Kisah guru Badrun asal Bima, Nusa Tengga Barat yang mengembalikan amplop berisi slip gaji beserta isi milik Iptu Sugeng Riyanto menjadi viral di media sosial.
Pasalnya, amplop beserta isinya itu utuh, tak pernah dibuka oleh sang guru meski 11 tahun di bawanya.
Selama 11 tahun guru Badrun selalu mencari cara untuk bisa mengembalikan amplop yang ditemukan di sebuah masijd di wilayah Polowijen, Blimbing, Kota Malang itu. Sampai akhirnya, Kamis (10/8/2017), Guru Badrun berhasil menemui Iptu Sugeng, sang pemilik amplop itu di Mapolres Malang Kota.
“Saya terharu bahkan hampir menangis mengetahui slip gaji saya masih utuh, bahkan ditambah isinya,"ujar Iptu Sugeng saat ditemui di rumahnya, di Pondok Mutiara Asri, Dusun Krajan, Desa Pandanlansung, Wagir, Kabupaten Malang, Selasa (15/8/2017).
Kepada Badrun Sugeng mengaku sudah ikhlas dan berniat menyerahkan kembali uang tersebut kepada Badrun.
"Namun, beliau menolak dengan halus dan akhirnya terjadi kesepakatan. Saya belikan saja Kambing pada saat Idhul Qurban nanti dari uang tersebut, agar kami bisa berbagi pahala dan menyerahkan urusan ini kepada Allah SWT,” paparnya.
Sugeng juga tidak sungkan mengatakan kalau dirinya belajar banyak dari Badrun. Menurutnya, Badrun adalah sosok yang memiliki integritas. Hal itu perlu ia contoh sebagai anggota Polri.
“Saya harus mencontoh Integritas pak Badrun. Kalau pak Badrun tidak punya integritas, pasti gaji saya tidak akan kembali,” lelaki dua anak itu.
Baginya, sebagai seorang polisi yang kerap berhadapan dengan hukum, harus punya prinsip memegang amanah dan integritas agar tugas yang ia emban berjalan baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Diberitakan sebelumnya, Sugeng kehilangan gaji pada Oktober 2006 lalu, kondisinya saat itu sedang sulit.
“Waktu itu saya sedang sulit karena memang harapannya hanya dari gaji saja,” jelasnya.
Diceritakan lebih rinci, Sugeng yang saat itu berpangkat Brigadir dan bertugas di Reskoba berangkat ke kantor untuk mengambil gaji saya.
Selepas mengambil gaji yang nilainya Rp 2.077.500,ia melaksanakan tugas rutin.
Ketika ashar tiba, ia melintas di kawasan Polowijen, Blimbing, Kota Malang. Di situ Sugeng menyempatkan salat di sebuah masjid.
Slip gaji, sepanjang yang dia ingat, disimpan di saku kanan depan bersama dengan ponsel.
Saat akan salat, Sugeng mengeluarkan ponsel dan menaruh di depannya.
Setelah selesai salat, Sugeng melanjutkan pulang. Tiba di rumah, ia baru menyadari kalau slip gajinya hilang.
Dalam kondisi kebingungan, Sugeng mencoba kembali lagi ke masjid dan menanyakan kepada takmir apakah ada yang menemukan slip gajinya atau tidak.
Baca: Kisah Guru Badrun dan Polisi Sugeng -11 Tahun Amplop Gaji Tak Dijamah hingga Kembali ke Pemiliknya
Namun para takmir menjawab tidak tahu tentang barang yang dicari Sugeng.
Merasa sudah berupaya menemukan slip gajinya yang hilang, Sugeng akhirnya kembali ke rumah dan menceritakan kejadian itu kepada istrinya.
“Istri saya menangis mengetahui slip gaji saya hilang,” kenangnya.
Sugeng juga merasakan perih yang mendalam akibat peristiwa itu. Bahkan dia mengaku sempat stress pasalnya ia merasa kalau gaji itu adalah haknya.
“Saya bahkan sempat protes kepada Tuhan dan meminta agar dikembalikan. Doa itu terus saya panjatkan ketika salah tahajud,” tuturnya.
Uang itu rencananya akan digunakan untuk merenovasi rumah dan membayar tukang.
Namun karena Sugeng tidak membawa uang saat pulang, ia pun harus berterus terang kepada tukangnya kalau dirinya belum bisa membayar karena baru saja dilanda musibah.
Butuh waktu tiga bulan bagi Sugeng untuk kemudian instropeksi diri dan mengikhlaskan apa yang telah hilang dari dirinya.
Ia membangun pemikirian yang positif dengan mengatakan kalau uang itu mungkin saja bukanlah haknya dan sangat diperlukan oleh orang lain.
Lambat laun, Sugeng betul-betul sudah melupakan apa yang ia alami itu.
Seiring berjalannya waktu, pada 2013 ia lolos seleksi perwira dan lulus dengan baik.
Baginya itu sebuah kecukupan yang diberikan oleh Tuhan.
Badrun Tak Pernah Membuka Isi Amplop
Di bagian lain, Badrun, Guru SMKN 3 Kota Bima mengaku menemukan amplop itu saat kuliah di STT Stikma Internasional Malang angkatan 2000.
"Saat 2006 itu saya sudah lulus dan mau kembali ke kampung halaman di Bima. Saat mau berangkat ke terminal pukul 17.00 WIB, saya sempatkan sholat asar meskipun agak terlambat. Saat saya akan meninggalkan masjid itulah saat saya menemukan sebuah amplop yang tertulis sejumlah nominal uang," ceritanya ketika dihubungi, Selasa (15/8/2017).
Guru Kejuruan Multimedia itu mengaku kebingungan karena saat itu hanya tinggal dirinya sendiri di dalam masjid.
Ia sempat menanyai beberapa orang di sekitar masjid tentang nama yang tertera di amplop gaji tersebut.
"Namanya jelas ada Brigadir Sugeng Iryanto. Tapi ketika saya tanyakan ke sana ke mari, tidak ada yang mengenal seseorang dengan nama itu," lanjutnya.
Badrun yang semakin bingung, kemudian memutuskan untuk membawa amplop itu pulang ke Bima karena ia juga harus segera mengejar bis di terminal.
"Ketika sudah di Bima, setiap hari saya berpikir bagaimana caranya untuk bisa kembali ke Malang dan mengembalikannya pada pemilik amplop. Saya yakin saja akan kembali ke Malang dan akan bertemu dengan pemiliknya," kata dia.
Ia berkali-kali mencari di internet namun tidak juga ketemu. Badrun yang saat itu belum familiar dengan Facebook juga terpaksa berselancar di dalamnya untuk menemukan Sugeng.
Baca: Mengharukan, Guru ini Tunggu 11 Tahun Untuk Kembalikan Uang Milik Polisi yang Dia Temukan di Masjid
"Cara terakhir, saya berpikir untuk ikut pelatihan di Malang, di VEDC. Dengan begitu saya akan kembali ke Malang dan ada momen untuk mencari orangnya secara langsung," ungkapnya.
Setelah 11 tahun, pada awal Agustus 2017 akhirnya Badrun kembali ke Malang untuk pelatihan keahlian ganda di VEDC.
Ia pun langsung mencari waktu luang untuk menemukan pemilik amplop gaji tersebut.
"Saya cari di masjid itu lagi, saya juga cari di warung dekat situ tempat saya biasa makan, hingga saya cari di rumah kos saya dulu. Ibu kos pun mengarahkan saya pada seorang polisi yang merupakan tetangganya, yang mungkin bisa membantu," ucapnya.
Sayangnya, polisi bernama Hadi itu bertugas di Polres Batu.
Namun anaknya yang juga polisi, bertugas di Polres Malang Kota. Hadi dan anaknya pun berjanji membantu Badrun.
"Esok harinya, jam 21.00 saya mendapat telepon dari Pak Hadi yang mengatakan bahwa ia menemukan Sugeng Iryanto yang saya cari. Beliau juga meminta saya segera ke rumahnya karena Pak Sugeng tidak bisa ditemui besok. Ya sudah saya langsung terburu-buru ke rumah Pak Hadi," katanya.
Saat itu akhirnya Badrun mengembalikan amplop gaji milik Sugeng dan mengaku merasa sangat lega.
"Setiap hari saya kepikiran, orang yang gajinya hilang ini pasti sangat membutuhkan uangnya. Apalagi pasti dia punya keluarga, punya anak yang membutuhkan uang itu. Setiap hari saya kepikiran," ungkapnya.
Badrun mengaku tidak pernah berpikir untuk menggunakan uang dalam amplop itu untuk kebutuhannya.
"Amplop itu tidak pernah saya apa-apakan, selalu saya simpan di dalam lemari. Istri saya juga tidak pernah bertanya. Pokoknya saya bertekad harus bisa mengembalikan uang itu," tuturnya.
Ia juga menolak ketika Sugeng akan memberikan uang itu padanya.
"Buat apa saya simpan dan cari pemiliknya sampai 11 tahun lamanya jika uang itu malah buat saya," ujarnya lalu tertawa pelan.
loading...
0 Response to "Guru Badrun Tolak Menerima Isi Amplop, yang Dilakukan Polisi Sugeng Sungguh Mulia"
Post a Comment