https://ylx-4.com/fullpage.php?section=General&pub=234891&ga=a

KUMPULAN CONTOH PTK PENDIDIKAN LENGKAP 2014

APLIKASI PEMBELAJARAN MODEL INTERACTIVE LEARNING    TERHADAP PENGUSAAN KONSEP  IPS POKOK BAHASAN BENUA -BENUA DI DUNIA

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah PTK

Pada zaman modern ini pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang perenan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa ini disebabkan pendidikan merupakan kualitas sumber daya manusia.
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melaksanakan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif, dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.
Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika beradap dan berwawasan budaya. Memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovasi dan bertanggung jawab). Berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, serta demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri.
Dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990, ayat 1 tentang Pendidikan Dasar ditegaskan :
Pedidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan pegetahuan secara pribadi. Serta secara bersama-sama dengan masyarakat, warga negara dan umat manusia lain. Serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, beretika, memiliki nalar yang baik, dan berkemampuan untuk bekerja keras dalam mempertahankan hidup baik bagi diri sendiri, keluarga masyarakat bangsa dan negara serta agama.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat :
1)    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2)    Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik  Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional  Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
3)    Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuna pendidikan nasional.

Dari ketiga uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang memiliki berbagai potensi diri yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 (200:7) ditegaskan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak manusia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pasal 17 berbunyi :
1) pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, 2) pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madarasah Tsnawiyah (MTS), atau bentuk lain yang sederajat.

Dari kedua pasal di atas dapat disimpulkan fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan peserta didik yang berpotensi dalam berbagai hal sehingga dapat diklasifikasikan  dalam kehidupan sehari-hari.
Bebicara masalah pendidikan tak lepas kaitannya dengan lembaga pendidikan yaitu sekolah, mulai dari tingkat dasar (SD) sampai tingkat Perguruan Tinggi (PT). Dari jenjang lembaga pendidikan, maka SD-lah sebagi ujung tembok atau dasar dari lembaga pendidikan selanjutnya.
Berangkat dari situlah maka penulis ingin mencoba untuk melakukan suatu penelitian yang berfokus pada penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan semangat belajar siswa terhadap semua mata pelajaran di SD, khususnya mata pelajaran IPS.
Dari pengalaman penulis dalam mengajar SD hasil evaluasi mata pelajaran IPS, baik formatif maupun sumatif nilainya masih dibawah standar minimal.
Hasil tes sumatif dan hasil UAS SD Tahun Pelajaran  ___/ ___ lalu, khususnya di  SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____ pada mata pelajaran IPS, rata-rata nilai yang diperoleh adalah 5,35.
Apabila ditinjau dari segi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, masalah yang sering muncul yaitu ketika proses pembelajaran berlangsung nampak para siswa tidak memiliki antusias dan semangat mengikuti pembelajaran IPS nampaknya tidak ada, berbeda dengan mengikuti pembelajaran bidang lainnya. Kendala yang sering muncul kebanyakan siswa sering menobrol, mencoret-coret buku tulis, sering keluar masuk kelas dengan alasan mau ke belakang, terkadang kelas menjadi sunyi dan siswa tidak memiliki keberaniaan untuk bertanya, seolah-olah mereka takut terhadap guru kelas. Padahal guru selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya atau berpendapat.
Guru sebagai seorang profesional dalam mengembangkan pelajaran di sekolah hendaknya mengetahui dan mencoba untuk memilih serta menerapkan metode atau model yang tepat sesuiai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selama ini penggunaan metode didominasi oleh ceramah pada setiap pertemuan pembelajaran, akibatnya perhatian dari siswa berkurang karena merasa bosen dijejali dengan penjelasan-penjelasan yang berbelit-belit, apa lagi kalu gurunya tidak penuh humor, galak tegang sehingga siswa malas untuk belajar. Hal ini apabila dibiarkan berlarut-larut akan menghambat proses pembelajaran dan hasil belajar tidak sesuia dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan solusi terbaik sebagai pemecah masalah kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap pelajar IPS. Rustam Effendi (1988 : 12) mengatakan bahwa : “ Siswa yang berminat (memiliki minat belajar) itu lain dari pada mau belajar. Dalam berminat belajar sesuatu disebabkan karena bagi yang bersangkutan sesuatu itu menarik”. Wiliam James (Usman, 1990 :22) melihat bahwa : minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa.
Berangkat dari pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran selama ini kurang meningkatkan minat dan keaktifan siswa karena dalam penyampaian pembelajaran kurang menarik perhatian bagi siswa. Oleh karena itu guru harus mampu menggunakan metode atau model dalam pembelajaran yang sesuai sehingga minat belajar siswa tumbuh. Model yang dimaksud adalah model pembelajaran interaktif.
Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang merujuk pada pandangan konstruktivis. Model pembelajaran ini sering dikenal sebagai pendekatan “Pertanyaan Siswa”, dimana guru berusaha untuk mengali pertanyaan siswa. Jadi siswa ditantang rasa ingin taunya terhadap objek yang sedang di pelajari dengan cara mengajukan pertanyaan. Kemudian siswa melakukan penyelidikan atas pertanyaan mereka sendiri. Faire dan Cosgrove (Hilda dan Margaretha, 2002 : 86).
Penerapan model pembelajaran interaktif pada pembelajaran IPS di SD, melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan keaktifan belajar siswa serta menumbuhkan keberanian  siswa untuk bertanya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya tercapai prestasi belajar yang optoimal.

B.   Perumusan Masalah Penelitian Tindakan

Masalah yang akan menjadi fokus penelitian adalah penerapan model pembelajaran IPS di SD, pada penelitian tindakan kelas di    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ yang diperinci menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimanakah pembelajaran IPS di   SDN    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ sebelum menggunakan model pembelajaran interaktif ?
2.    Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ setelah menggunakan model pembelajaran interaktif ?
3.    Bagaimanakah presepsi siswa    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ terhadap pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran interaktif ?

C.   Tujuan Penelitian Tindakan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang penerapan model pembelajaran interaktif pada pembelajaran IPS di kelas VI    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____, dan secara khusus penelitian tersebut bertujuan untuk :
1.    Mengetahui dan memperoleh gambaran umun tentang pembelajaran IPS sebelum menggunakan model pembelajaran interaktif.
2.    Mengetahui bagaimana perbedaan hasil belajar sesudah menggunakan model pembelajaran  interaktif.
3.    Mengetahui persepsi siswa setelah menggunakan model pembelajaran interaktif.

D.    Manfaat Penelitian Tindakan

1.   Bagi Siswa
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhui oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sudjana,  2001: 39).
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa manfaat penulisan bagi siswa, yaitu :
a.    Penggunaan atau penerapan model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan minat belajar siswa agar lebih konsen dan menyukai pelajaran IPS tanpa adanya rasa takut dan seram.
b.    Melatih keberanian siswa untuk bertanya jawab dan menggungkapkan pendapat terhadap guru, maupun teman sekelas pada setiap proses pembelajaran IPS berlangsung.
c.    Menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS pada setiap pembelajaran.

2.   Bagi Guru
Guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru, penyempurnaan praktek pendidikan, khususnya dalam praktek pengajaran (Sudjana, 1989 : 16)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat penelitian bagi guru, yaitu :
a.    Memberikan pengalaman pada guru dalam merancang penerapan model pembelajaran interaktif dalam pembelajaran IPS di SD.
b.    Mengembangkan kemampuan guru dalam memodifikasi model pembelajaran.
c.    Memberikan pengetahuan baru bagi guru, sebagai inovasi di bidang pendidikan, juga sebagai ajang peningkatan profesionalisme guru sebagai seorang pendidik yang akan selalu mencari solusi terbaik demi terwujudnya kemajuan demi bidang pendidikan.

3.   Bagi Lembaga Penelitian
Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur (Sudjana,  2001:43).
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan pada umumnya dan   SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ pada khususnya dalam rangka meningkatakan suasana pembelajaran IPS yang disenangi oleh siswa.

E.   Devinisi Operasional

Dalam bagian ini diterangkan secara teoritis mengenai teori-teori yang melandasi proses penelitian.
1.   Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan proses pendidikan dalam rangka membentuk pribadi siswa dan untuk mengembangkan ilmu serta memberikan ketrampilan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
2.   Model Pembelajaran Interktif
Model pembelajaran merupakan suatu tehnik yang dirancang atau digunakan untuk menjadi suasan pembelajaran yang aktif dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran dalam setiap proses pembelajaran berlangsung agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Model pembelajaran interaktif berguna untuk pengembangan pola pikir dan daya pikir siswa terhadap objek yang sedang dipelajari juga untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pertanyaan baik terhadap guru maupun terhadap temannya sendiri ketika proses pembelajaran berlangsung.


Jadi penerapan model pembelajaran interaktif adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk menjadikan suasana pembelajaran yang kondusif dan partisipasif antara guru dan siswa saling memberi dan menerima kedua-duanya sama-sama aktif dalam proses pembelajaran



BAB II

LANDASAN TEORITIS 


A.   Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

1.   Pengertian Belajar
Pada keseluruahan proses pembelajaran di sekolah, baik di tingkat SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi (PT), belajar adalah kegiatan yang sangat pokok Artinya keberhasilan tujuan pendidikan nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada bagimana proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan.
Burton ( Uzer Usman,  2001: 2) mengistilahkan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Fontana (Wanita Putra dan Rosita, 1995 : 2) mengertikan belajar sebagai proses perubahan  yang relatif tetap dalam periliku individu sebagai hasil dari pengalaman yang terpusat pada tiga hal : (1) Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu (2) Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan (3) Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.

Mengkaji dari ke dua teori  di atas dapat disimpulkan bahwa belajar secara singkat adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.   Pengertian Pembelajaran
Suherman dkk, (2001 : 9) menyatakan bahwa :
Proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru  sumber / fasilitas, dan teman-teman siswa.
Fontana (Suherman, 2001: 47) mengungkapkan bahwa : pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Sedangkan Ibrahim dkk (2002 :49) menyatakan bahwa : “ Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksimal yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang lebih ditetapkan”.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya sosialisasi siswa baik dengan rekannya, guru, sumber atu fasilitas belajar, dan lingkungan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam proses pembelajaran didukung oleh tiga variabel yang saling berkaitan, yaitu kurikulum-guru-pengajaran.
Sudjana (2002 : 2-3 ) menyatakan bahwa :
Kurikulum dipandang / diartikan sebagai program belajar bagi siswa (lan for learning) yang disusun secara sistematik, dan diberikan oleh lembaga tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat atau harapan. Dengan kata lain kurikulum adalah belajar yang diniati / diharapkan atau intended learning out come.

Menurut Beauchamp (Sudjana, 2002 : 3 ) mengartikan kurikulum adalah dokumen yang disusun untuk digunakan sebagai dasar dalam merencanakan pengajaran.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan kurikulum sebagi program belajar atau dokumen yang berisikan hasil yang diniati atu diharapkan dimiliki siswa di bawah tanggung  jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Antara kurikulum dan guru harus merupakan suatu kesatuan yang erat kaitannya dalam proses pembelajaran. Artinya kurikulum harus ada dalam otak guru. Sehubungan dengan itu Sudjana (2002 : 9) berpendapat bahwa guru diharuskan :
a.     menguasai kurikulum, artinya guru harus mempelajari kurikulum. Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program (PB) sub pokok bahasa (SPB) yang harus diberikan kepada siswa, pada kelas dan semester mana PB itu diberikan (GBPP), dan bagaimana itu harus memberikannya.
b.     Menguasai isi dari setiap pokok bahasan / sub pokok bahasan dengan cara mempelajari buku pelajaran (tex book ) yang berkenaan dengan pokok atau bahasan tertentu.
c.     Mampu menterjemahkan dan menjabarkan GBPP tersebut menjadi suatu program yang lebih operasional, sehingga ia siap mentransformasikannya kepada siswa. Pejabaran ini dilakukan melalui suatu penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran.

Pengajaran adalah operasional dari kurikulum atau GBPP. Pengajaran disekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Isi pengajaran dijabarkan dairi  GBPP. Sedangkan bahan pengajaran adalah uraian atau deskripsi dari pokok bahasan. Kegiatan pengajaran adalah tahap pelaksanaan dari suatu pengajaran yang disusun oleh guru berdasarkan GBPP.

Kegiatan  pengajaran (PBM)
 

Kurikulum / GBPP (program belajar)
 

Satpel / perencanaan pengajaran
 
 
   

Hasil belajar siswa
 
 




Gambar 2.1 Variabel Proses Pembelajaran (Sudjana, 2002)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan keberhasilan proses pembelajaran apabila guru mampu menguasai kurikulum, dan menterjemahkan serta menjabarkannya kepada siswa melalui proses pengajaran.


3.   IPS di SD
a.    Pengertian IPS
Achamad Sanusi (Nursid, 1980 : 6-7) menjelasklan ilmu-ilmu sosial terdiri atas disiplin-displin Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis, dan biasanya dipelajari dipelajari pada tingkat Perguruan Tinggi, makin lanjut makin ilmiah
Deobold (Nursid, 1980 :7) mengemukakan ‘ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia. Aspek tingkah laku manusia dimasyarakat, seperti : aspek ekonomi, aspek sikap mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial.
Dalam Kurikilum Berbasis Kopetensi (Balitbang Depdiknas, 2002 : 8) menerangkan bahwa :
Pengetahuan sosial adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dan konsep - konsep dan ketrampilan - ketrampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah dan piskologis untuk tujuan pembelajaran.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang setudi yang mempelajari, menelaah, menganalisa gejala dan masalah sosial dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
b.    Fungi IPS
Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dasar ( 2002: 150) menerangkan bahwa :
Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi menumbuhkan rasa kebanggan terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini)
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Balitbang Depdiknas. 2002 : 8) menerangkan bahwa :
Mata pelajaran pengetahuan sosial di SD dan MI berfungsi mengembangkan pengetahuan, nilai dan sikap,serta ketrampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangga serta memahami perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.

c.    Tujuan IPS
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Balitbang Depdiknas, 2002 : 8) menerangkan bahwa :
Tujuan mata pelajaran pengetahuan sosial adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, nilai dan sikap, serta ketrampilan sosial yang berguna bagi dirinya, mengembangkan pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang sehingga siswa bangga sebagai Bangsa Indonesia.

Selanjutnya kurikulum pendidikan dasar ( 2002: 150-151) menyatakan bahwa :
Tujuan mata pelajaran pengetahuan sosial di SD adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan  masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggan sebagi Banggsa Indonesia dan cinta tanah air.

Secara keseluruahan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut :
1.    Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat.
2.    Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3.    Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang ke ilmuan serta bidang keahlian
4.    Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan ketrampilan dalam pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5.    Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan hidup, masyarakat, ilmu pengetahuan dan tehnologi.

d.    Ruang Lingkup Materi
Mengkaji kurikulum pendidikan dasar ( 2002: 151) menerangkan bahwa :
Ruang lingkup materi  / bahan kajian pengetahuan sosial meliputi hal-hal yang berkaitan dengan :
1.    Keluarga ;
2.    Masyarakat setempat ;
3.    Uang;
4.    Tabungan ;
5.    Pajak ;
6.    Ekonomi setempat ;
7.    Wilayah propinsi ;
8.    Wilayah kepulauan ;
9.    Pemerintah daerah ;
10. Negara Republik Indonesia ;
11. Pengenalan kawasan dunia ;

Ruang lingkup pengajaran sejarah / bahan kajian meliputi :
1.    Sejarah lokal
2.    Kerjaan-kerjaan di Indonesia
3.    Tokoh dan Peristiwa
4.    Bangunan bersejarah
5.    Indonesia pada zaman penjajahan Portugis. Spanyaol. Belanda dan penduduk jepang
6.    Beberapa peristiwa penting masa kemerdekaan.



Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat diuraikan pembelajaran IPS di SD adalah proses berkomunikasi, transaksional yang bersifat timbal balik (proses sosialisasi) antara guru denga siswa, siswa dengan rekan sebaya di SD untuk mempelajari, menelaah, mengana;isis gejala dan masalah sosial di masyarakat atau lingkungan dalam kehidupan sehri-hari dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan.

B.   Model Pembelajaran Interaktif

1.    Pengertian Model
Joyce dan Weil, (Moejiono dan Dimyanti,  2001: 109) berpendapat bahwa : model pengajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pengajaran, jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran dikelas atau yang lain.
Dewey (Moejiono dan Dimyanti,  2001: 110) mengartikan model dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
Dari kedua pertanyaan dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang dihapkan dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatisipasi agar proses pembelajaran berhasil. Glasser (Sudjana 2002 : 18) berpendapat empat hal yang harus dikuasai guru, yakni : a) menguasai bahan pelajaran, b) kemampuan mengdiaknosis tingkah laku siswa, c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran dan d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa.

2.    Pengertian Interaktif
Dari segi bahasan derdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Daryanto, 1997) interaksi artinya saling mempengaruhi, saling menarik, saling meminta dan saling memberi.
Mengkaji pendapat faire dan Cosgove, (Hilda dan Margaretha. 2002 : 86) bahwa :
Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang merujuk pada pandangan konstruktifis. Model pembelajaran ini sering dikenal sebagia pendekatan “Pertanyaan siswa “, dimana guru berusaha untuk mengali pertanyaan siswa. Jadi siswa ditantang rasa ingin taunya terhadap objek yang sedang dipelajari dengan cara mengajukan pertanyaan. Kemudian siswa melakukan penyelidikan atas pertanyaan mereka sendiri.

Untuk mencapai interaksi belajar mengajar sudah barang tentu perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan siswa (pelajar) sehingga terpadunya dua kegiatan yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran.
 Menurut Sudjana (2002 : 31-32) ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa, yaitu :
a.    Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini guru berperan sebagi pemberi aksi dan siswa sebagi penerima aksi. Guru aktif siswa pasif.
b.    Komunikasi sebagai interaksi tau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan saling menerima. Kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
c.    Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

Mengkaji teori diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model interaktif untuk melatih kebersamaan dan keterbukaan sisw melalui pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa di saat tidak memahami sesuatu yang ditemui,dilihat atau yang dirasakan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Suprayekti, (2003 : 10-21) menerangkan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar, antara lain :
a.    Faktor Guru
Didalam interksi belajar mengajar, guru memegang kendali utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan. Guru harus memiliki ketrampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode atau model dan mengalokasikan waktu.
b.    Faktor Siswa
Siswa di dalam interaksi belajr mengajar adalah subjek yang akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil belajar. Salah satu karakteristik umum dari siswa adalah usai, dikatagorikan ke dalam :
1)    Usia kanak-kanak yaitu usia para sekolah sampai denagan usia SD (4-11 tahun) di tandai dengan munculnya masa peka dan ketrampilan bersosialisai.
2)    Usia sekolah lanjutan pertama (12-14 tahun) dimana usia ini di tandai dengan munculnya pubertas dari setiap siswa.
3)    Usia sekolah lanjutan atas (15-17 tahun) dimana pada usia ini siswa mulai mencari identitas diri.

Karakteristik khusus dapat di lihat dari sudut gaya belajar. Gaya belajar adalah modalitas belajar yang dimiliki siswa, siswa dapat belajar dengan cara melihat (visual). Cara mendengar (auditoria) dan dengan cara bergerak (kinetetik).

c.    Faktor Kurikulum
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran. Dilihat dari isi pelajaran materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.

d.    Faktor Lingkungan
Lingkungan atau latar dalah konteks terjadinya pengalaman belajar pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan fisik dan lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi belajar mengajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan pencapaian tujuan proses pembelajaran dipengaruhi adanya interaksi antara guru, siswa kurikulum dan lingkungan yang satu dengan yang lainnya saling menunjang.

3.    Kegunaan Model Interaksi
Kurikulum Berbasis Kompetensi dirancang agar guru dalam menyajikan pengalaman belajar sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.
Kegunaan model interaktif sebagi pengembangan pola pikir dan daya pikir tampak pada keinginan tahuan siswa terhadap objek yang sedang dipelajari terdapat pada pertanyaan-pertanyaan siswa disaat proses pembelajaran berlangsung.
Penekanan model interaktif adalah pada sikap ingin tahu siswa, bertanyaan dan bekerja sama.
4.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif
a.     Tahap persiapan mempelajari topik, dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang akan dibelajarkan.
b.     Tahap pengetahuan awal adalah guru berusaha memanggil apa yang telah diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dipelajari.
c.     Tahap kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan topik yang akan dieksplorasi, kemudian baru melakukan eksplorasi
d.     Tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa bertanya tentang topik yang akan dipelajari
e.     Tahap penyelidikan adalah tahap dimana guru dan siswa memilih pertanyaan untuk diselidiki
f.      Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa oleh kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan awal
g.     Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang hal-hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang perlu dimantapkan.


Oval: Pengetahuan awalLangkah-langkah model pembelajaran interaktif terdapat pada gambar di bawah ini
. Oval: Persiapan















Gambar 2.2 Model Pembelajaran interaktif (Hilda dan Margaretha.2002)







BAB III

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN


A.   Jenis Penelitian Tindakan

Permasalahan yang esensial dalam penelitian ini adalah bagaimana membangkitkan minat beljar anak dalam memahami konsep IPS melalui model pembelajaran interaktif sehingga dapat tercapai kemampuan optimal yang diharapkan, ini berarti bahwa penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas metode yang di gunakan adalah P enelitian Tindakan Kelas (PTK atau Clasroom Action Research), peneliti tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi diri (self reflective) yang bercirikan pada kegiatan partisipasif dan kolaboratif yang dilaksanakan oleh para peserta pada situasi yang sosial dalam rangka meningkatkan rasionalistis dan penilaian mereka terhadap suatu kegiatan yang dilaksanakan.
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek belajar di kelas secara lebih profesiaonal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Carr, serta Ebbout (Kasbolah, 1998/1999 : 13-14) yang menyatakan bahwa : (1) bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas, (2) bersifat reflektif inquiri, (3) dilakukan secara kolaboratif.


Kemmis dan carl Lewis  (Kasbolah,  2001:13) mengemukakan bahwa :
Peneliti tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial (termasuk pendidikan ) dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaan. Memahami pekerjaan ini serta situai dimana pekerjaan ini dilakukan.

Ebbut (Kasbolah,  2001: 14), berpendapat bahwa :’penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindan tersebut.
Lewin (Indrawati dan Wijaya, 2001 : 9) mendefinisikan bahwa :
Peneliti tindakan sebagai tiga tahap proses sepiral, yang tahap-tahap :(1) perencanaan yang meliputi penelitian pendahuluan (recomnnaisance),(2) pengambilan tindakan dan (3) pengumpulan data (fact-finding) mengenai tindakan yang dilakukan.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (1) bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas. (2) bersifat reflektif inquiriti. (3) dilakukan secara kolaboratif dan (4) pelaksanaannya terdiri dari beberapa tahapan.
Penelitian tindakan pada hakekatnya untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam pembelajaran. Hal ini di sebabkan oleh tuntutan masyarakat sebagai pengamat pendidikan sekaligus konsumen pendidikan yang selalu memantau dan merasakan keberhasilan belajar. Mereka akan menuntut profesionalisme guru dalam memberikan pengajaran.
Penelitian bersifat reflektif inquiri fokus penelitian ini lebih menitik beratkan kepada bagaimana guru menemukan permasalahan yang menjadi kendala dalam keberhasilan pembelajaran sehingga dapat direfleksikan dalam pembelajaran  berikutnya melalui perbaikan-perbaikan tehnik dan metode atau model pembelajaran sebagai evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan.
Penelitian dilakukan secara kolaboratif, berarti bahwa penelitian ini bermaksud untuk memberdayakan guru setempat agar mampu mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari penelitian awal, pengambilan tindakan, hingga pengumpulan data.
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Kasbolah, 1998/ 1999 :12).

Hopkin (indrawati dan Widjaya, 2001 : 8-9) mengartikan bahwa :
Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatakan dirinya atau teman sejawatnya untuk menguji asumsi-asumsi teori pendidikan didalam praktek, atau mempunyai makna sebagai evaluasi dan implementasi keseluruhan prioritas sekolah. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada dasarnya memperluas peran guru termasuk didalamnya refleksi kritis terhadap guru profesionalnya. Dengan demikian guru yang melakukan penelitian di kelas atau menyangkut praktek pembelajaran, dapat meningkatkan tanggung jawab praktek yang mereka lakukan dan menciptakan lingkungan yang lebih dinamis serta menarik dalam praktek pembelajarannya.
Kasbolah ( 2001:122) berpendapat bahwa :
Penelitian tindakan kelas dapat dibentuk menjadi empat kelompok yaitu :(1) penelitian tindakan guru sebagian peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif (3) penelitian tindakan simultan terintegrasi. (4) penelitian tindakan administrasi sosial eksperimental.

Dalam penelitian ini bentuk yang diambil adalah penelitian tindakan guru sebagai  peneliti.
Kasbolah (1998/1999 : 122) juga mengungkapkan bahwa :” dalam bentuk ini tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlibat secara langsung dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi”.
Dalam penelitian tindakan di kelas ini penulis memilih metode deskritif kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan guru untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam praktek mengajar sehari-hari untuk menuju situasi dan kondisi pembelajaran yang konduksif.
Karakteristik dasar dari metode deskriptif adalah :1) Masalah yang di amati adalah masalah yang aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan, 2) Lebih berfungsi untuk pemecahkan masalah praktis pendidikan, sedikit sekali pengembangan ilmu, 3) Pemanfaatan temuan penelitian berlaku saat itu pula, 4) Hasil pengamatan disusun dan kesimpulannya dipaparkan dideskrifsikan sebagaimana yang diamati.

B.  Prosedur Penelitian  Tindakan

 Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Tinggart dengan sistem sepiral refleksi diri yang dimulai dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali (Kasbolah, 1998/1999 :113).
Dalam model Kemmis dan Mc. Tinggart ini, penelitian mengunakan dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua tahap. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas, siklus kegiatan ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan silkus pertama dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Observasi Awal
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ dalam proses pembelajaran IPS pada kelas VI (Enam).
Kasbolah ( 2001: 91) menyatakan bahwa :
Pada tahap pelaksanaannya tahap observasi awal secara lebih operasional adalah semua kegiatan untuk mengenal, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) oleh tindakan yang direncanakan itu ataupun sampingannya.

Kasbolah (1998/1999 : 91-92) menyatakan bahwa :

Fungsi diadakannya observasi adalah :
(1)    Untuk kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
(2)    Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berklangsung dapat dihrapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.

2.    Indifikasi Masalah
Untuk mengidentifikasikan masalah yang dilakukan berdasarkan hasil observasi awal pada pokok bahasan Benua Eropa, seperti wilayah Eropa Utara, Eropa Barat dan Eropa Selatan “. Untuk siklus I (Tindakan Pertama) tidak menggunakan Model Pembelajaran Interaktif, sedangkan untuk siklus II (Tindakan Kedua) menggunakan model Pembelajaran Interaktif, pada saat pelaksanaan proses pembelajaran siswa dituntut untuk menjauhkan sebuah pertanyaan dari materi yang diajarkan. Sedangkan untuk siklus III (Tindakan Ketiga)diharapkan seluruh siswa bertanya sebagi tahap eksplorasi. Kemudian tahap penyelidikkan (investigasi) untuk memilih pertanyaan yang akan di selidiki. Pada tahap akhir membandingkan pengetahuan awal dengan pengetahuan akhir.
Dari observasi awal ini diketahui bahwa siswa umumnya kurang aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat diketahui untuk meningkatkan pemahaman, kreativitas, dan keberaniana siswa dalam mengajukan pertanyaan digunakanlah Model Pembelajaran Interaktif.

3.    Membuat Rencana Tindakan
Rencana tindakan ini dibuat berdasarkan masalah-masalah yang akan diidentifikasikan, sebelumnya, masalah-masalah yang ditemukan antara lain :
a.    Penilaian hasil belajar hanya ditekankan pada penilaian pengetahuan saja.
b.    Tidak adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
c.    Metode pembelajaran yang digunakan terbatas pada metode ceramah dan pemberian tugas. Sehingga siswa kurang terlibat dan hanya guru saja yang memegang peran (Teacher Contered)

4.    Penyusunan Instrumen
Setelah membuat rencana tindakan maka, disusunlah sebuah insrumen yang akan digunakan, diantaranya : satuan pelajar, LKS (Lembar Kerja Siswa) dan membuat lembar pengamatan : Lembar pengamatan ini dimasudkan untuk mengetahui keaktifan siswa, kreatifitas keberanian dalam bertanya siswa sebelum dan sesudah menggunakan Model Pembelajaran Interaktif serat mengamati kegiatan dan keaktifan siswa ketika melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar.




5.    Pelaksanaan Pembelajaran
a.    Silkus I
1.    Tahap Persiapan Pembelajaran
Penyusunan suatu pembelajaran (PMH) dengan sub pokok bahasan menggambar dalam peta letak negara-negara di Eropa.

2.    Tahap Kegiatan Pembelajaran
a)    Apresiasi, yaitu melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah diajarkan.
b)    Posisi duduk siswa tanpa dikelompokkan.
c)    Guru mempersilahkan kepada siswa untuk membuka buku catatan dan buku sumber yang telah dimiliki siswa berupa hasil foto copy yang diusahakan oleh guru kelas.
d)    Guru memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan.
e)    Guru menyuruh siswa untuk menyimak kembali materi bahasan.
f)     Siswa melakukan pencarian dan menunjukan tentang batas-batas wilayah pembagian Eropa dalam peta.
g)    Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi pembahasan
h)   Untuk mengetahui pembahasan konsep serta untuk mengetahui hasil pembelajaran, guru mengadakan evaluasi dengan melukiskan lima soal untuk dijawab siswa.



3.    Observasi
a)    Pada saat siswa melakukan kegiatan belajar, maka dilakukan beberapa pengamatan yang terdiri dari ketrampilan siswa, kreatifitas siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan oleh guru. Hasil dari pengamatan ini sebagai refleksi dari tindakan berikutnya.
b)    Melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahuai pemahaman siswa, kreatifitas dan pengetahuan siswa.

b.    Silkus II
1)    Tahap Persiapan Pembelajaran
Sub Pokok Bahasan yang akan dijarkan dalah menunjukan letak dalam peta pembagian wilayah Eropa Utara, Eropa Barat dan Eropa Selatan dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif  

2.    Tahap Kegiatan Pembelajaran
a)     Guru mengkordinasikan siswa untuk belajar dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan, misalnya : “ Sebutkan tiga negara terletak di wilayah Eroap Utara)”
b)     Guru mengelompokkan siswa dari 42 orang siswa yang hadir menjadi lima kelompok terdiri dari stu kelompok 7 orang, empat kelompok 8 orang. Karena pada siklus ini dua orang siswa keluar dari satu orang tidak ahdir.
c)     Guru membagi tugas yang sama untuk kelima kelompok agar mempelajari dan menyimak materi tentang bahasan.
d)     Guru mempelajari topik dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang akan dibelajarkan
e)     Siswa melakukan pencarian terhadap topik  yang telah dijelaskan oleh guru
f)      Tahap pengetahuan awal adalah guru berusaha menggali apa yang telah diketahui oleh siswa dari masing-masing kelompok tentang topik yang dipelajari.
g)     Tahap kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan topik yang akan dieksplorasi, kemudian guru melakukan eksplorasi.
h)     tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa bertanyan tentang topik yang telah dipelajari.
i)       Tahap penyelidikan adalah tahap dimana guru dan siswa yang memilih masing-masing kelompok suatu pertanyaan untuk di selidiki.
j)       Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa oleh kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan awal.
k)     Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang hal-hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang perlu dimantapkan.

3.    Observasi
a)       Sasaran observasi ini adalah keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kerjasama dan pemahaman konsep tentang materi tersebut. Observasi dan pengamatan  ini dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b)       Melakukan evalusai hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa, kerjasama siswa dan kreatif siswa pemahaman siswa terhadap materi.


c.    Siklus III
1)    Tahap Persiapan Pembelajaran
Sub pokok bahasan yang akan diajarkan mengenai : “Benua Amerika”, dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif  

2)    Tahapan Kegiatan Pembelajaran
a)     Guru mengkondisikan siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tenatng materi yang telah diajrakan, misalnya : “ Sebutkan tiga pembagian wilayah Ameriaka : dan berikanlah masing-masing tiga contoh negara-negara yang termasuk ke dalam tiga wilayah Amerika !.
b)     Dalam kelompok yang telah dibentuk, siswa mulai melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tugas yang telah dirancang oleh guru.
c)      Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu tentang Model Pembelajaran Interaktif. Dimana kegiatan model interaktif sebagai pengembangan pola pikir dan daya pikir tampak pada keingintahuan siswa terhadap objek yang sedang dipelajari, yaitu tampak pertanyaan-pertanyaan siswa disaat proses pembelajaran berlangsung.
d)     Guru melakukan perbandingan antara pengetahuan awal yang diperoleh siswa dengan pengetahuan akhir.
e)     Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang hal-hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang perlu di mantapkan.
f)       Dari hasil penyelidikan terhadap pernyataan dan hasil refleksi dijadikan sebagoi pertanyaan susulan.
g)     Guru dan siswa bersama-sama membahas pertanyaan-pertanyaan yang telah disepakati bersama agar ditemukannya jawaban yang tepat
h)     Kegiatan akhir pembelajaran, siswa diberi tugas untuk mengisi LKS dengan tujuan untuk memandu siswa dan untuk mengetahui hasil evaluasi siswa.

3)    Observasi
a)    Sasaran observasi ini adalah pada sikap ingin tahu siswa, bertanya dan bekerja dalam melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan serta pemahaman konsep tentang materi tersebut.
b)    Melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui keberanian bertanya jawab, kerjasama dan pengetahuan serta ketrampilan siswa terhadap materi yang diajarkan.

6.    Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan analisis sintesis, interprestasi dan eksplantasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh (Kasbolah, 1998/1999 :100).
Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan, melalui alat pengumpulan data yang berhasil dicatat oleh penulis akan dikonfirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi untuk diberikan makna agar dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut telah dapat terpai atau belum supaya penulis mendapatkan kejelasan tindakan baru yang akan dilakukan kemudian.

7.    Hasil
Setelah melakukan refleksi I ditemukan beberapa kekurangan atau kelebihannya maka pada siklus II dilakukan tindakan yng harus diperbaiki lagi. Apabila pada silklus II telah dilakukan tindakan, maka dilihatlah apa yang kurang atau apa yang harus ditingkatkan lagi. Maka dibuatlah siklus III, pada siklus harus semuanya diperbaiki dan siklus ini merupakan hasil akhir dari penerapan Model Pembelajaran Interaktif.

C.   Lokasi dan Subjek Penelitian Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan  di  kelas VI    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ yang berjumlah adalah 38  siswa

Tabel 

Daftar keadan siswa SDN    __________
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Siswa
L
P
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI

30
17
32
17
20
22
12
25
21
12
23
16
42
42
53
29
43
38

1.    Prestasi belajar siswa perolehan NIM tiga tahu terakhir mendapat peringkat menengah (standar) mengingat banyak lulusa SD ini diterima di  SMP negeri  yang menjadi idola para siswa.

D.   Instrumen Penelitian Tindakan

Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu :
1.    Wawancara
Lembar wewancara dengan siswa sebelum dan sesudah penerapan model interaktif. Rohmadi (1997 ;34) menyatan bahawa tujuan wawancara adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dan untuk mengetahi efek yang ditimbulkan dari pelaksanaan “action”
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secra langsung oleh pewancara (pengumpul data) kepad responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau  direkam dengan alat perekam (tape rekorder), (Soehartono 1995 :67-68).

1.    Observasi
Lembar observasi terhadap para siswa ketika pembelajaran berlangsung. Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Sedangkan diartikan lebih sempit yaitu pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995 : 69).


2.    Angket
Angket (self-administered questionnaire) adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. (Soehartono, 1995 : 65).

3.    Lebar Soal / Evaluasi Hasil Belajar (Test)
Instrumen ini digunakan untuk menjaring validitas dan reabilitas data mengenai peningkatan hasil belajar siswa meliputi post test, formatif yang sifatnya kualitatif sehingga dapat dijadikan pertimbangan-pertimbangan untuk mengambil keputusan.

E.   Analisis Data

Proses analisis data berlangsung dari sampai akhit pelaksanaan program tindakan. Data dalam penelitian diolah dan dianalisis dengan mengikuti pola dari tahap orientasi sampai tahap berikutnya atau berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan pemilihan. Data akan  diolah dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif untuk menunjukan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan konseptual, yaitudata tentang kerja guru, efektifitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran dan penggunaan sarana / prasarana dalam pembelajaran IPS.
Data mentah yang dikumpulkan melalui observasi wawancara, dan test dirangkum dan dideskripsikan dalam bentuk metode data. Kemudian data tersebut diberi identitas tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya, meliputi :

1.    Anlisis terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung
2.    Model inrteraktif dalam pembelajaran IPS
3.    Aktivitas siswa dalam pembelajaran
4.    Sikap, nilai dan ketrampilan intelektual, ketrampilan personal dan ketrampilan sosial
5.    Pendapat guru dan siswa tentang penerapan model interaktif pada pembelajaran IPS





BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN


Pada bab ini penulis akan membahas tiga permasalahan pokok, yaitu : bagian A, membahas tentang gambar umum Sekolah Dasar Sasaran, yan meliputi : (1) Sejarah Perkembangan Sekolah, ; Deskripsi awal proses pembelajaran IPS di kelas VI    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ dan  Analisis, refleksi, dan rencana tindakan. Bagian B, membahas tindakan pertama, kedua dan ketiga . sedangakan bagian C, membahas tentang persepsi siswa terhadap Perapan Model Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran IPS.

A.   Gambar Umum SD Negeri   ________

1.    Karakteristik Siswa
Pembahasan mengenai gambaran umum mengenai karakteristik siswa difokuskan kepada empat hal pokok, yaitu : ditinjau dari jenis kelamin, prestasi akademik siswa kelas VI, aktivitas sehari-hari dan sarana penunjang pembelajaran. Alasan ditetapkan keempat hal tersebut, karena diprediksi mempunyai relevansi yang siknifikan dengan kelancaran dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran interaktif. Penerapan prestasi akademik didasarkan kepada ranking siswa kelas VI semester ___, sedang komposisinya disesuaikan dengn jumlah siswa.

Tabel  :

Buku Sumber dan Alat Bantu Pelajaran IPS  
No
Nama Buku / Alat Bantu
Penerbit
Banyaknya
Presebtase (%)
1
2
3
4
5
6
Tangas IPS
IPS
IPS 4
Sejarah dan Geografi
Peta Indonesia
Buku Tulis
PT.Rosda
PT. SPK
Depdiknas
Yayasan Bahtera
Depdiknas
Depdiknas
1
1
10
1
1
5
5,26
5,26
52,63
5,26
5,26
26,33
Jumlah
-
19
100,00

Dari data tabel  dapat disimpulkan bahwa buku sumber penunjang untuk siswa masih kurang dan sarana penunjang proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lengkap.

2.   Deskripsi Awal Proses Pembelajaran IPS di  SDN _____    
Pada observasi yang dilakukan pada  tanggal  ______ pukul 10,30 sampai dengan 12,30 saat itu sedang membahas sub pokok bahasan “Mengambar dalam peta letak negara-negara di Eropa, seperi wilayah Eropa Utara, Eropa Barat, Eropa Selatan”,. Hal yang akan dilakukan guru ketika akan masuk kelas adalah mengucapkan selamat yang langsung dijawab serempak.
Kegiatan membuka pelajaran, sebagai observasi guru mengajukan dua pertanyaan tentang materi yang telah diberikan, dengan tujuan untuk menganalisa hasil belajar siswa dan sekaligus untuk memotivasi.
Kegiatan awal, apersefsi dengan mengajukan dua pertanyaan tentang materi yang telah diberikan atau diajarkan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana prestasi siswa dalam menerima pelajaran dari guru, serta untuk memotivasi semangat belajar siswa dalam menghadapi materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
Selanjutnya guru mempersilahkan kepada siswa untuk membuka buku catatan dan buku sumber IPS yang telah di miliki oleh siswa. Buku sumber IPS yang di miliki siswa adalah hasil foto copy yang telah diusahakan oleh guru kelas. “Mengambar dalam peta letak negara-negara di Eropa, seperti Wilayah Eropa Utara, Eropa Barat dan Eroap Selatan”.
Kegiatan inti pelajaran guru memualai memberikan pejelsan materi dengan menggunakan metode ceramah. Pada saat guru sedang menerangkan di sudut kiri belakang terlihat 4 orang siswa menelungkupkan muka diatas meja sepertinya mereka ngantuk, ada juga yang bercanda dengan temannya, entah apa yang dibicarakan oleh mereka, ada yang hanya diam saja, ada yang memainkan alat tulisnya, dan ada juga diantara mereka yang memperhatikan penjelasan dengan serius.
Untuk mengatasi kejadian tersebut, guru menghentikan penjelasanyan yang tujuannya untuk memutuskan kembali perhatian siswa terhadap pembahasan materi pelajaran. Kemudian guru melanjutkan kembali pembahasan dengan menggunakan metode tanya jawab, ternyata hasil penggunaan metode tanya jawab pertanyaan hanya didominasi oleh guru sendiri, tidak satu orang pun dari siswa yang berani bertanya, guru selau memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa. Dengan kesempatan itu siswa malah malah diam ketimbang bicara, sejenak kelas menjadi sunyi.
Ketika guru meneruskan penjelasan, kelas menjadi ramai kembali mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hal tersebut sering terjadi pada setiap pembelajaran berlangsung dari semua mata pelajaran, apalagi pada mata pelajaran IPS yang nampak pada diri siswa kebanyakan adalah rasa lesu, mengantuk, dan jenuh.
Setelah pembahasan materi selesai guru melakukan evaluasi karena dirasa siswa sudah mengerti atas penjelasan tadi. Dalam memberikan evaluasi soal ditulis di papan tulis sebanyak lima item test dalam bentuk isian. Hasil dari evaluasi dikumpulkan untuk dinilai, yang dijadikan sebagai bahan perbaikan dan pengayatan serta analisa, berhasil tindakannya proses pembelajaran.
Kegiatan akhir adalah guru menyimpulkan kembali pembahan materi, dan menugaskan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran.

3.    Analisis, Refleksi dan Rencana Penerapan Model Interaktif
Berdasarkan hasil  observasi sebagaimana yang telah digambarkan diatas mengenai pelasanaan pembelajaran IPS di kelas VI   SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ , bila dilihat dari perincian waktunya dapat diklarifikasikan pada tabel berikut ini :

 

Tabel  

Rincian Waktu Pelaksanaan  Pembelajaran IPS  di  Kelas VI

No
Jenis Kegiatan
Waktu
Presentase (%)
1
2





3
Kegiatan awal
Kegiatan inti
a.    Menyimak bacaan
b.    Penjelasan Bateri
c.    Pembahasan / Tanya jawab / Kesimpulan
d.    Evaluasi
Kegiatan akhir

5 menit

15 menit
25 menit
55 menit

15 menit
5 menit
4,16

12,5
20.84
45,84

12,5
4,16

Jumlah
120 menit
100,00

Data pada tabel diatas menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran lebih banyak (45,85 %) bila dibandingkan denga evaluasi (12,5 %) tetapi setelah diperikasa hasil evaluasi siswa menunjukkan siswa yang mampu menjawab dari 38 orang siswa yang mengikuti evaluasi belum bisa menjawab soal dengan tepat.


Tabel  

Ativitas dan Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran IPS
No
Indiaktor
Keterangan
1
2
3
4
Perhatian
Keaktifan
Keberranian bertanya
Keberanian menjawab
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan adanya indikator dari siswa yang masih jauh dari harapan pembelajaran. Masih ada kesan tidak serius dalam menghadapi pelajaran IPS. Atas dasar itulah perlu dilakukan perbaikan-perbaikan.
Dari hasil tindakan awal tersebut penulis dapat menyimpulkan ketidak berhasilan siswa dan ketidak seriusan siswa dalam menghadapi pembelajaran IPS. Selain disebabkan oleh materi yang sangat luas juga diakibatkan karena kemampuan siswa yang rendah dalam menerima materi yang disajikan guru, juga disebab oleh kurang tepatnya penggunaan modal pembelajaran yang dilakukan penulis sebagai guru kelas VI , efeknya siswa kurang memperhatikan penjelasan guru bahkan terkesan malu dan takut menghadapi pembelajaran IPS.
Atas dasar itulah penulis akan berusaha untuk memperbaiaki kekurangan-kekurangan dengan merencanakan suatu tindakan dengan penerapan model pembelajaran interaktif sebagai solusi pemecahan permasalahan di  atas.

B.   Pelaksanaan Tindakan

Tindakan Pertama
1.    Perencanaan
Guru mempersiapkan empat buah pertanyaan yang akan diajukan kepada seliruh siswa kelas VI    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ dari pertanyaan adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang akan dibahas pada pertemuan proses pembelajaran tindakan pertama.

2.    Pelaksanaan dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Dari kegiatan perencanaan yang telah diselesaikan oleh siswa dijadikan sebagai kegiatan awal yang dilakukan guru untuk memberikan pree test. Sasaran yang ingi dicapai melalui pree test, yakni : a) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari dan b) untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam kognitif dengan menggunakan model interaktif. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel  





Tabel 4.7

Nilai Pre Test Siswa Tindakan Pertemuan

No

Nilai
No
Nilai
Keterangan
1
2
20
7
Batasan lulus 7,0
2
7
21
1
3
8
22
7
4
1
23
5
5
6
24
6
6
1
25
2
7
1
26
8
8
5
27
5
9
1
28
1
10
5
29
2
11
2
30
6
12
6
31
4
13
3
32
10
14
8
33
5
15
7
34
4
16
4
35
4
17
5
36
5
18
8
37
7
19
1
38
9

Jumlah

175


Rata-rata

4,7


Data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 38 siswa yang hadir, 11 siswa (28,9 %) dinyatakan lulus dan 27 siswa (71,1 %) dinyatakan tidak lulus. Rata-rata pree test adalah 4,7.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan guru membuka pelajaran. Guru melakukan tanya jawab tentang kehadiran siswa. Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa bahwa model pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan hari ini mata pelajaran IPS adalah Model Pembelajaran Interaktif. Pada saat siswa mendengar interaktif terjadi perubahan-perubahan yang terlihat pada wajah siswa.
Perubahan-perubahan tersebut diantaranya, ada yang tercengang heran, ada yang melongo saja, ada yang bertanya-tanya pada temannya, dan ada pula yang hanya diam saja seakan-akan  tidaka ada yang asing bagi dirinya. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian, tujuan, langkah-langkah dan manfaat dari Model Pembelajaran Interaktif secara rinci.
Pada bagian inti guru menginformasikan materi yang akan diajarkan yaitu tentang : menunjukan kenampakan alam yang penting seperti gunung, sungai, dan lembah. Kegiatan untuk siswa yaitu siswa ditugaskan untuk mempelajari materi dan buku sumber yang telah di milikinya. Guru menyarankan kepada siswa agar siswa dapat menemukan konsep yang penting pada materi. Selanjutnya konsep yang diajukan siswa dibahas bersama-sama untuk memilih konsep yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa menentukan beberapa pertanyaan yang telah disepakati bersama untuk dicari jawabannya.
Kegiatan selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan pembahasan materi, kemudian mengadakan post test dengan jumlah soal sebanyak lima soal  
Pada kegiatan akhir guru menginformasikan hasil post test siswa dan memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tujuan keatas berupa aplaus yang sangat meriah dengan tujuan untuk memotifasi siswa agar lebih bersemangat lagi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, guru meginformasikan kepada siswa bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model interaktif siswa agak kritis dan keberanian dalam bertanyan pun agak meningkat dibanding sebelum menggunakan model interaktif.

Tabel 4.8

Nilai Post Test Siswa Tindakan Pertama
No
Nilai
No
Nilai
No
Nilai
Keterangan
1
2
14
8
27
1
Batas lulus 7,0
2
7
14
8
28
2
3
8
16
8
29
5
4
5
17
2
30
8
5
7
18
8
31
5
6
2
19
2
32
10
7
8
20
8
33
4
8
7
21
6
34
7
9
4
22
8
35
4
10
10
23
8
36
10
11
6
24
4
37
7
12
5
25
2
38
8
13
7
26
7


Jumlah
239
Rata-rata
6,28

Data pada tabeil diatas dapat dismpulkan bahwa 38 siswa yang hadir ternyata 21 siswa atau lebih dari setengahnya (55,2%) dinyatakan lulus, sedang sisanya 17 siswa ( 44, 8 % ) dinyatakan tidak lulus. Adapun nilai rata-rata kelas dalam tindakan ini adalah 6,28.

3.    Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan pertama menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model interaktif belum sesuai dengan yang diharapkan, walapun sedikit ada peningkatan terutama pada keberanian siswa dalam mengungkapkan pertanyaan. Siswa sudah menampakan rasa percaya dirinya pada waktu mengungkapkan pertanyaan.
Pada waktu kegiatan inti yang aktif mempelajari materi dan menjawab pertanyaan masih didominasi oleh siswa yang termasuk kelompok tinggi atau dari kelompok pandai.
Dilihat dari post test ada peningkatan skor nilai, hanya saja didominasi oleh mereka yang aktif mempelajari materi dan mereka yang lebih sering bertanya.
Untuk aspek yang berhubungan dengan perhatian dan semangat belajar tampak ada perubahan, meski belum menampakan hasil yang maksimal ini terlihat dari antusias siswa terhadap tugas yang diberikan, serta perhatian serius yang berusaha ingin bertanya meski ada rasa takut  dan kalimat pertanyaan yang belum sempurna.
Berdasarkan hasil temuan seperti digambarkan diatas, langkah selanjutnya mengadakan refleksi yang hasilnya adalah sebagai berikut :
a)    Guru perlu memberikan penjelasan serinci mungkin tentang tehnik dan langkah penggunaan model interaktif.
b)    Guru perlu membentuk kelompok agar terjadi pemerataan sehingga siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kemampuannya rendah. Siswa dibagi menjadi siswa kelompok dengan ketua kelompok tinggi dan kritis.

Tindakan Ke dua

1.    Perencanaan
Pada tahap ini guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang telah dibentuk pada siklus I. Penamaan kelompok disesuaikan dengan materi yaitu tentang nama-nama negara yang termasuk kedalam wilayah Eropa antara laian : kelompok 1 Italia, kelompok 2 Swedia, kelompok 3 Jerman, kelompok 4 Ukrania, dan kelompok 5 Irlandia.
Penentuan nama kelompok atas dasar keinginan siswa jadi siswa sendirilah yang memberikan nama kelompoknya.
Kemudian dalam kelompok masing-masing, siswa ditugaskan untuk membaca materi yang akan diajarkan selama 10 menit.
Selanjutnya guru memberikan soal-soal kepada seluruh siswa untuk menguji pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dalam kelompoknya. Sol-soal yang telah dibagikan dijadikan sebagai soal pree test  .
2.    Pelaksanaan dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal adalah guru bersama siswa mengoreksi hasil pree test yang telah diselesaiakan oleh siswa. Sasaran yang ingin dicapai yakni : 1) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi, 2) untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam bidang kognitif dengan model interaktif..
Adapun hasil pree test individu dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel  

Nilai Pree Test Siswa Tindakan Kedua
No
Nilai
No
Niali
No
Nilai
No
Nilai
Keterangan
1
0
11
3
21
8
31
10
Batas lulus 7,0
2
2
12
0
22
4
32
7
3
2
13
8
23
6
33
9
4
4
14
4
24
4
34
5
5
10
15
9
25
4
35
9
6
0
16
4
26
4
36
7
7
3
17
2
27
4
37
6
8
2
18
2
28
1


9
9
19
9
29
10


10
3
20
2
30
3


Jumlah
179
Rata-rata
4,83

Berdasarkan tabel diatas 4,9 dapat disimpulkan bahwa dari 38 siswa yang hadir ternyata 12 siswa  yang dinyatakan lulus pada pree test, sedangkan sisanya 26 siswa  dinyatakan belum lulus. Adapaun nilai rata-rata tindakan tersebut adalah 4,83.

 

Tabel  

Nilai Rata-rata Post Test Kelompok Tindakan Kedua
No
Kelompok
Nilai
Keterangan
1
Italia
6

2
Swedia
10

3
Jerman
5
Batas lulus 7,0
4
Ukrania
5

5
Irlandia
8


       Data pada tabel diatas menunjukan bahwa dua kelompok (40 %) dinyatakan lulus dan tiga kelompok (60 %) dinyatakan tidak lulus.

Tabel  

Nilai Rata-rata Post Kelompok Tindakan Kedua

No
Kelompok
Nilsi
Keterngan
1
Italia
9

2
Swedia
9

3
Jerman
10
Batas lulus 7,0
4
Ukrania
9

5
Irlandia
8


Data pada tabel di atas menunjukan bahwa kelima kelompok dinyatakan lulus (100 %)
Ditijau dari ke dua tabel tersebut, hasil kerja kelompok antara nilai awal (pree test) terhadap nilai akhir (post test) ada peningkatan terbukti dari tabel diatas bahwa kelompok yang dinyatakan tidak lulus tiga kelompok (60 % tabel 4.10). sedangakan nilai hasil kerja kelompok pada post test semua kelompok dinyatakan lulus di tinjau dari batas kelulusan 7,0.
Kegiatan awal seperti biasanya yang membuka pelajaran, setelah siswa menjawab salam, guru membagi kelompok menjadi lima, dengan diketahui siswa yang kemampuannya di atas teman-teman lainnya. Kemudian guru meginformasikan bahwa kegiatan pemelajaran adalah dengan cara diskusi kelompok untuk mempelajari materi pembahasan dimana masing-masing kelompok menyelesaikan tugas yang telah disusun oleh guru dalam bentuk LKS.
Pada kegiatan inti guru bersama-sama siswa dalam kelompok masing-masing melakukan tanya jawab tentang materi pembahasan untuk menemukan konsep yang telah dirancang oleh guru. Kali ini suasana kelas sedikit ada perubahan dibandingkan waktu sebelumnya, dimana siswa tampak antusias sekali dalam mempelaji materi. Keaktifan, kerja sama, pemahaman serta keberaniaan bertanyapun nampak ada peningkatan.
Kegiatan selanjutnya, siswa mulai mendiskusikan tugas pada LKS yang telah dibuat oleh guru. Selama kegiatn berlangsung, guru berkeliling mengobservasi masing-masing siswa. Tujuan observasi yaitu untuk mengamati keaktifan, kerjasama dan keberanian bertanya jawab dalam proses pembelajaran IPS dengan penerapan model interaktif. 
Selanjutnya masing-masing kelompok membacakan hasilnya di depan kelas. Kelompok yang jawabannya benar diberi penguatan dengan aplaus dan di beri judul kelompok hebat dan kompak. Setelah selesai diadakan evaluasi akhir dengan melaksanakan post test untuk mengetahui tingkat keberhasilan prestasi siswa engan menggunakan model interaktif.
Pada kegiatan akhir guru menyatakan bahwa proses pembelajaran IPS kali ini ada peningkatan walapun belum sempurna. Siswa sangat antusias sekali dalam menghadapi penjelasa IPS.

 

Tabel 

Nilai Post Test Siswa Tindakan Kedua
No
Nilai
No
Nilai
Keterangan
1
4
20
4
Batas lulus 7,0
2
7
21
8
3
7
22
8
4
8
23
4
5
10
24
7
6
1
25
9
7
7
26
7
8
2
27
5
9
10
28
2
10
7
29
10
11
5
30
7
12
6
31
8
13
7
32
7
14
10
33
6
15
7
34
7
16
6
35
10
17
7
36
8
18
5
37
8
19
10


Jumlah
251
Rata-rata
6,78

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 25 orang siswa atau 67,56 % dinyatakan lulus pada post test, sedangkan sisanya 13 orang tidak (32,44 %) dinyatakan tidak lulus dalam post test. Adapun nilai rata-rata kelas pada tindakan ini adalah 6,78.

3.    Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan kedua menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penerapan Model Interaktif sudah mulai ada peningkatan walapun belum maksimal. Keberanian siswa dalam bertanyapun bukan hanya dari kelompok tinggi dari kelompok sedang dan kelompok rendah sudah mulai berani mengungkapkan pertanyaan walapun kalimat yang diucapkan belum sempurna.
Pada waktu kegiatan inti hampir dari setengah (50%) dari yang hadir siswa sudah nampak kreatifannya dalam mempelajari materi, mereka sudah nampak peduli terhadap proses pembelajaran.
Dilihat dari nilia hasil pos test ada peningkatan skor nili hasil antara nilai post test tindakan pertama dengan nilai post test tindakan ke dua ditinjau dari rata-rata kelas.
Untuk aspek yang berhubungan dengan kerjasama dan semangat belajar tampak pada perubahan, tetapi hanya sedikit saja, ini terbukti pada waktu kerja kelompok  kebanyakan siswa dari masing-masing kelompoknya hanya mengandalkan ketua dan siswa yang aktif saja. Sedangkan mereka tidak peduli terhadap tugas yang harus diselesaikan.
Berdasarkan hasil temuan seperti digambarkan diatas, langkah selanjutnya mengadakan refleksi yang hasilnya adalah sebagai berikut :
a.     Guru perlu memberikan penjelasan kembali tentang fungsi dari Model Interaktif.
b.     Guru perlu memberikan penjelasan tentang tehnik bertanya yang baik dan benar
c.      Guru harus selalu berada di antara masing-masing kelompok agar ke lima kelompok tersebut dapat terbagi dengan baik sehingga pada akhir kerjasama siswa akan terbina



Tindakan Ketiga

1.    Perencanaan
Pada tahap ini guru menginformasikan kepada seluruh siswa pelaksanaan pembelajaran masih tetap menggunakan Model Interaktif dan pelaksanaannya tetap berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk. Guru memberikan penekanan kepada siswa bahwa kerja kelompok yang baik apabila semua anggota kelompok bekerja sama untuk mencarai jawaban yang terdapat pada LKS. Masing-masing anggota harus berusaha mengungkapkan pendapat agar permasalahan dapat terpecah dengan baik dan benar.

2.    Pelaksanaan dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan ini kegiatan pertama yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu melaksanakan pree test. Adapun hasil pre test baik individu maupun kelompok, dapat dilihat pada tabel berikut.    

Tabel  

Nilai Pre Test Siswa Tindakan Ketiga

No

Nilai
No
Nilai
No
Nilai
No
Nilai
Keterangan
1
2
11
6
21
4
31
7
Batas lulus 7,0
2
4
12
2
22
10
32
10
3
2
13
2
23
8
33
8
4
4
14
6
24
7
34
5
5
8
15
7
25
8
35
6
6
2
16
9
26
8
36
10
7
10
17
0
27
8
37
10
8
4
18
6
28
0
38
9
9
2
19
0
29
2


10
10
20
10
30
9


Jumlah
225
Rata-rata
5,92

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 38 siswa yang hadir, 19 siswa (50 %) dinyatakan lulus dalam pree test, sedangkan sisanya 19 siswa (50%) dinyatakan tidak lulus dalam pree test. Adapun nilai rata-rata tindak tersebut adalah 5,92.

Tabel 4.14

Nilai Rata-rata Pree Test Kelompok Tindakan Ketiga
No
Kelompok
Nilai
Keterangan
1
Italia
7
Batasan lulus 7,0
2
Swedia
10
3
Jerman
6
4
Ukrania
7
5
Irlandia
8

Berdasarkan tabel diatas menunjukan  bahwa empat kelompok (80 %) dinyatakan lulus dan satu kelompok  (20%) belum lulus.

 

Tabel  

Nilai Rata-rata Post Test Kelompok Tindakan Ketiga
No
Kelompok
Nilai
Keterangan
1
Italia
10

2
Swedia
10

3
Jerman
8
Batas lulus 7,0
4
Ukrania
8

5
Irlandia
9


Data tabel diatas menunjukan bahwa lima kelompok (100%) dinyatakan lulus.
Dari kedua tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa dalam kerja kelompok berhasil dengn maksimal.
Kegiatan awal seperi biasanya membuka pelajaran, setelah siswa menjawab selama guru mengkondisikan siswa kepada situasi belajar. Kemudian guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari dengan memberikan apresiasi berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi yang telah diberikan. Selanjutnya guru mengelompokkan siswa sesuai dengan kelompok yang telah di bentuk.
Pada kegiatan inti, guru bersama siswa dalam kelompoknya masing-masing mulai melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan pembahan materi untuk menentukan beberapa konsep yang akan dibahas atau ditugaskan untuk dicari jawabannya dalam diskusi kelompok. Pada kegiatan ini guru memberi penekanan kepada siswa agar berani mengungkapkan satu pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
Kemudian siswa mulai berlatih dalam kelompok masing-masing melakukan tanya jawab. Guru melakukan observasi terhadap semua kelompok dengan tujuan untuk mengamati, kerja sama, keberanian siswa dalam bertanya jawab serta memandu siswa agar tetap dalam kondisi belajar.
Selanjutnya guru dan siswa mengadakan penyelidikan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk siswa seleksi untuk mengetahui tindakanya dengan materi pembahasan. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembahasan.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap pemahaman konsep dan prestasi siswa dalam mencerna materi dengan mengadakan post test. Selanjutnya guru menyatakan bahwa proses pembelajaran IPS kali ini terlihat siswa sangat bersemangat sekali. Tidak ada lagi yang ngobrol, bercanda, dan takut untuk bertanya jawab.

Tabel  

Niali Post Test Siswa Tindakan Kegiatan
No
Nilai
No
Nilai
Keterangan
1
8
20
9
Batas lulus 7,0
2
8
21
7
3
8
22
8
4
7
23
6
5
9
24
7
6
6
25
6
7
7
26
7
8
7
27
6
9
6
28
7
10
7
29
6
11
5
30
10
12
8
31
5
13
7
32
10
14
8
33
8
15
8
34
8
16
9
35
7
17
6
36
10
18
8
37
9
19
7
38
8
Jumlah
283
Rata-rata
7,44

Berdasarkan tabel diatas dapay disimpulkan dari 38 siswa yang hadir ternyata 29 siswa (76,32 %) dinyatakan lulus, sedangkan sisanya 9 siswa (23,68 %) dinyatakan tidak lulus. Rata-rata nilai post test pada tindakan ketiga adalah 7,44.


3.    Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada tindakan ke tiga tersebut menunjukan bahwa penerapan Model Interaktif yang telah dilakukan siswa pada pokok bahasa Benua Amerika dapat meningkatkan kemampuan  siswa secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi post test masing-masing siswa. Dari perkembangan minat juga nampak adanya perubahan, yang tadinya malas-malasan takut, mengobrol dan bercanda kelihatan siswa sangat antusias sekali dalam mempelajari materi. Dari keberanian siswa dalam bertanya jawabpun baik terhadap guru maupun terhadap teman-temannya meningkat, terbukti dari tabel pengamatan terhadap proses pembelajaran setiap siklus jumlah siswa yang benai bertanya selalu bertambah bukan hanya dari kelompok siswa yang tinggi saja tetapi dari kelompok sedang dan rendah pun ada keberanian untuk bertanya jawab. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel prosentase aktivitas belajar siswa pada tiap-tiap siklus.

 

Tabel  

Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Tiap-Tiap Siklus
No
Tindakan
Aktivitas belajar siswa
Tinggi
Sedang
Rendah
1
I
II
III
Keaktifan
2,63%
27,02%
50,00%
23,685
27,025
7,89%
73,69%
45,96%
42,11%

2
I
II
III
Kerjasama
15,78%
18,915
26,31%
26,31%
2,70%
26,31%
57.91%
78,365
47,38%
3
I
II
III
Keberanian bertanya
15,78%
29,72%
36,84%
2,63%
5,40%
18,42%

81,59%
64,88%
44,74%

4
I
II
III
Keberanian menjawab
15,78%
21,62%
50,00%
0,00%
32,43%
7,89%
84,22%
45,95%
42,11%

C.   Prosentase Siswa Terhadap Penerapan Model Interaktif

Untuk mengetahui prosepsi siswa terhadap penerapan Model Interaktif pada pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan, guru mengadakan pemberian angket terhadap 12 orang siswa, 2 orang dari kelompok tinggi atau 16,67 %, 8 orng dari kelompok sedang atau 66,66%, dan 2 orang dari kelompok rendah atau 16,67%.
Dari hasil pengisian angket tentang pelaksanaan penerapan Model Interaktif terhadap 12 orang siswa, semuanya (100%) mengatakan senang, percaya diri, bergairah dan bermanfaat bagi dirinya, dengan perincian yang setuju dengan keempat indikator tersebut mempunyai jumlah skor 324 dibandingkan dengan netral yang mempunyai nilai skor 0. 



BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A.   Kesimpulan

1.    Pembelajaran IPS sebelum Model Interaktif dilaksanakan masih bersifat statis dan monoton, dalam arti tidak ada variasi dalam penyampaian materi pelajaran yang berimplikasi terhadap menurutnya minat dan perhatian siswa pada pembelajaran tersebut.
2.    Penerapan. Model Interaktif dapat meningkatakan prestasi belajar siswa.    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil nilai dari tiap-tiap siklus. Khususnya pada siklus terakhir tampak sekali ada perubahan dalam prestasi belajar tersebut.
3.    Penerapan Model Interaktif pada pembelajaran IPS mendapatkan kesan baik dari siswa, hal ini terlhat dan terungkap dari adanya rasa percaya diri siswa serta keberanian siswa pada mengungkapkan pertanyaan. Keberanian bertanya bukan hanya dari siswa yang termasuk kelompok tinggi saja tetapi siswa    SDN   _____ Kecamatan   ____ Kabupaten   ____  Tahun Pelajaran  ___ / ____ yang termasuk kelompok rendahpun ada keberanian untuk bertanya jawab baik terhadap guru maupun temannya. Hal ini dapat dilihat pada tabel pengamatan tiap-tiap siklus.

B.   Saran-Saran

Dalam hal ini merujuk dalam  tema PTK yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar” penulis sarankan pada :

1.    Kepala Sekolah
Kepala sekolah  agar selalu memotoifasi para guru untuk selalu memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan, dan memberikan kesempatan belajar kepada para guru untuk lebih meningkatkan kualitas melalui pendidikan.

2.    Guru
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya bisa merancang model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan aktivitas siswa. Model pembelajaran interaktif merupak salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa pada setiap proses pembelajaran. Selainitu guru harus banyak membaca buku pengetahuan dengan menelaah dan memahaminya sehingga khasanah keilmuannya dapat diimplementasikan kepada siswa.





3.    Para Pembaca
Model pembelajaran interaktif tidaka hanya diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengrathuan Sosial saja tetapi boleh dikembangkan pada mata pelajaran lainya. Kepada para pembaca agar selalu memberikan kritik dan saran serta solusi demi perbaikan  PTK ini.



DAFTAR PUSTAKA



Daryanto,S,S, ( 2001) Kmus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya. Apollo
Djamarah, dkk ( 2002) Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta.
____________(2001) Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka
                    Cipta.
Ischak,SU, dkk ( 2000) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD, Jakarta : Depdikbud.
Kaeli H, dkk (2002) Model-model Pembelajaran, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi 2 : Bina Media Informasi.
Kasbolah ( 20001) Penelitian Tindakan Kelas, Dirjen Dikti Proyek PGSD, Depdikbud
Moejiono, dkk ( 2000) Strategi Belajar Mengajar, Proyek Pembinaan Tenaga Kepedidikan, Dirjen Dikti : Depdikbud.
Mulyasa, (2002) Pembianaan dan Pengembangan Pendidikan di SD, CV. Gegar Sunten Bandung.
Martoko, (2003) Pengguanan Metode Permainan Pada Pembelajaran Matematika  di SD, Skripsi Sarjana Pendidikan PGSD.
Slamet,(1995) Belajar dan Faktornya Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta
Soehartono, ( 2003) Metode Penilaian Sosial. Bandung : PT Remaja  Rosda Karya.
Sumaatmadja, ( 2001) Metodolaogi Pengajaran IPS . Bandung : Alumni.
Suryo Suboro  (2001) Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT. Renoka Cipta.
Usman. U.M. (1990) Menjadi Guru Profesional. Bandung :PT. Remaja Rosda Karya
Wijaya dan Rusyan. (1994) Kemampuan Dasar guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Winatapura, dkk (1994 / 1995) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta ; Depdikbud.
Winatapura, dkk (2002) Materi dan Pembelajaran IPS SD. PGSD
Yusuf, S,L,N (1992) Piskologis Kependidikan, Bandung : CV. Andira
 Depdiknas (2001 ) Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdikbud
 _________ (2000) Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di SD, Dirjen Dikdasmen Depdiknas
_________ (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Balitbang

_________ (2003) Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta ; BP. Pasca Usaha 
loading...

0 Response to "KUMPULAN CONTOH PTK PENDIDIKAN LENGKAP 2014 "

Post a Comment