-masing kelompok suatu pertanyaan untuk di selidiki.
j)
Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa oleh
kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan awal.
k)
Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang
hal-hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang perlu dimantapkan.
3. Observasi
a)
Sasaran observasi ini adalah keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan kerjasama dan pemahaman konsep tentang materi tersebut.
Observasi dan pengamatan ini dilakukan
oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b) Melakukan evalusai hasil belajar siswa dengan tujuan untuk
mengetahui pengetahuan siswa, kerjasama siswa dan kreatif siswa pemahaman siswa
terhadap materi.
c. Siklus III
1) Tahap Persiapan Pembelajaran
Sub pokok bahasan yang akan diajarkan
mengenai : “Benua Amerika”, dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif
2) Tahapan Kegiatan Pembelajaran
a)
Guru mengkondisikan siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tenatng materi yang telah diajrakan, misalnya : “ Sebutkan tiga
pembagian wilayah Ameriaka : dan berikanlah masing-masing tiga contoh
negara-negara yang termasuk ke dalam tiga wilayah Amerika !.
b) Dalam kelompok yang telah dibentuk, siswa mulai melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan tugas yang telah dirancang oleh guru.
c) Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan yaitu tentang Model Pembelajaran Interaktif. Dimana kegiatan
model interaktif sebagai pengembangan pola pikir dan daya pikir tampak pada
keingintahuan siswa terhadap objek yang sedang dipelajari, yaitu tampak
pertanyaan-pertanyaan siswa disaat proses pembelajaran berlangsung.
d)
Guru melakukan perbandingan antara pengetahuan awal yang
diperoleh siswa dengan pengetahuan akhir.
e)
Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang
hal-hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang perlu di
mantapkan.
f)
Dari hasil penyelidikan terhadap pernyataan dan hasil
refleksi dijadikan sebagoi pertanyaan susulan.
g)
Guru dan siswa bersama-sama membahas pertanyaan-pertanyaan
yang telah disepakati bersama agar ditemukannya jawaban yang tepat
h)
Kegiatan akhir pembelajaran, siswa diberi tugas untuk mengisi
LKS dengan tujuan untuk memandu siswa dan untuk mengetahui hasil evaluasi
siswa.
3) Observasi
a)
Sasaran observasi ini adalah pada sikap ingin tahu siswa,
bertanya dan bekerja dalam melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan serta
pemahaman konsep tentang materi tersebut.
b) Melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan tujuan untuk
mengetahui keberanian bertanya jawab, kerjasama dan pengetahuan serta
ketrampilan siswa terhadap materi yang diajarkan.
6. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah melakukan analisis sintesis, interprestasi dan eksplantasi (penjelasan)
terhadap semua informasi yang diperoleh (Kasbolah, 1998/1999 :100).
Dengan demikian data yang berhasil
dikumpulkan, melalui alat pengumpulan data yang berhasil dicatat oleh penulis
akan dikonfirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi untuk diberikan makna agar
dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut telah dapat
terpai atau belum supaya penulis mendapatkan kejelasan tindakan baru yang akan
dilakukan kemudian.
7. Hasil
Setelah melakukan refleksi I ditemukan
beberapa kekurangan atau kelebihannya maka pada siklus II dilakukan tindakan
yng harus diperbaiki lagi. Apabila pada silklus II telah dilakukan tindakan,
maka dilihatlah apa yang kurang atau apa yang harus ditingkatkan lagi. Maka
dibuatlah siklus III, pada siklus harus semuanya diperbaiki dan siklus ini
merupakan hasil akhir dari penerapan Model Pembelajaran Interaktif.
C.
Lokasi dan Subjek Penelitian Tindakan
Pelaksanaan tindakan
dilakukan di kelas VI SDN
_____ Kecamatan ____
Kabupaten ____ Tahun Pelajaran ___ / ____ yang berjumlah adalah 38 siswa
Tabel
Daftar keadan siswa SDN __________
No
|
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah Siswa
|
|
L
|
P
|
|||
1
2
3
4
5
6
|
I
II
III
IV
V
VI
|
30
17
32
17
20
22
|
12
25
21
12
23
16
|
42
42
53
29
43
38
|
1.
Prestasi belajar siswa perolehan NIM tiga tahu terakhir
mendapat peringkat menengah (standar) mengingat banyak lulusa SD ini diterima
di SMP negeri yang menjadi idola para siswa.
D.
Instrumen Penelitian Tindakan
Pada penelitian ini digunakan beberapa
instrumen penelitian yaitu :
1. Wawancara
Lembar wewancara dengan siswa sebelum
dan sesudah penerapan model interaktif. Rohmadi (1997 ;34) menyatan bahawa
tujuan wawancara adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang proses
pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dan untuk mengetahi efek yang
ditimbulkan dari pelaksanaan “action”
Wawancara (interview) adalah
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secra langsung oleh pewancara
(pengumpul data) kepad responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat
atau direkam dengan alat perekam (tape
rekorder), (Soehartono 1995 :67-68).
1. Observasi
Lembar observasi terhadap para siswa
ketika pembelajaran berlangsung. Secara luas, observasi atau pengamatan berarti
setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Sedangkan diartikan lebih sempit
yaitu pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berarti tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995 : 69).
2. Angket
Angket (self-administered
questionnaire) adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. (Soehartono,
1995 : 65).
3. Lebar Soal / Evaluasi Hasil Belajar (Test)
Instrumen ini digunakan untuk menjaring
validitas dan reabilitas data mengenai peningkatan hasil belajar siswa meliputi
post test, formatif yang sifatnya kualitatif sehingga dapat dijadikan
pertimbangan-pertimbangan untuk mengambil keputusan.
E.
Analisis Data
Proses analisis data berlangsung dari
sampai akhit pelaksanaan program tindakan. Data dalam penelitian diolah dan
dianalisis dengan mengikuti pola dari tahap orientasi sampai tahap berikutnya
atau berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik, fokus
permasalahan dan tujuan pemilihan. Data akan
diolah dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif untuk menunjukan
dinamika proses dengan memberikan pemaknaan konseptual, yaitudata tentang kerja
guru, efektifitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran dan penggunaan
sarana / prasarana dalam pembelajaran IPS.
Data mentah yang dikumpulkan melalui
observasi wawancara, dan test dirangkum dan dideskripsikan dalam bentuk metode
data. Kemudian data tersebut diberi identitas tertentu berdasarkan jenis dan
sumbernya, meliputi :
1. Anlisis terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang
berlangsung
2. Model inrteraktif dalam pembelajaran IPS
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
4.
Sikap, nilai dan ketrampilan intelektual, ketrampilan
personal dan ketrampilan sosial
5.
Pendapat guru dan siswa tentang penerapan model interaktif
pada pembelajaran IPS
BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN
Pada bab ini penulis akan membahas tiga
permasalahan pokok, yaitu : bagian A, membahas tentang gambar umum Sekolah
Dasar Sasaran, yan meliputi : (1) Sejarah Perkembangan Sekolah, ; Deskripsi
awal proses pembelajaran IPS di kelas VI SDN _____ Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____ dan Analisis,
refleksi, dan rencana tindakan. Bagian B, membahas tindakan pertama, kedua dan
ketiga . sedangakan bagian C, membahas tentang persepsi siswa terhadap Perapan
Model Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran IPS.
A.
Gambar Umum SD Negeri ________
1. Karakteristik Siswa
Pembahasan mengenai gambaran umum
mengenai karakteristik siswa difokuskan kepada empat hal pokok, yaitu :
ditinjau dari jenis kelamin, prestasi akademik siswa kelas VI, aktivitas
sehari-hari dan sarana penunjang pembelajaran. Alasan ditetapkan keempat hal
tersebut, karena diprediksi mempunyai relevansi yang siknifikan dengan
kelancaran dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran interaktif. Penerapan prestasi akademik didasarkan kepada ranking siswa
kelas VI semester ___, sedang komposisinya disesuaikan dengn jumlah siswa.
Tabel :
Buku Sumber dan Alat Bantu Pelajaran IPS
No
|
Nama Buku / Alat Bantu
|
Penerbit
|
Banyaknya
|
Presebtase (%)
|
1
2
3
4
5
6
|
Tangas IPS
IPS
IPS 4
Sejarah dan Geografi
Peta Indonesia
Buku Tulis
|
PT.Rosda
PT. SPK
Depdiknas
Yayasan Bahtera
Depdiknas
Depdiknas
|
1
1
10
1
1
5
|
5,26
5,26
52,63
5,26
5,26
26,33
|
Jumlah
|
-
|
19
|
100,00
|
Dari data tabel dapat disimpulkan bahwa buku sumber penunjang
untuk siswa masih kurang dan sarana penunjang proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lengkap.
2. Deskripsi Awal Proses Pembelajaran IPS di SDN _____
Pada observasi yang dilakukan pada tanggal ______ pukul 10,30 sampai dengan 12,30 saat
itu sedang membahas sub pokok bahasan “Mengambar dalam peta letak negara-negara
di Eropa, seperi wilayah Eropa Utara, Eropa Barat, Eropa Selatan”,. Hal yang
akan dilakukan guru ketika akan masuk kelas adalah mengucapkan selamat yang
langsung dijawab serempak.
Kegiatan membuka pelajaran, sebagai
observasi guru mengajukan dua pertanyaan tentang materi yang telah diberikan,
dengan tujuan untuk menganalisa hasil belajar siswa dan sekaligus untuk
memotivasi.
Kegiatan awal, apersefsi dengan
mengajukan dua pertanyaan tentang materi yang telah diberikan atau diajarkan,
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana prestasi siswa dalam menerima
pelajaran dari guru, serta untuk memotivasi semangat belajar siswa dalam
menghadapi materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
Selanjutnya guru mempersilahkan kepada
siswa untuk membuka buku catatan dan buku sumber IPS yang telah di miliki oleh
siswa. Buku sumber IPS yang di miliki siswa adalah hasil foto copy yang telah
diusahakan oleh guru kelas. “Mengambar dalam peta letak negara-negara di Eropa,
seperti Wilayah Eropa Utara, Eropa Barat dan Eroap Selatan”.
Kegiatan inti pelajaran guru memualai
memberikan pejelsan materi dengan menggunakan metode ceramah. Pada saat guru
sedang menerangkan di sudut kiri belakang terlihat 4 orang siswa menelungkupkan
muka diatas meja sepertinya mereka ngantuk, ada juga yang bercanda dengan
temannya, entah apa yang dibicarakan oleh mereka, ada yang hanya diam saja, ada
yang memainkan alat tulisnya, dan ada juga diantara mereka yang memperhatikan
penjelasan dengan serius.
Untuk mengatasi kejadian tersebut, guru
menghentikan penjelasanyan yang tujuannya untuk memutuskan kembali perhatian
siswa terhadap pembahasan materi pelajaran. Kemudian guru melanjutkan kembali
pembahasan dengan menggunakan metode tanya jawab, ternyata hasil penggunaan
metode tanya jawab pertanyaan hanya didominasi oleh guru sendiri, tidak satu
orang pun dari siswa yang berani bertanya, guru selau memberikan kesempatan
untuk bertanya kepada siswa. Dengan kesempatan itu siswa malah malah diam
ketimbang bicara, sejenak kelas menjadi sunyi.
Ketika guru meneruskan penjelasan, kelas
menjadi ramai kembali mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hal tersebut
sering terjadi pada setiap pembelajaran berlangsung dari semua mata pelajaran,
apalagi pada mata pelajaran IPS yang nampak pada diri siswa kebanyakan adalah
rasa lesu, mengantuk, dan jenuh.
Setelah pembahasan materi selesai guru
melakukan evaluasi karena dirasa siswa sudah mengerti atas penjelasan tadi.
Dalam memberikan evaluasi soal ditulis di papan tulis sebanyak lima item test
dalam bentuk isian. Hasil dari evaluasi dikumpulkan untuk dinilai, yang
dijadikan sebagai bahan perbaikan dan pengayatan serta analisa, berhasil
tindakannya proses pembelajaran.
Kegiatan akhir adalah guru menyimpulkan
kembali pembahan materi, dan menugaskan kepada siswa untuk mempelajari materi
berikutnya. Kemudian guru menutup
pembelajaran.
3.
Analisis, Refleksi dan Rencana Penerapan Model Interaktif
Berdasarkan hasil observasi sebagaimana yang telah digambarkan
diatas mengenai pelasanaan pembelajaran IPS di kelas VI SDN _____
Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____ , bila dilihat dari perincian waktunya dapat
diklarifikasikan pada tabel berikut ini :
Tabel
Rincian Waktu Pelaksanaan
Pembelajaran IPS di Kelas VI
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Waktu
|
Presentase
(%)
|
1
2
3
|
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
a. Menyimak
bacaan
b. Penjelasan
Bateri
c. Pembahasan
/ Tanya jawab / Kesimpulan
d. Evaluasi
Kegiatan
akhir
|
5
menit
15
menit
25
menit
55
menit
15
menit
5
menit
|
4,16
12,5
20.84
45,84
12,5
4,16
|
Jumlah
|
120
menit
|
100,00
|
Data pada tabel diatas menunjukan bahwa kegiatan
pembelajaran lebih banyak (45,85 %) bila dibandingkan denga evaluasi (12,5 %)
tetapi setelah diperikasa hasil evaluasi siswa menunjukkan siswa yang mampu
menjawab dari 38 orang siswa yang mengikuti evaluasi belum bisa menjawab soal
dengan tepat.
Tabel
Ativitas dan Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran IPS
No
|
Indiaktor
|
Keterangan
|
1
2
3
4
|
Perhatian
Keaktifan
Keberranian
bertanya
Keberanian
menjawab
|
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
|
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan adanya indikator
dari siswa yang masih jauh dari harapan pembelajaran. Masih ada kesan tidak
serius dalam menghadapi pelajaran IPS. Atas dasar itulah perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan.
Dari hasil tindakan awal tersebut penulis dapat
menyimpulkan ketidak berhasilan siswa dan ketidak seriusan siswa dalam
menghadapi pembelajaran IPS. Selain disebabkan oleh materi yang sangat luas
juga diakibatkan karena kemampuan siswa yang rendah dalam menerima materi yang
disajikan guru, juga disebab oleh kurang tepatnya penggunaan modal pembelajaran
yang dilakukan penulis sebagai guru kelas VI , efeknya siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru bahkan terkesan malu dan takut menghadapi
pembelajaran IPS.
Atas dasar itulah penulis akan berusaha untuk
memperbaiaki kekurangan-kekurangan dengan merencanakan suatu tindakan dengan
penerapan model pembelajaran interaktif sebagai solusi pemecahan permasalahan
di atas.
B.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan
Pertama
1. Perencanaan
Guru mempersiapkan empat buah pertanyaan yang akan
diajukan kepada seliruh siswa kelas VI SDN
_____ Kecamatan ____
Kabupaten ____ Tahun Pelajaran ___ / ____ dari pertanyaan adalah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang akan dibahas pada
pertemuan proses pembelajaran tindakan pertama.
2. Pelaksanaan
dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Dari kegiatan perencanaan yang telah diselesaikan oleh
siswa dijadikan sebagai kegiatan awal yang dilakukan guru untuk memberikan pree
test. Sasaran yang ingi dicapai melalui pree test, yakni : a) untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari dan b) untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam kognitif dengan menggunakan model
interaktif. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.7
Nilai Pre Test
Siswa Tindakan Pertemuan
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
2
|
20
|
7
|
Batasan
lulus 7,0
|
2
|
7
|
21
|
1
|
|
3
|
8
|
22
|
7
|
|
4
|
1
|
23
|
5
|
|
5
|
6
|
24
|
6
|
|
6
|
1
|
25
|
2
|
|
7
|
1
|
26
|
8
|
|
8
|
5
|
27
|
5
|
|
9
|
1
|
28
|
1
|
|
10
|
5
|
29
|
2
|
|
11
|
2
|
30
|
6
|
|
12
|
6
|
31
|
4
|
|
13
|
3
|
32
|
10
|
|
14
|
8
|
33
|
5
|
|
15
|
7
|
34
|
4
|
|
16
|
4
|
35
|
4
|
|
17
|
5
|
36
|
5
|
|
18
|
8
|
37
|
7
|
|
19
|
1
|
38
|
9
|
|
Jumlah
|
175
|
|||
Rata-rata
|
4,7
|
Data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 38
siswa yang hadir, 11 siswa (28,9 %) dinyatakan lulus dan 27 siswa (71,1 %)
dinyatakan tidak lulus. Rata-rata pree test adalah 4,7.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan guru
membuka pelajaran. Guru melakukan tanya jawab tentang kehadiran siswa.
Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa bahwa model pembelajaran yang
akan disampaikan pada pertemuan hari ini mata pelajaran IPS adalah Model
Pembelajaran Interaktif. Pada saat siswa mendengar interaktif terjadi
perubahan-perubahan yang terlihat pada wajah siswa.
Perubahan-perubahan tersebut diantaranya, ada yang
tercengang heran, ada yang melongo saja, ada yang bertanya-tanya pada temannya,
dan ada pula yang hanya diam saja seakan-akan
tidaka ada yang asing bagi dirinya. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian, tujuan,
langkah-langkah dan manfaat dari Model Pembelajaran Interaktif secara rinci.
Pada bagian inti guru menginformasikan materi yang akan
diajarkan yaitu tentang : menunjukan kenampakan alam yang penting seperti
gunung, sungai, dan lembah. Kegiatan untuk siswa yaitu siswa ditugaskan untuk
mempelajari materi dan buku sumber yang telah di milikinya. Guru menyarankan
kepada siswa agar siswa dapat menemukan konsep yang penting pada materi.
Selanjutnya konsep yang diajukan siswa dibahas bersama-sama untuk memilih
konsep yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa
menentukan beberapa pertanyaan yang telah disepakati bersama untuk dicari
jawabannya.
Kegiatan selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan
pembahasan materi, kemudian mengadakan post test dengan jumlah soal sebanyak
lima soal
Pada kegiatan akhir guru menginformasikan hasil post test
siswa dan memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tujuan
keatas berupa aplaus yang sangat meriah dengan tujuan untuk memotifasi siswa
agar lebih bersemangat lagi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, guru
meginformasikan kepada siswa bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model
interaktif siswa agak kritis dan keberanian dalam bertanyan pun agak meningkat
dibanding sebelum menggunakan model interaktif.
Tabel 4.8
Nilai
Post Test Siswa Tindakan Pertama
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
2
|
14
|
8
|
27
|
1
|
Batas
lulus 7,0
|
2
|
7
|
14
|
8
|
28
|
2
|
|
3
|
8
|
16
|
8
|
29
|
5
|
|
4
|
5
|
17
|
2
|
30
|
8
|
|
5
|
7
|
18
|
8
|
31
|
5
|
|
6
|
2
|
19
|
2
|
32
|
10
|
|
7
|
8
|
20
|
8
|
33
|
4
|
|
8
|
7
|
21
|
6
|
34
|
7
|
|
9
|
4
|
22
|
8
|
35
|
4
|
|
10
|
10
|
23
|
8
|
36
|
10
|
|
11
|
6
|
24
|
4
|
37
|
7
|
|
12
|
5
|
25
|
2
|
38
|
8
|
|
13
|
7
|
26
|
7
|
|||
Jumlah
|
239
|
|||||
Rata-rata
|
6,28
|
Data pada tabeil diatas dapat dismpulkan bahwa 38 siswa
yang hadir ternyata 21 siswa atau lebih dari setengahnya (55,2%) dinyatakan
lulus, sedang sisanya 17 siswa ( 44, 8 % ) dinyatakan tidak lulus. Adapun nilai
rata-rata kelas dalam tindakan ini adalah 6,28.
3. Analisis,
Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan pertama
menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model interaktif
belum sesuai dengan yang diharapkan, walapun sedikit ada peningkatan terutama
pada keberanian siswa dalam mengungkapkan pertanyaan. Siswa sudah menampakan
rasa percaya dirinya pada waktu mengungkapkan pertanyaan.
Pada waktu kegiatan inti yang aktif mempelajari materi
dan menjawab pertanyaan masih didominasi oleh siswa yang termasuk kelompok
tinggi atau dari kelompok pandai.
Dilihat dari post test ada peningkatan skor nilai, hanya
saja didominasi oleh mereka yang aktif mempelajari materi dan mereka yang lebih
sering bertanya.
Untuk aspek yang berhubungan dengan perhatian dan
semangat belajar tampak ada perubahan, meski belum menampakan hasil yang
maksimal ini terlihat dari antusias siswa terhadap tugas yang diberikan, serta
perhatian serius yang berusaha ingin bertanya meski ada rasa takut dan kalimat pertanyaan yang belum sempurna.
Berdasarkan hasil temuan seperti digambarkan diatas,
langkah selanjutnya mengadakan refleksi yang hasilnya adalah sebagai berikut :
a)
Guru perlu memberikan penjelasan serinci mungkin tentang
tehnik dan langkah penggunaan model interaktif.
b)
Guru
perlu membentuk kelompok agar terjadi pemerataan sehingga siswa yang pandai
dapat membantu siswa yang kemampuannya rendah. Siswa dibagi menjadi siswa
kelompok dengan ketua kelompok tinggi dan kritis.
Tindakan Ke dua
1. Perencanaan
Pada tahap ini guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang
telah dibentuk pada siklus I. Penamaan kelompok disesuaikan dengan materi yaitu
tentang nama-nama negara yang termasuk kedalam wilayah Eropa antara laian :
kelompok 1 Italia, kelompok 2 Swedia, kelompok 3 Jerman, kelompok 4 Ukrania,
dan kelompok 5 Irlandia.
Penentuan nama kelompok atas dasar keinginan siswa jadi
siswa sendirilah yang memberikan nama kelompoknya.
Kemudian dalam kelompok masing-masing, siswa ditugaskan
untuk membaca materi yang akan diajarkan selama 10 menit.
Selanjutnya guru memberikan soal-soal kepada seluruh
siswa untuk menguji pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari dalam kelompoknya. Sol-soal yang telah dibagikan dijadikan sebagai
soal pree test .
2. Pelaksanaan
dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal adalah guru bersama siswa mengoreksi hasil
pree test yang telah diselesaiakan oleh siswa. Sasaran yang ingin dicapai yakni
: 1) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi, 2) untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam bidang kognitif dengan
model interaktif..
Adapun hasil pree test individu dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel
Nilai
Pree Test Siswa Tindakan Kedua
No
|
Nilai
|
No
|
Niali
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
0
|
11
|
3
|
21
|
8
|
31
|
10
|
Batas lulus 7,0
|
2
|
2
|
12
|
0
|
22
|
4
|
32
|
7
|
|
3
|
2
|
13
|
8
|
23
|
6
|
33
|
9
|
|
4
|
4
|
14
|
4
|
24
|
4
|
34
|
5
|
|
5
|
10
|
15
|
9
|
25
|
4
|
35
|
9
|
|
6
|
0
|
16
|
4
|
26
|
4
|
36
|
7
|
|
7
|
3
|
17
|
2
|
27
|
4
|
37
|
6
|
|
8
|
2
|
18
|
2
|
28
|
1
|
|||
9
|
9
|
19
|
9
|
29
|
10
|
|||
10
|
3
|
20
|
2
|
30
|
3
|
|||
Jumlah
|
179
|
|||||||
Rata-rata
|
4,83
|
Berdasarkan tabel diatas 4,9 dapat
disimpulkan bahwa dari 38 siswa yang hadir ternyata 12 siswa yang dinyatakan lulus pada pree test,
sedangkan sisanya 26 siswa dinyatakan
belum lulus. Adapaun nilai rata-rata tindakan tersebut adalah 4,83.
Tabel
Nilai Rata-rata Post Test Kelompok Tindakan Kedua
No
|
Kelompok
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Italia
|
6
|
|
2
|
Swedia
|
10
|
|
3
|
Jerman
|
5
|
Batas lulus 7,0
|
4
|
Ukrania
|
5
|
|
5
|
Irlandia
|
8
|
Data
pada tabel diatas menunjukan bahwa dua kelompok (40 %) dinyatakan lulus dan
tiga kelompok (60 %) dinyatakan tidak lulus.
Tabel
Nilai
Rata-rata Post Kelompok Tindakan Kedua
No
|
Kelompok
|
Nilsi
|
Keterngan
|
1
|
Italia
|
9
|
|
2
|
Swedia
|
9
|
|
3
|
Jerman
|
10
|
Batas lulus 7,0
|
4
|
Ukrania
|
9
|
|
5
|
Irlandia
|
8
|
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa
kelima kelompok dinyatakan lulus (100 %)
Ditijau dari ke dua tabel tersebut,
hasil kerja kelompok antara nilai awal (pree test) terhadap nilai akhir (post
test) ada peningkatan terbukti dari tabel diatas bahwa kelompok yang dinyatakan
tidak lulus tiga kelompok (60 % tabel 4.10). sedangakan nilai hasil kerja
kelompok pada post test semua kelompok dinyatakan lulus di tinjau dari batas
kelulusan 7,0.
Kegiatan awal seperti biasanya yang
membuka pelajaran, setelah siswa menjawab salam, guru membagi kelompok menjadi
lima, dengan diketahui siswa yang kemampuannya di atas teman-teman lainnya.
Kemudian guru meginformasikan bahwa kegiatan pemelajaran adalah dengan cara
diskusi kelompok untuk mempelajari materi pembahasan dimana masing-masing
kelompok menyelesaikan tugas yang telah disusun oleh guru dalam bentuk LKS.
Pada kegiatan inti guru bersama-sama
siswa dalam kelompok masing-masing melakukan tanya jawab tentang materi
pembahasan untuk menemukan konsep yang telah dirancang oleh guru. Kali ini
suasana kelas sedikit ada perubahan dibandingkan waktu sebelumnya, dimana siswa
tampak antusias sekali dalam mempelaji materi. Keaktifan, kerja sama, pemahaman serta
keberaniaan bertanyapun nampak ada peningkatan.
Kegiatan selanjutnya, siswa mulai
mendiskusikan tugas pada LKS yang telah dibuat oleh guru. Selama kegiatn
berlangsung, guru berkeliling mengobservasi masing-masing siswa. Tujuan
observasi yaitu untuk mengamati keaktifan, kerjasama dan keberanian bertanya
jawab dalam proses pembelajaran IPS dengan penerapan model interaktif.
Selanjutnya masing-masing kelompok
membacakan hasilnya di depan kelas. Kelompok yang jawabannya benar diberi
penguatan dengan aplaus dan di beri judul kelompok hebat dan kompak. Setelah
selesai diadakan evaluasi akhir dengan melaksanakan post test untuk mengetahui
tingkat keberhasilan prestasi siswa engan menggunakan model interaktif.
Pada kegiatan akhir guru menyatakan
bahwa proses pembelajaran IPS kali ini ada peningkatan walapun belum sempurna. Siswa sangat antusias sekali dalam menghadapi penjelasa IPS.
Tabel
Nilai Post Test Siswa Tindakan Kedua
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
4
|
20
|
4
|
Batas lulus 7,0
|
2
|
7
|
21
|
8
|
|
3
|
7
|
22
|
8
|
|
4
|
8
|
23
|
4
|
|
5
|
10
|
24
|
7
|
|
6
|
1
|
25
|
9
|
|
7
|
7
|
26
|
7
|
|
8
|
2
|
27
|
5
|
|
9
|
10
|
28
|
2
|
|
10
|
7
|
29
|
10
|
|
11
|
5
|
30
|
7
|
|
12
|
6
|
31
|
8
|
|
13
|
7
|
32
|
7
|
|
14
|
10
|
33
|
6
|
|
15
|
7
|
34
|
7
|
|
16
|
6
|
35
|
10
|
|
17
|
7
|
36
|
8
|
|
18
|
5
|
37
|
8
|
|
19
|
10
|
|||
Jumlah
|
251
|
|||
Rata-rata
|
6,78
|
Berdasarkan tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa 25 orang siswa atau 67,56 % dinyatakan lulus pada post test,
sedangkan sisanya 13 orang tidak (32,44 %) dinyatakan tidak lulus dalam post
test. Adapun nilai rata-rata kelas pada tindakan ini adalah 6,78.
3. Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
tindakan kedua menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penerapan Model
Interaktif sudah mulai ada peningkatan walapun belum maksimal. Keberanian siswa
dalam bertanyapun bukan hanya dari kelompok tinggi dari kelompok sedang dan
kelompok rendah sudah mulai berani mengungkapkan pertanyaan walapun kalimat
yang diucapkan belum sempurna.
Pada waktu kegiatan inti hampir dari
setengah (50%) dari yang hadir siswa sudah nampak kreatifannya dalam
mempelajari materi, mereka sudah nampak peduli terhadap proses pembelajaran.
Dilihat dari nilia hasil pos test ada
peningkatan skor nili hasil antara nilai post test tindakan pertama dengan
nilai post test tindakan ke dua ditinjau dari rata-rata kelas.
Untuk aspek yang berhubungan dengan
kerjasama dan semangat belajar tampak pada perubahan, tetapi hanya sedikit
saja, ini terbukti pada waktu kerja kelompok
kebanyakan siswa dari masing-masing kelompoknya hanya mengandalkan ketua
dan siswa yang aktif saja. Sedangkan mereka tidak peduli terhadap tugas yang
harus diselesaikan.
Berdasarkan hasil temuan seperti
digambarkan diatas, langkah selanjutnya mengadakan refleksi yang hasilnya
adalah sebagai berikut :
a. Guru perlu memberikan penjelasan kembali tentang fungsi dari
Model Interaktif.
b.
Guru perlu memberikan penjelasan tentang tehnik bertanya yang
baik dan benar
c.
Guru harus selalu berada di antara masing-masing kelompok
agar ke lima kelompok tersebut dapat terbagi dengan baik sehingga pada akhir
kerjasama siswa akan terbina
Tindakan
Ketiga
1. Perencanaan
Pada tahap ini guru menginformasikan
kepada seluruh siswa pelaksanaan pembelajaran masih tetap menggunakan Model
Interaktif dan pelaksanaannya tetap berkelompok sesuai dengan kelompok yang
telah dibentuk. Guru memberikan penekanan kepada siswa bahwa kerja kelompok
yang baik apabila semua anggota kelompok bekerja sama untuk mencarai jawaban
yang terdapat pada LKS. Masing-masing anggota harus berusaha mengungkapkan pendapat
agar permasalahan dapat terpecah dengan baik dan benar.
2. Pelaksanaan dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan ini kegiatan pertama yang
harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran sama dengan kegiatan sebelumnya
yaitu melaksanakan pree test. Adapun hasil pre test baik individu maupun
kelompok, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
Nilai Pre Test Siswa Tindakan Ketiga
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
2
|
11
|
6
|
21
|
4
|
31
|
7
|
Batas lulus 7,0
|
2
|
4
|
12
|
2
|
22
|
10
|
32
|
10
|
|
3
|
2
|
13
|
2
|
23
|
8
|
33
|
8
|
|
4
|
4
|
14
|
6
|
24
|
7
|
34
|
5
|
|
5
|
8
|
15
|
7
|
25
|
8
|
35
|
6
|
|
6
|
2
|
16
|
9
|
26
|
8
|
36
|
10
|
|
7
|
10
|
17
|
0
|
27
|
8
|
37
|
10
|
|
8
|
4
|
18
|
6
|
28
|
0
|
38
|
9
|
|
9
|
2
|
19
|
0
|
29
|
2
|
|||
10
|
10
|
20
|
10
|
30
|
9
|
|||
Jumlah
|
225
|
|||||||
Rata-rata
|
5,92
|
Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa dari 38 siswa yang hadir, 19 siswa (50 %) dinyatakan lulus
dalam pree test, sedangkan sisanya 19 siswa (50%) dinyatakan tidak lulus dalam
pree test. Adapun nilai rata-rata tindak tersebut adalah 5,92.
Tabel
4.14
Nilai Rata-rata Pree Test Kelompok Tindakan Ketiga
No
|
Kelompok
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Italia
|
7
|
Batasan lulus 7,0
|
2
|
Swedia
|
10
|
|
3
|
Jerman
|
6
|
|
4
|
Ukrania
|
7
|
|
5
|
Irlandia
|
8
|
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa empat kelompok (80 %) dinyatakan lulus
dan satu kelompok (20%) belum lulus.
Tabel
Nilai Rata-rata Post Test Kelompok
Tindakan Ketiga
No
|
Kelompok
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Italia
|
10
|
|
2
|
Swedia
|
10
|
|
3
|
Jerman
|
8
|
Batas lulus 7,0
|
4
|
Ukrania
|
8
|
|
5
|
Irlandia
|
9
|
Data tabel diatas menunjukan bahwa lima
kelompok (100%) dinyatakan lulus.
Dari kedua tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi siswa dalam kerja kelompok berhasil dengn maksimal.
Kegiatan awal seperi biasanya membuka
pelajaran, setelah siswa menjawab selama guru mengkondisikan siswa kepada
situasi belajar. Kemudian
guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari dengan
memberikan apresiasi berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi yang telah
diberikan. Selanjutnya guru mengelompokkan siswa sesuai dengan kelompok yang
telah di bentuk.
Pada kegiatan inti, guru bersama siswa
dalam kelompoknya masing-masing mulai melakukan tanya jawab yang berkaitan
dengan pembahan materi untuk menentukan beberapa konsep yang akan dibahas atau
ditugaskan untuk dicari jawabannya dalam diskusi kelompok. Pada kegiatan ini guru
memberi penekanan kepada siswa agar berani mengungkapkan satu pertanyaan yang
sesuai dengan materi yang dipelajari.
Kemudian siswa mulai berlatih dalam
kelompok masing-masing melakukan tanya jawab. Guru melakukan observasi terhadap
semua kelompok dengan tujuan untuk mengamati, kerja sama, keberanian siswa
dalam bertanya jawab serta memandu siswa agar tetap dalam kondisi belajar.
Selanjutnya guru dan siswa mengadakan
penyelidikan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk siswa seleksi
untuk mengetahui tindakanya dengan materi pembahasan. Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi pembahasan.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan
evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap pemahaman konsep dan
prestasi siswa dalam mencerna materi dengan mengadakan post test. Selanjutnya
guru menyatakan bahwa proses pembelajaran IPS kali ini terlihat siswa sangat
bersemangat sekali. Tidak ada lagi yang ngobrol, bercanda, dan takut untuk
bertanya jawab.
Tabel
Niali Post Test Siswa Tindakan Kegiatan
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
8
|
20
|
9
|
Batas lulus 7,0
|
2
|
8
|
21
|
7
|
|
3
|
8
|
22
|
8
|
|
4
|
7
|
23
|
6
|
|
5
|
9
|
24
|
7
|
|
6
|
6
|
25
|
6
|
|
7
|
7
|
26
|
7
|
|
8
|
7
|
27
|
6
|
|
9
|
6
|
28
|
7
|
|
10
|
7
|
29
|
6
|
|
11
|
5
|
30
|
10
|
|
12
|
8
|
31
|
5
|
|
13
|
7
|
32
|
10
|
|
14
|
8
|
33
|
8
|
|
15
|
8
|
34
|
8
|
|
16
|
9
|
35
|
7
|
|
17
|
6
|
36
|
10
|
|
18
|
8
|
37
|
9
|
|
19
|
7
|
38
|
8
|
|
Jumlah
|
283
|
|||
Rata-rata
|
7,44
|
Berdasarkan tabel diatas dapay
disimpulkan dari 38 siswa yang hadir ternyata 29 siswa (76,32 %) dinyatakan
lulus, sedangkan sisanya 9 siswa (23,68 %) dinyatakan tidak lulus. Rata-rata
nilai post test pada tindakan ketiga adalah 7,44.
3. Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran pada tindakan ke tiga tersebut menunjukan bahwa penerapan
Model Interaktif yang telah dilakukan siswa pada pokok bahasa Benua Amerika
dapat meningkatkan kemampuan siswa
secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi post test
masing-masing siswa. Dari perkembangan minat juga nampak adanya perubahan, yang
tadinya malas-malasan takut, mengobrol dan bercanda kelihatan siswa sangat
antusias sekali dalam mempelajari materi. Dari keberanian siswa dalam bertanya
jawabpun baik terhadap guru maupun terhadap teman-temannya meningkat, terbukti
dari tabel pengamatan terhadap proses pembelajaran setiap siklus jumlah siswa
yang benai bertanya selalu bertambah bukan hanya dari kelompok siswa yang
tinggi saja tetapi dari kelompok sedang dan rendah pun ada keberanian untuk
bertanya jawab. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel prosentase aktivitas belajar siswa pada
tiap-tiap siklus.
Tabel
Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Tiap-Tiap Siklus
No
|
Tindakan
|
Aktivitas belajar siswa
|
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
1
|
I
II
III
|
Keaktifan
|
2,63%
27,02%
50,00%
|
23,685
27,025
7,89%
|
73,69%
45,96%
42,11%
|
2
|
I
II
III
|
Kerjasama
|
15,78%
18,915
26,31%
|
26,31%
2,70%
26,31%
|
57.91%
78,365
47,38%
|
3
|
I
II
III
|
Keberanian bertanya
|
15,78%
29,72%
36,84%
|
2,63%
5,40%
18,42%
|
81,59%
64,88%
44,74%
|
4
|
I
II
III
|
Keberanian menjawab
|
15,78%
21,62%
50,00%
|
0,00%
32,43%
7,89%
|
84,22%
45,95%
42,11%
|
C.
Prosentase Siswa Terhadap Penerapan Model Interaktif
Untuk mengetahui prosepsi siswa terhadap
penerapan Model Interaktif pada pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan, guru
mengadakan pemberian angket terhadap 12 orang siswa, 2 orang dari kelompok
tinggi atau 16,67 %, 8 orng dari kelompok sedang atau 66,66%, dan 2 orang dari
kelompok rendah atau 16,67%.
Dari hasil pengisian angket tentang
pelaksanaan penerapan Model Interaktif terhadap 12 orang siswa, semuanya (100%)
mengatakan senang, percaya diri, bergairah dan bermanfaat bagi dirinya, dengan
perincian yang setuju dengan keempat indikator tersebut mempunyai jumlah skor
324 dibandingkan dengan netral yang mempunyai nilai skor 0.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Pembelajaran IPS sebelum Model Interaktif dilaksanakan masih
bersifat statis dan monoton, dalam arti tidak ada variasi dalam penyampaian
materi pelajaran yang berimplikasi terhadap menurutnya minat dan perhatian
siswa pada pembelajaran tersebut.
2.
Penerapan. Model Interaktif dapat meningkatakan prestasi
belajar siswa. SDN _____ Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____. Hal ini dapat dilihat
dari pencapaian hasil nilai dari tiap-tiap siklus. Khususnya pada siklus
terakhir tampak sekali ada perubahan dalam prestasi belajar tersebut.
3.
Penerapan Model Interaktif pada pembelajaran IPS mendapatkan
kesan baik dari siswa, hal ini terlhat dan terungkap dari adanya rasa percaya
diri siswa serta keberanian siswa pada mengungkapkan pertanyaan. Keberanian
bertanya bukan hanya dari siswa yang termasuk kelompok tinggi saja tetapi siswa
SDN _____ Kecamatan ____ Kabupaten ____
Tahun Pelajaran ___ / ____ yang termasuk kelompok rendahpun ada keberanian untuk
bertanya jawab baik terhadap guru maupun temannya. Hal ini dapat dilihat pada
tabel pengamatan tiap-tiap siklus.
B.
Saran-Saran
Dalam hal ini merujuk dalam tema PTK yaitu “Penerapan Model Pembelajaran
Interaktif pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar” penulis
sarankan pada :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah agar selalu memotoifasi para guru untuk selalu
memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan, dan memberikan kesempatan
belajar kepada para guru untuk lebih meningkatkan kualitas melalui pendidikan.
2. Guru
Dalam proses pembelajaran, guru
hendaknya bisa merancang model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan
aktivitas siswa. Model pembelajaran interaktif merupak salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi antara guru dengan siswa serta
siswa dengan siswa pada setiap proses pembelajaran. Selainitu guru harus banyak
membaca buku pengetahuan dengan menelaah dan memahaminya sehingga khasanah
keilmuannya dapat diimplementasikan kepada siswa.
3. Para Pembaca
Model pembelajaran interaktif tidaka
hanya diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengrathuan Sosial saja tetapi boleh
dikembangkan pada mata pelajaran lainya. Kepada para pembaca agar selalu memberikan kritik dan
saran serta solusi demi perbaikan PTK
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto,S,S, ( 2001) Kmus Bahasa
Indonesia Lengkap, Surabaya. Apollo
Djamarah, dkk ( 2002) Strategi
Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta.
____________(2001) Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka
Cipta.
Ischak,SU,
dkk ( 2000) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, Proyek Peningkatan
Mutu Guru Kelas SD, Jakarta : Depdikbud.
Kaeli
H, dkk (2002) Model-model Pembelajaran, Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi 2 : Bina Media Informasi.
Kasbolah
( 20001) Penelitian Tindakan Kelas, Dirjen Dikti Proyek PGSD, Depdikbud
Moejiono,
dkk ( 2000) Strategi Belajar Mengajar, Proyek Pembinaan Tenaga
Kepedidikan, Dirjen Dikti : Depdikbud.
Mulyasa,
(2002) Pembianaan dan Pengembangan Pendidikan di SD, CV. Gegar Sunten Bandung.
Martoko,
(2003) Pengguanan Metode Permainan Pada Pembelajaran Matematika di SD, Skripsi Sarjana Pendidikan PGSD.
Slamet,(1995)
Belajar dan Faktornya Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta
Soehartono,
( 2003) Metode Penilaian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sumaatmadja,
( 2001) Metodolaogi Pengajaran IPS . Bandung : Alumni.
Suryo
Suboro (2001) Proses Belajar Mengajar
di Sekolah. PT. Renoka Cipta.
Usman.
U.M. (1990) Menjadi Guru Profesional. Bandung :PT. Remaja Rosda Karya
Wijaya
dan Rusyan. (1994)
Kemampuan Dasar guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Winatapura, dkk (1994 / 1995) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta ;
Depdikbud.
Winatapura,
dkk (2002) Materi dan Pembelajaran IPS SD. PGSD
Yusuf,
S,L,N (1992) Piskologis Kependidikan, Bandung : CV. Andira
Depdiknas (2001 ) Kurikulum Pendidikan Dasar,
Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdikbud
_________ (2000) Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar di SD, Dirjen Dikdasmen Depdiknas
_________
(2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Balitbang
_________
(2003) Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta ; BP. Pasca Usaha
loading...
0 Response to "KUMPULAN CONTOH PTK PENDIDIKAN LENGKAP 2014 "
Post a Comment